Sel darah putih yang sedianya merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksi dan berperan dalam penyembuhan luka menjadi rusak fungsinya atau menjadi tidak berfungsi karena berubah menjadi kanker. Kanker sel darah putih yang dikenal dengan ‘Leukemia’ ini merupakan suatu kondisi keganasan yang prosesnya dimulai sejak pembentukan sel-sel darah di dalam sumsum tulang. Leukemia dibagi menjadi yang sering dengan yang jarang terjadi. Yang sering terjadi adalah acute lymphocytic leukemia (ALL), chronic lymphocytic leukemia (CLL), acute myelogenous leukemia (AML), dan chronic myelogenous leukemia (CML). Sementara yang jarang terjadi adalah hairy cell leukemia dan human T-cell leukemia. Karena kemajuan teknologi kedokteran, angka harapan hidup leukemia meningkat dari 14% pada tahun di 1960 menjadi 55% di tahun 2014 ini.
Fakta Tentang Leukemia
- Leukemia dapat terjadi pada semua umur, tapi merupakan kanker tersering pada anak-anak.
- 85% dari kasus leukemia pada anak-anak merupakan tipe akut dan ALL memegang persentase sebesar 65% dari seluruh kejadian leukemia pada anak.
- AML merupakan leukemia yang paling sering terjadi pada dewasa.
- CLL paling sering terjadi pada dewasa di atas 40 tahun dan kejadiannya dua kali lipat dari pada CML.
- Tahun 2014 diperkirakan diderita oleh 53.000 orang di AS.
- Leukemia lebih sering terjadi pada orang Eropa dibandingkan dengan daerah lain di dunia.
Dalam pembentukan darah, calon sel darah terbagi menjadi 2 grup. Yang pertama adalah myeloid yang akan membentuk sel darah merah, platelet dan bagian sel darah putih yaitu granulosit dan monosit. Grup yang kedua adalah lymphoid yang akan membentuk bagian lain dari sel darah putih yaitu limfosit. Jika leukemia terjadi pada group yang pertama maka dinamakan sebagai myelocytic, myelogenous, myeloblastic atau nonlymphocytic leukemia. Sementara jika terjadi pada grup yang kedua maka dinamakan lymphocytic, lymphoblastic atau lymphoneous leukemia. Kedua jenis leukemia di atas bisa bersifat leukemia akut atau pun kronis.
Akut artinya terjadi secara cepat. Pada leukemia myelositic akut, sel-sel abnormal tumbuh cepat dan tidak menjadi sel dewasa yang cendrung akan mati secara cepat juga. Sementara pada leukemia limfositik akut, pertumbuhan cepat tidak diiringi dengan kematian yang cepat sehingga sel cendrung terakumulasi dan bertumpuk di dalam peredaran darah dan organ. Pada kasus akut, fungsi sel darah putih hampir hilang sama sekali dan mortalitas penderitanya bisa terjadi dalam hitungan minggu atau paling lambat dalam hitungan bulan bila tidak dilakukan penanganan.
Kronis artinya terjadi secara lambat dan sel mencapai kematangan tapi tidak sempurna, sehingga fungsi sel darah putih masih ada hanya sangat terganggu. Bila cepat terdiagnosis dan cepat ditangani, penderita dapat bertahan hidup lama, bahkan tahunan.
Dari semua jenis leukemia, hanya jenis kronis yang diberikan staging atau fase. CML dibagi menjadi 3 tahap yaitu fase kronis, fase akselerasi, dan fase krisis (blast crisis). Sementara CLL dibagi menjadi fase satu dan dua, berdasarkan jumlah dari bagian tubuh atau organ yang terpengaruh dari kejadian leukemia.
Penyebab dan Faktor Resiko Leukemia
Penyebab pasti dari leukemia masih belum diketahui, tapi faktor resikonya sudah dapat teridentifikasi seperti:
- asap rokok,
- zat karsinogenik terutama formalin,
- radiasi terutama sinar X,
- pernah menjalani kemoterapi,
- terinfeksi virus HTLV-1 (Human T-cell Leukemia Virus 1) yang menyebabkan human t-cell leukemia,
- down syndrome, dan
- memiliki keluarga sedarah yang juga menderita leukemia.
Gejala Leukemia
Pada leukemia akut, gejala muncul dengan cepat dan biasanya terdiagnosis setelah menjadi sakit. Sementara pada leukemia kronis, gejala muncul secara bertahap, bahkan 20% penderitanya tidak menimbulkan gejala sama sekali. Gejala timbul karena menurunnya fungsi sel darah putih atau karena terjadi penumpukan sel kanker pada organ tubuh yang bisa terjadi di testis, otak, kelenjar getah bening, liver, limpa, ginjal, paru-paru, mata, kulit, dll.
Gejala yang terjadi karena menurunnya fungsi sel darah putih adalah;
- demam yang tidak bisa dijelaskan sebabnya,
- sangat sering terjadi infeksi,
- berkeringat pada malam hari,
- sering merasa sangat lelah,
- berat badan turun,
- mudah untuk terjadi perdarahan atau biru-biru pada kulit seperti terpentok.
Sementara gejala karena penumpukan sel kanker leukemia bisa terjadi;
- sakit kepala,
- bingung,
- gangguan keseimbangan,
- kejang,
- pandangan kabur,
- nyeri pada leher,
- nyeri pada ketiak,
- nyeri pada selangkangan,
- nafas pendek,
- mual muntah,
- nyeri perut, dan
- nyeri persendian.
Karena penegakan diagnosis secara dini sangat penting dalam menangani leukemia, maka dari semua keluhan yang banyak tersebut, cobalah untuk mencari pertolongan medis bila gejala dirasakan sering, tidak kunjung hilang, atau tidak berkurang saat menggunakan obat-obatan bebas yang dijual di apotek.
Penegakan Diagnosis Leukemia
Karena gejala leukemia tidak spesifik dan penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, maka penegakan diagnosis leukemia harus dilakukan dengan pemeriksaan morfologi dari sel-sel darah. Yang paling pasti adalah pemeriksaan biopsi sumsum tulang karena dapat terlihat langsung sel-sel kankernya. Tapi dapat juga dilakukan pemeriksaan yang dapat mengarah kepada leukemia yaitu pemeriksaan darah yang bisa memberikan hasil:
- Jumlah leukosit seringnya menjadi sangat tinggi, atau bisa juga sangat rendah. Tapi untuk kasus ALL yang terjadi pada anak jumlah leukosit bisa didapati normal.
- Jumlah platelets dan sel darah merah pada semua kasus leukemia biasanya didapati rendah.
Penanganan Leukemia
Dilakukan Sendiri
Karena penanganan leukemia adalah mengatasi keluhan dan memerangi kankernya, maka relatif tidak banyak yang dapat dilakukan sendiri selain harus rajin untuk kontrol ke dokter agar mendapatkan obat-obatan yang aman untuk mengatasi keluhan yang ada dan menjalani program ‘perang’ melawan kankernya.
Dilakukan Dokter
Selain memberikan pengobatan yang dapat menghilangkan atau minimal mengurangi keluhan-keluhan penderita. Dokter akan menjalankan program radiasi dan/atau kemoterapi untuk membunuh sel-sel leukemia dengan penjelasan sbb.:
- Biasanya diberikan kemoterapi kombinasi antara 2 sampai 6 siklus.
- Bisa diberikan secara intravena atau peroral.
- Banyak pasien leukemia dipasangkan CVC (Central Venous Catheter) untuk memudahkan pemberian kemoterapi.
- Bagi yang beresiko sel leukemia masuk ke otak melalui cairan spinal, obat kemoterapi bisa langsung diberikan melalui cairan spinal.
Pengobatan Baru Leukemia
Karena banyaknya efek samping dari kemoterapi, penelitian terus dikembangkan untuk menciptakan terapi mengatasi leukemia, sbb.:
- Yang dianggap berhasil adalah obat yang dinamai Imatinib yang biasa digunakan untuk mengatasi CML. Obat ini dapat membunuh sel kanker tapi tidak merusak sel-sel sehat di dalam tubuh penderita.
- Cara berikutnya disebut sebagai biological drug therapy yang meniru sistem pertahanan tubuh dengan memancing tubuh untuk mengaktifkan Natural Killer Cells (NK) Cells sehingga meningkatkan kemampuannya melawan kanker.
- Transplantasi stem sel. Biasanya didahului oleh kemoterapi dengan dosis sangat tinggi. Saat sel-sel di sumsum tulang hancur semua, maka segera dilakukan transplantasi stem cell dari donor. Caranya melalui intravena yang kemudian akan bermigrasi dan tubuh di dalam sumsum tulang. Keseluruhan proses ini memakan waktu sekitar 2-3 minggu.
Prognosis Leukemia
- Pada kasus leukemia akut ada yang berespon sangat baik terhadap terapi dan dikatakan sembuh, tapi banyak juga yang tidak berespon baik terhadap terapi.
- Leukemia kronis biasanya tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dikontrol untuk waktu yang lama. Tapi bila terjadi remisi, biasanya respon terapi tidak sebaik sebelumnya.
Pencegahan Leukemia
Cara paling bijaksananya adalah dengan menghindari segala faktor resiko yang dapat dihindari seperti yang telah disebutkan di atas.
IKM 2014-12