Diabetes melitus yang disingkat diabetes atau kencing manis, adalah kondisi terjadinya peningkatan kadar gula di dalam darah yang berada di atas normal. Tubuh penderita diabetes tidak mampu lagi mengatur kadar gula di dalam tubuh secara efektif. Merupakan mitos yang banyak dipercaya orang bahwa diabetes hanya dapat terjadi pada orang gemuk atau obesitas. Memang tidak sepenuhnya salah karena berat badan berlebih adalah salah satu faktor yang meningkatkan resiko seseorang untuk terkena diabetes, tapi sangat mungkin juga terjadi pada orang yang kurus. Orang dengan segala ukuran dan berat badan dapat menderita diabetes, karena diabetes disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor resiko.
- Hanya 87,5% dewasa pendertia diabetes tipe II adalah orang yang awalnya dengan berat badan berlebih dan obesitas.
- Sehingga diabetes tipe II tetap bisa terjadi 12,5% pada orang kurus atau berat badan yang normal.
- Orang kurus bisa tetap kena diabetes karena faktor genetik, jumlah visceral fat yang tinggi, kolesterol tinggi, terjadi karena kehamilan, dan gaya hidup malas bergerak.
- Penderita diabetes yang pada awal penyakitnya berberat badan berlebih atau obesitas, dapat menjadi kurus dalam waktu singkat, bila sudah terjadi pemecahan lemak untuk energi dalam jumlah besar di tubuhnya.
Mari kita lihat berat badan dan yang menjadikannya sebagai faktor resiko pada penyakit diabetes.
- Diabetes Tipe I. Diabetes tipe I dibawa sejak lahir yang merupakan penyakit autoimun di mana tubuhnya sendiri menyerang sel-sel beta di pankreas yang memproduksi insulin, menyebabkan pankreas tidak bisa memproduksi-nya. Faktor resiko untuk diabetes tipe I adalah faktor genetik yang diturunkan di dalam keluarga, sehingga pada diabetes tipe I berat badan bukan merupakan faktor resikonya. Sebagian besar orang dengan diabetes tipe I memiliki BMI (body mass index atau indeks masa tubuh) dalam rentang yang normal.
- Diabetes Tipe II. Diabetes tipe II tidak dibawa sejak lahir dan bisa didapatkan sejak mulai anak, remaja, dewasa muda atau usia tua. Pada tipe ini bisanya terjadi resistensi insulin di dalam tubuh, sehingga pankreas pada awalnya dalam keadaan normal. Tapi karena ia bekerja keras memproduksi insulin lebih banyak untuk mengatasi resistensi tersebut, membuat pankreas pada akhirnya akan rusak juga. Berat badan merupakan faktor resiko untuk diabetes tipe II ini. Tapi berat badan bukan satu-satunya faktor, karena sekitar 12,5% terjadi pada orang dengan BMI normal.
Faktor Resiko Diabetes Selain Berat Badan
Diabetes tidak terjadi karena satu faktor resiko saja, tapi kombinasi dari beberapa faktor resikolah yang membuat kemungkinan seseorang bisa terkena diabetes dalam hidupnya. Berikut adalah faktor resiko selain berat badan, yang membuat orang kurus juga bisa terkena diabetes.
- Genetic. Faktor genetik merupakan faktor resiko dari diabetes tipe II. Bahkan menjadi salah satu faktor resiko utama. Bila satu orang tua memiliki diabetes, kemungkinan anaknya kena sebesar 40%, dan meningkat menjadi 70% bila kedua orang tua merupakan penderita diabetes.
- Distribusi lemak tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa penderita diabetes tipe II berberat badan normal, memiliki visceral fat lebih banyak dibandingkan orang sehat. Visceral fat adalah lemak yang mengelilingi organ-organ pencernaan di perut. Visceral fat mencetus tubuh melepas hormon untuk memetabolisme lemak yang berefek pada glukosa. Hal ini akan menyebabkan profil metabolik orang dengan berat badan normal bisa seperti profil metabolik orang obesitas. Hal ini bisa diketahui dengan mengukur rasio perbandingan antara lingkar panggul dan lingkar pinggang. Bila lingkar panggul dibagi lingkar pinggang memiliki rasio 0,8 atau lebih, berarti memiliki visceral fat yang berlebih; dan meningkatkan resiko terkena diabetes tipe II.
- Kolesterol darah yang tinggi. Tingginya kolesterol dalam darah bisa terjadi pada siapa saja, termasuk orang kurus. Masalah kolesterol tinggi ini juga bisa disebabkan karena faktor genetik. Satu penelitian pernah melaporkan bahwa hampir seperempat orang di AS yang tidak miliki berat badan berlebih, memiliki faktor resiko metabolik yang tidak normal, di mana termasuk di dalamnya kolesterol tinggi.
- Gestational diabetes. Adalah diabetes yang terjadi karena kehamilan yang sebelum hamil tidak memiliki diabetes. Seringnya hal ini tidak diketahui sampai dilakukan pemeriksaan darah. Gestational diabetes terjadi pada 2-10% dari seluruh kehamilan. Walaupun sebagian besar akan hilang setelah melahirkan, tetapi ibu yang bersangkutan tetap akan beresiko 10 kali lipat dibandingkan wanita lain untuk menderita diabetes tipe II dalam 10 tahun setelah melahirkan. Statistiknya, separuh dari penderita gestational diabetes akan akhirnya menderita diabetes tipe II.
- Gaya hidup malas bergerak fisik. Atau yang dikenal dengan sedentary lifestyle. Karena aktif bergerak secara fisik sangat vital bagi kesehatan. Orang yang malas bergerak walaupun berat badannya tidak gemuk memiliki resiko hampir 2 kali lipatnya untuk menderita diabetes tipe II.
- Pola makan yang buruk. Pola makan buruk juga tidak terjadi pada orang yang memiliki berat badan berlebih saja. Orang kurus pun bisa memiliki pola makan yang membuat mereka juga beresiko terkena diabetes. Berdasarkan laporan satu penelitian, diet tinggi gula meningkatkan resiko terkena diabetes, bahkan ketika berat badan normal, berolahraga, cukup beristirahat dan stres yang terkontrol. Gula (glukosa) banyak tersembunyi dalam makanan dan terutama minuman kita, seperti cemilan, gorengan dan kueh-kuehan. Apa lagi yang benar berasa manis seperti teh manis, minuman bersoda dan minuman kekinian lainnya.
- Minuman manis. Spesifik minuman manis atau minuman mengandung glukosa tinggi, walaupun rasanya tidak begitu manis sudah diketahui dapat mencetus diabetes. Hal ini disebabkan oleh banyaknya glukosa tersembunyi di dalam minuman yang berasa. Bahkan dapat sampai mencetus LADA (latent autoimmune diabetes of adults) atau bila diterjemahkan bebas menjadi “diabetes pada orang dewasa yang disebabkan oleh reaksi autoimun”. LADA adalah bentuk diabetes tipe I, namun baru terjadi pada usia di atas 18 tahun. Tidak seperti diabetes tipe I yang biasa, perkembangan LADA terjadi secara perlahan dipengaruhi oleh gaya hidup. Mereka yang sering mengkonsumsi minuman manis meningkat resikonya 20% untuk terkena diabetes tipe II dan 99% untuk terkena LADA.
- Merokok. Orang yang tidak gemuk namun seorang perokok baik aktif maupun pasif, beresiko terkena banyak sekali penyakit dan masalah kesehatan. Salah satunya yang tersering adalah diabetes. Satu penelitian melaporkan, merokok 20 atau lebih batang rokok dalam sehari, meningkatkan dua kali resikonya untuk terkena diabetes.
Ketidakmampuan tubuh merubah glukosa menjadi energi di dalam tubuh seorang penderita diabetes, baik itu disebabkan oleh tidak cukupnya produksi insulin oleh pankreas maupun karena terjadi resistensi insulin di dalam sel-sel tubuh; dapat mencetus masalah yang sama, baik pada orang gemuk atau pun orang kurus. Masalah ini sebenarnya bisa ditangani dan dicegah atau setidaknya ditunda kemunculannya; hanya bila diagnosis diabetes dapat ditegakkan secara dini. Tapi bila tidak ditangani diabetes bisa menjadi gerbong berbagai penyakit metabolisme seperti darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, stroke, luka yang sulit sembuh, serta kerusakan ginjal dan syaraf. Silakan baca dalam artikel lain mengenai penyakit-penyakit ini.
Bila terus berlanjut dan karena aktivitas merubah gula menjadi energi berkurang, sementara tubuh tetap membutuhkan energi, maka hormon alternatif digunakan oleh tubuh untuk merubah lemak menjadi energi. Hasil perubahan lemak menjadi energi dalam jumlah yang besar akan menyisakan zat kimia berbahaya di dalam tubuh dalam bentuk asam dan ketone bodies, yang dapat mencetus kondisi berbahaya diabetic ketoacidosis. Penderita akan mengeluhkan rasa haus yang berlebihan, sering sekali kencing, nafas berbau keton (berbau manis), dan rasa lemah. Ketoacidosis ini bila dibiarkan bisa sampai mengancam jiwa penderitanya. Pemecahan lemak untuk energi ini akan membuat seorang penderita diabetes yang awalnya obesitas atau berberat badan normal, akan menjadi kurus dengan penurunan berat badan yang extreme.
Mitos-Mitos Tentang Diabetes
Banyak mitos tentang diabetes yang beredar di masyarakat Indonesia yang kadang kurang tepat atau malah sangat salah.
- Diabetes hanya bisa terjadi pada orang gemuk. Atau gemuk identik dengan penyakit diabetes. Dari uraian di atas jelas bahwa 12,5% dari kasus diabetes terjadi pada orang berberat badan normal atau bahkan kurus. Dan tidak semua orang gemuk beresiko untuk terkena diabetes, karena diabetes terjadi akibat kondisi dari beberapa faktor resiko.
- Makanan manis pencetus diabetes. Ada benarnya, tapi juga kurang tepat. Karena bukan hanya yang berasa manis saja yang mengandung glukosa. Banyak glukosa tersembunyi di dalam makanan dan yang sering terlupakan di dalam minuman yang kita konsumsi. Lalu bukan gula atau glukosa-nya yang meningkatkan resiko, tapi bila glukosa dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
- Diabetes bisa merupakan diabetes basah atau kering. Istilah ini muncul karena sebagian penderita diabetes juga menderita gangren atau ulkus pada kakinya; yaitu luka yang sulit sekali untuk sembuh, bahkan sampai ada yang harus diamputasi karena sudah terjadi kematian jaringan. Mereka oleh masyarakat dikatakan sebagai penderita diabetes basah. Padahal semua penderita diabetes bisa mengalami hal yang sama bila terjadi luka yang terlambat untuk diobati.
- Anak dari penderita diabetes pasti akan menderita juga. Walaupun faktor resiko genetik merupakan faktor resiko besar bagi seseorang untuk terkena diabetes, tapi juga tidak sepenuhnya tepat. Karena bila si anak tersebut menyadari akan faktor resiko yang dimilikinya lalu ia sangat menjaga gaya hidupnya, bukan tidak mungkin ia akan selamat dari vonis terkena diabetes.
Mengurangi Resiko Terkena Diabetes
Yang paling penting adalah mencegahnya. Tidak semua faktor resiko dapat dicegah, seperti faktor resiko genetik. Tapi banyak faktor resiko lainnya dari diabetes yang dapat dicegah. Berikut adalah tips untuk mengurangi resiko terkena diabetes tersebut:
- Walaupun Anda kurus, jangan malas bergerak. Karena kurang bergerak secara fisik merupakan faktor resiko dominan untuk terkena diabetes. Bukan hanya olahraga, aktivitas fisik harus rutin dilakukan setiap hari, seperti berjalan kaki, naik-turun tangga dll.
- Jangan mentang-mentang kurus jadi tidak menjaga jumlah dan jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi. Diet sehat dan tidak berlebihan harus dilakukan oleh semua orang, walaupun dalam keadaan sehat, agar terhindar dari resiko terkena penyakit. Ingat, glukosa bukan hanya terdapat pada yang berasa manis. Jangan memantang suatu jenis makanan tertentu, tapi jagalah total asupan kalori harian agar tepat dengan mengerti apa yang dikonsumsi.
- Kurangi lemak di perut, karena tingginya visceral fat yaitu lemak yang terdapat di sekitar organ-organ di dalam perut juga menjadi faktor resiko seorang terkena diabetes, walaupun BMI-nya masih dalam rentang yang normal. Mengurangi lemak di perut caranya dengan menjaga agar asupan kalori harian tidak berlebih dan dengan berolahraga.
- Jadikan air putih/air mineral menjadi sumber utama minuman Anda. Sebisa mungkin hindari minuman yang berasa, karena hampir seluruh minuman yang berasa mengandung kalori yang sangat tinggi. Minum air mineral secara rutin juga terbukti dapat mengontrol kenaikan gula darah dan mengurangi resistensi insulin di dalam tubuh pada orang yang sudah menderita diabetes.
- Hindari minuman beralkohol karena konsumsi alkohol bisa meningkatkan resiko terkena diabetes sampai 30%.
- Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain, karena asap rokok sangat merusak sel-sel di tubuh dan menurunkan resistensi insulin. Apa lagi bila sudah terjadi diabetes, maka kerusakan pembuluh darah bisa lebih cepat terjadi bila dikombinasikan dengan menghirup asap rokok.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan dan medical checkup secara rutin, agar bila memang gula darah meningkat, dapat ditangani oleh dokter sebelum menjadi diabetes dan sebelum mencetus berbagai komplikasi penyakit lainnya.
©IKM 2020-11