Penyakit kencing manis atau diabetes mellitus yang biasa disingkat dengan diabetes ini merupakan penyakit bawaan yang sebagian besar dilatarbelakangi oleh gaya hidup yang tidak sehat. Memang faktor genetik mempengaruhi kecendrungan seorang menjadi lebih mudah untuk terkena, tapi faktor utama tetap terletak pada bagaimana ia menjalani hidupnya. Tadinya, penyakit ini biasa terkena pada orang yang sudah berusia di atas 50 tahun, tapi selama 30 tahun terakhir, dunia kesehatan sudah menyaksikan munculnya pasien diabetes jenis baru. Yaitu pasien diabetes berusia muda bahkan berusia belasan tahun dengan gejala yang lebih berat dibandingkan era sebelumnya.
- Semakin muda seseorang terkena diabetes, maka semakin berat komplikasi dan perjalanan penyakitnya.
- Bila terkena di usia belasan, perjalanan penyakit bisa 4 kali lebih cepat dan komplikasi juga 4 kali lebih cepat terjadi.
- Di AS setiap tahunnya ditegakkan lebih dari 5000 diagnosis diabetes tipe II baru pada anak (usia di bawah 18 tahun).
- Secara keseluruhan kini di AS diestimasi sekitar 100 juta orang (atau kurang lebih sepertiga dari penduduk AS) memiliki diabetes atau pra diabetes.
- Pola penyakit di negara maju ini, pelan tapi pasti “ditiru” oleh populasi di perkotaan besar di Indonesia yang juga “meniru” gaya hidup tidak sehatnya.
Penyakit diabetes dibagi menjadi 2 jenis yaitu tipe I dan tipe II. Pada tipe I, sistem imunitas menyerang pankreas sehingga menurunkan kemampuannya memproduksi insulin; yang dibutuhkan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat dan gula. Tipe I ini merupakan bawaan sejak lahir. Sementara tipe II adalah yang baru muncul ketika dewasa, di mana pankreas masih bisa memproduksi insulin, tapi tubuh sudah resisten terhadap insulin (insulin resistant) sehingga metabolisme karbohidrat terganggu. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor di antaranya pola makan (diet), obesitas, dan faktor genetik. Akibatnya pankreas akan terus memproduksi insulin sampai ia menjadi aus dan rusak, sampai bisa berhenti memproduksi insulin sama sekali. Pada dewasa muda kerusakan sel Beta di pankreas yang memproduksi insulin, terjadi 4 kali lebih cepat dibandingkan pada dewasa yang lebih tua.
Terjadinya DM tipe II pada Dewasa Muda
Terjadinya DM (diabetes melitus) tipe II pada dewasa muda sudah diketahui paling sering disebabkan oleh obesitas yang dialami di masa anak-anak. Saat ini di AS terdapat 1 anak menderita obesitas dari setiap 5 anak, di mana angka ini meningkat 3 kali lipat dibandingkan tahun 1970-an. Tapi obesitas bukan faktor satu-satunya, karena sebelum tahun 1990 juga banyak anak yang obesitas, tapi tidak signifikan mereka menjadi terkena diabetes. Sehingga sekarang disimpulkan oleh para ahli bahwa diabetes pada dewasa muda dan anak-anak hanya bisa terjadi bila terdapat kombinasi dari kondisi faktor genetik, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat; yaitu diet tidak sehat, terpapar asap rokok, tidak berolahraga, kurang istirahat, dan stres tinggi. Semakin banyak kombinasinya, semakin cepat dan semakin berat diabetes yang dapat diderita.
Pemicu Diabetes pada Dewasa Muda
Pemicu diabetes pada dewasa muda agak unik, karena tidak saja disebabkan oleh genetik, diet, dan gaya hidup. Tapi juga karena beberapa faktor lain. Berikut uraiannya:
- Makanan. Salah satu faktor yang menjadi kondisi itu adalah diet yang tidak sehat. Sekarang sudah banyak para ahli yang setuju bahwa tingginya konsumsi makanan olahan, tinggi lemak, atau tinggi gula secara perlahan menghilangkan sensitifitas tubuh terhadap insulin, sehingga membuat kerja pankreas menjadi berat. Tingginya konsumsi jenis makanan ini berkontribusi terhadap resiko seseorang untuk terkena diabetes di usia muda.
- Obesitas. Obesitas secara keseluruhan dapat memicu diabetes karena obesitas menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Tapi ternyata obesitas dengan distribusi lemak berlebih di daerah perut (apple shape) lebih memiliki resiko tinggi untuk terkena diabetes. Obesitas pada pria juga lebih memicu diabetes dibandingkan pada wanita. Suatu kondisi yang diyakini terjadi pengaruh hormon.
- Polusi udara. Faktor yang juga tidak bisa dianggap remeh, adalah polusi udara. Hal ini sampai dipublikasikan di dalam Jurnal The Lancet yang melaporkan hubungan signifikan antara polusi udara dengan kenaikan kasus diabetes. Sumber terbesar dari polusi udara bukan berasal dari kendaraan bermotor atau asap pabrik, melainkan dari paparan asap rokok. Udara yang mengandung polutan termasuk kandungan asap rokok, dapat menurunkan sensitivitas sel di tubuh terhadap insulin.
- Hormon Pubertas. Banyak dari diagnosis baru diabetes pada anak ditegakkan saat mereka pada awal masa pubertas, karena tingginya kadar growth hormone juga dapat menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Tapi ini terjadi pada mereka yang memang memiliki kombinasi kondisi seperti yang dibahas di atas.
- Ketidakpedulian yang tinggi. Berbeda dengan penderita diabetes pada dewasa yang lebih tua, bila diabetes terjadi pada dewasa muda apa lagi anak remaja; mereka akan lebih tidak peduli terhadap penyakitnya. Hal ini akan menambah buruk kondisi karena mereka tidak merubah apa yang harus diperbaiki.
Para ahli sampai menyebutkan bahwa generasi awal abad 21 ini adalah generasi diabetes. Mereka yang saat ini merupakan seorang dewasa muda, bila sudah menderita diabetes diprediksi memiliki masa depan tidak baik karena sangat beresiko untuk menderita kegagalan ginjal, penyakit jantung, kerusakan syaraf, kerusakan mata sampai kebutaan, dan komplikasi berat lainnya. Mereka harus menjalani hidup dengan masa depan dengan menderita penyakit-penyakit tersebut. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit penyerta yang biasa terjadi dalam 4 tahun setelah seorang dewasa muda terdiagnosis menderita diabetes. Demikian pula dengan terdapatnya protein pada urin yang menjadi indikator gagal ginjal dan penyakit jantung, juga biasa terjadi dalam 4 tahun setelah diagnosis diabetes ditegakkan. Sedangkan kerusakan mata biasa terjadi dalam 5 tahun dari diagnosis.
Prevalensi Diabetes Pada Dewasa Muda
Walaupun prevalensi atau angka kejadian diabetes tipe II pada dewasa muda semakin tinggi, tapi juga sebenarnya sangat bisa untuk dicegah. Untuk mencegahnya harus dimengerti dulu angka-angkanya prevalensinya sbb.:
- 90 – 95% kejadian diabetes adalah diabetes tipe II atau yang didapat, dan sangat bisa untuk dicegah.
- 1 dari 3 dewasa muda saat ini ada dalam kondisi pra diabetes, di mana 90% dari mereka tidak menyadarinya.
- Lebih 1 sampai 2 dari setiap 10 dewasa muda berusia di atas 20 tahun kini menderita diabetes tipe II.
- Penderita diabetes, dua kali lebih mungkin untuk terkena depresi dibandingkan orang tanpa diabetes.
- 4.6 – 9.2% ibu hamil di AS kini terdiagnosis gestational diabetes atau diabetes karena kehamilan. Setelah melahirkan 10% dari ibu terdiagnosis diabetes. 35 – 65% ibu lainnya memiliki resiko untuk terkena diabetes dalam 10 – 20 tahun.
- Anak yang lahir dari ibu dengan gestational diabetes beresiko untuk lahir dengan berat badan besar yang tidak normal, lahir dengan cacat, atau lahir dengan kerusakan jaringan ditubuhnya.
- 1 dari 7 anak yang memiliki setidaknya satu orang tuanya menderita diabetes sebelum usia 50 tahun, berpotensi terkena diabetes juga. Bila orang tua menderita diabetes di atas 50 tahun resikonya menurun menjadi 1 dari 13 anak. Namun, bila kedua orang tuanya menderita diabetes pada usia berapapun, resiko anak meningkat menjadi 1 dari 2 atau 50%.
- Diabetes menyumbang penyebab kebutaan karena penyakit terbesar pada orang berusia 20-74 tahun.
- Kejadian gagal ginjal di seluruh dunia nomor juga banyak yang terjadi karena diabetes.
- Menurut WHO, kematian karena diabetes di seluruh dunia lebih dari 1,5 juta setiap tahunnya, dan diperkirakan akan menjadi 2 kali lipat pada tahun 2030.
- di mana 8 dari 10 kematian tersebut terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Ini terjadi karena lebih dari 50% kasus diabetes di negara berkembang (termasuk Indonesia) telat terdiagnosis.
- Penyumbang terbesar (50%) penyebab kematiannya adalah penyakit cardiovascular seperti serangan jantung dan stroke.
Hidup Dewasa Muda Bebas Diabetes
Dari uraian di atas, terutama untuk angka prevalensinya, jelas kita sangat bisa untuk melakukan tindakan pencegahan atau setidaknya menunda terjadinya komplikasi dan kematian. Tapi sebelum usaha tersebut dilakukan yang pertama harus dirubah dulu adalah mindset atau pola fikir para dewasa muda itu sendiri. Berita gaya hidup jelek mencetus diabetes sangat sering ditemukan, artikel dan tulisan mengenai hal ini pun sangat sering kita baca. Tapi tetap saja karena yang bersangkutan merasa sehat dan tidak ada keluhan apa-apa, membuat seseorang menjadi lengah menurunkan kewaspadaan, tetap menjalani kebiasaan buruk dalam hidupnya yang bisa membuat dirinya sangat beresiko terkena diabetes di usia muda.
Satu yang rutin harus dilakukan bila ingin mencegah diabetes pada usia muda adalah dengan melakukan medical general checkup, sesuai usia dan rekomendasi dari medis. Hal ini akan bukan hanya dapat mengetahui terjadinya kenaikan gula darah sejak dini, tapi juga untuk mengetahui tekanan darah, kadar lemak dalam darah (kolesterol dan trigliserida), fungsi ginjal, dan kerja jantung. Karena seseorang juga harus mengetahui semua faktor resiko dari penyakit metabolisme yang mungkin saja ada pada dirinya. Bila sudah harus mengkonsumsi obat-obatan untuk mencegah penyakit-penyakit metabolisme dan penyakit diabetes tersebut, maka obat harus rutin dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter, jangan dihentikan sendiri. Diabetes bisa dicegah bila sudah mengkonsumsi metformin sejak saat pra diabetes ditegakkan diagnosisnya.
Sementara hal yang tidak boleh lelah untuk mendisiplin-kannya adalah menjaga senantiasa menjalani gaya hidup yang sehat.
- Menjaga berat badan sehat. Berat badan sehat dapat dijaga dengan menjadi individu yang aktif secara fisik, melakukan olahraga rutin dan terukur, dan menjaga asupan makanan dan minuman tidak melebihi kebutuhan kalori harian.
- Menjaga asupan makanan dan minuman. Sumber kalori harian bukan hanya dari makanan, karena yang sering lupa justru yang bersumber dari minuman. Hindari konsumsi makanan apa lagi minuman yang manis, agar tidak terjadi kelebihan asupan kalori harian. Jangan memantang satu jenis kelompok makanan tertentu, karena kita membutuhkan semuanya. Yang harus dilakukan adalah membatasi jumlahnya agar tidak berlebihan.
- Lebih memilih air putih. Lebih baik lagi, bila lebih memilih air putih (air mineral) atau teh tawar dibandingkan minuman manis, bahkan jus sekalipun. Karena minuman jus dalam kemasan tetap diberi pemanis, kecuali jus dari buah yang diperas sendiri.
- Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain. Bukan hanya rokok konvensional dari tembakau, rokok elektronik atau VAPE pun memiliki efek yang sama terhadap kerusakan sel yang dapat membuat mereka cepat atau lambat lebih resisten terhadap insulin.
- Cukupkan tidur yang berkualitas. Tidur malam yang kurang secara jumlah jamnya, dan yang rendah secara kualitas sangat merusak metabolisme di tubuh. Orang yang sering kurang tidur lebih beresiko untuk terkena diabetes pada usia muda.
- Kendalikan dan manfaatkan stres. Stres yang berlarut-larut akan membuat hormon cortisol akan selalu tinggi di dalam tubuh. Hormon ini akan mengakibatkan sel cepat aus karena selalu dipersiapkan pada kondisi “siap tempur” (flight or fight). Sel yang rusak juga menurunkan kesensitifitasannya terhadap insulin.
- Beri teladan pada anak. Anak adalah aset bangsa, orang tua harus memberikan teladan hidup sehat seperti uraian di atas agar mereka tidak beresiko terkena diabetes pada usia muda yang akan merusak masa depan mereka.