Di Indonesia, memiliki bercak putih pada kulit atau hipopigmentasi kerap kali membuat penderitanya merasa malu atau kurang percaya diri karena belum apa-apa sering langsung dikatakan sebagai panu. Hal ini bukannya tidak beralasan, karena penyakit infeksi oleh jamur akibat higienitas yang kurang baik ini masih banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Sehingga memiliki panu bisa menjadi cerminan buruknya higienitas seseorang. Ternyata bercak putih pada kulit tidak hanya disebabkan oleh panu, malah cukup banyak penyebabnya.
Salah satu alasan terbanyak seseorang memeriksakan diri ke dokter kulit adalah terjadinya perubahan warna pada kulit. Untuk yang berkulit dengan warna kuning langsat dan sawo matang seperti di Indonesia, sering kali perubahan warna kulit yang berubah memutih tersebut, akan terlihat sangat kontras dengan warna kulit normalnya. Perubahan ini bisa berbentuk bercak kecil sampai besar, bahkan perubahan yang hampir merata.
Tinea Versicolor
Nama lainnya adalah pityriasis versicolor dan di Indonesia di kenal dengan panu. Terjadi karena pertumbuhan berle-bih jamur di kulit yang menyebabkan lesi kemerahan yang gatal. Pada orang berkulit gelap muncul sebagai bercak keputihan. Namun pada ras Caucasoid, berwarna merah muda atau coklat. Dapat terjadi pada semua umur di daerah yang panas dan lembab dengan higienitas rendah. Atau pada orang dengan penyakit penurunan sistem imun seperti HIV. Karena disebabkan oleh jamur, maka diobati dengan anti jamur diminum, dioles, sabun, atau shampoo. Bercak keputihan akan hilang dalam hitungan minggu sampai bulan setelah jamurnya mati.
Milia
Jenis pertama bercak putih pada kulit yang bukan panu, adalah milia. Milia primer terjadi ketika kreatin yang merupakan protein pembentuk lapisan terluar kulit, justru terperangkap di bawah kulit. Hal ini menyebabkan terben-tuknya kista-kita kecil berwarna putih pada kulit. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak bahkan sejak bayi yang baru lahir, dan lebih jarang terjadi pada dewasa. Di tanah Sunda sering dikatakan balas bogo. Ada juga yang disebut sebagai milia sekunder, yaitu ketika kista-kista kecil putih muncul setelah kulit terkena panas, terbakar, tersengat matahari, atau setelah prosedur medis skin resurfacing menggunakan krim steroid. Milia sekunder lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Milia biasanya terjadi pada kulit muka di pipi, dahi, hidung, sekeliling mata, dan pada kasus yang lebih jarang di sekeli-ling mulut. Milia tidak menyebabkan sakit ataupun gatal, dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam hitungan beberapa minggu ketika kulit sudah beregenerasi. Pada milia yang terjadi pada orang dewasa bila tidak kunjung hilang dalam beberapa bulan, dokter biasa memberikan obat oles retinoid cream. Dapat juga dihilangkan dengan tindakan microdermabrasion atau acid peel untuk memper-baiki kulit yang rusak.
Pityriasis Alba
Jenis kedua bercak putih pada kulit yang bukan panu adalah pityriasis alba. Kelainan ini terjadi pada 5% anak usia 3 – 16 tahun di seluruh dunia. Pada dewasa lebih sering terjadi pada yang berkulit gelap, termasuk juga di Indonesia. Bercak keputihan yang muncul biasanya oval dan bersisik yang sering muncul pertama kali pada dagu dan pipi namun bisa di bagian tubuh lainnya. Sampai sekarang penyebab pasti dari pityriasis alba masih belum diketahui. Namun diduga berhubungan dengan paparan berlebih sinar matahari, atau kondisi kulit yang sering berkeringat seperti pada olahragawan. Kondisi kulit yang bersisik dari pityriasis alba biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan. Namun warna keputihannya bisa bertahan hingga 3 tahun. Dokter sering menyarankan untuk memakai krim pelembab untuk menangani pityriasis alba. Bila sampai muncul rasa gatal atau menjadi memerah, bisa diatasi dengan steroid oles.
Idiopathic Guttate Hypomelanosis
Jenis ketiga bercak putih pada kulit yang bukan panu adalah idiopathic guttate hypomelanosis. Di negara Barat biasa dikenal dengan istilah sun spots, atau bintik matahari, karena terjadi akibat paparan berlebih sinar UV baik dari matahari ataupun sinar UV sintetis untuk menggelapkan warna kulit. Jumlah dan ukuran dari idiopathic guttate hypomelanosis beragam, namun biasanya antara 2-5 milimeter dengan bentuk yang membulat dan datar. Sering muncul adalah pada kulit yang lebih sering terpapar sinar matahari, yaitu yang biasa tidak tertutup oleh pakaian seperti muka, leher, pundak, lengan, dan tungkai. Risiko untuk terkenanya semakin tinggi seiring dengan pertam-bahan usia, dan wanita lebih sering terkena dibandingkan pria. Idiopathic guttate hypomelanosis dapat dicegah dengan memakai krim tabir surya.
Baca artikel lainnya di Blog dr. Indra K. Muhtadi
Jenis keempat bercak putih pada kulit yang bukan panu adalah vitiligo yang terjadi karena sel melanosit pada kulit berhenti memproduksi melanin. Melanin adalah zat yang memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata. Juga menjadi pelindung kulit dari paparan sinar matahari (sinar UV). Vitiligo merupakan penyakit autoimun karena tubuh sendiri yang merusak sel-sel melanosit. Kulit yang sudah kehilangan melanin akan berubah menjadi putih dengan pola yang biasanya simetris. Kejadiannya bisa pada seluruh permukaan kulit di tubuh termasuk rambut, kulit kelamin, sampai di dalam mulut dan hidung. Vitiligo dapat terjadi pada semua ras di dunia, bersifat genetik atau diturunkan, dan kejadiannya sama antara pria dan wanita. Biasanya pertama kali muncul pada usia awal 20-an tahun, walaupun bisa muncul pada usia berapapun. Baca dalam artikel lainnya mengenai vitiligo ini.
Morfea
Jenis kelima bercak putih pada kulit yang bukan panu adalah morfea yang tergolong langka. Bercak putih biasa muncul di daerah kulit dada, perut, atau punggung dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun bila terjadi pada kulit di persendian, dapat membatasi gerakan penderitanya karena kulit yang berubah menjadi memutih karena morfea ini menjadi kurang lentur. Hingga kini penyebab pasti dari morfea masih belum diketahui. Namun diduga berkaitan dengan peningkatan kolagen dan matriks ekstraseluler yaitu lapisan terluar dari sel dari lapisan sel-sel kulit.
Lichen Sclerosus
Jenis keenam bercak putih pada kulit yang bukan panu adalah lichen sclerosus yang juga merupakan kondisi langka. Penderita lichen sclerosus akan mengalami perubahan warna kulit menjadi memutih pada organ kelaminnya. Pada wanita terjadi pada kulit vulva dan sekitar anus. Sementara pada pria terjadi pada kulit preputium dari penis, sehingga bila sudah disunat, kulit yang memutih ikut terbuang. Walaupun amat sangat jarang, Lichen sclerosus dapat juga terjadi pada kulit lainnya di tubuh. Penderita akan mengeluhkan gatal yang sangat, kulit genital mudah lecet, luka, dan berdarah, sampai kesulitan buang air kecil, dan dyspareunia (nyeri saat berhubungan seks). Penyebab lichen sclerosis adalah ketidakseimbangan hormonal atau sistem imunitas yang terlalu aktif.
Kusta
Jenis ketujuh bercak putih pada kulit yang bukan panu adalah kusta atau dikenal juga dengan istilah lepra karena disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium leprae. Merupakan bakteri yang sama genusnya dengan bakteri penyebab infeksi tuberkulosis (TBC). Penyakit kusta sudah dikenal di dunia sejak awal tercatatnya sejarah, dan 80% sebarannya terjadi pada daerah tropis yang panas dan lembap. Setiap orang yang terinfeksi bakteri ini dapat terkena kusta. Kulit yang awalnya berubah menjadi memutih, lama kelamaan menebal dan menjadi mati rasa karena bakteri merusak syaraf pada permukaan kulitnya. Karena mati rasa, penderitanya sering tidak sadar kulitnya luka. Kerusakan syaraf bisa berlanjut sampai ke jaringan di bawah kulit sehingga bila tidak mendapatkan pengobatan bisa sampai menyebabkan amputasi dan kecacatan.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
Hampir semua bercak putih di kulit bukan merupakan masalah yang serius dan perlu dikhawatirkan. Tapi tetap saja dan penting juga untuk memeriksakannya ke dokter kulit atau dokter umum untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Terutama bila bercak putih sudah diobati sendiri namun tidak menunjukkan perubahan atau kemajuan. Biasanya penderita cendrung mengabaikan bercak putih di kulitnya bila tidak ada gatal atau keluhan lain. Tapi karena banyak dari jenis bercak putih di kulit ini akan meluas bila tidak ditangani, sehingga walaupun tidak terasa gatal atau tidak ada keluhan, lebih baik untuk diperiksakan ke dokter.
Penanganan Bercak Putih di Kulit yang Bukan Panu
Penanganan bercak putih di kulit tergantung dari jenisnya:
- Milia dapat sembuh dengan sendirinya. Sehingga bila terjadi pada anak-anak (milia primer) biasanya tidak dilakukan tindakan apa-apa. Namun pada milia sekunder akibat yang sering terjadi pada orang dewasa, bila tidak kunjung hilang dalam beberapa bulan, dokter biasa memberikan obat oles retinoid cream. Dapat juga dihilangkan dengan tindakan microdermabrasion atau acid peel untuk memperbaiki kulit yang rusak.
- Pityriasis Alba juga dapat hilang dengan sendirinya, namun bila tidak kunjung hilang atau sering berulang; penderita dapat menggunakan krim pelembab, steroid oles, ataupun krim yang diresepkan oleh dokter. Yang penting dicegah agar tidak berulang dengan menghin-dari paparan sinar UV di siang hari dan segera keringkan tubuh bila terlalu banyak berkeringat.
- Idiopathic Guttate Hypomelanosis lebih baik dicegah dari pada diobati. Hindari paparan sinar UV terlalu lama apa lagi di siang hari, serta gunakan tabir surya bila akan terpapar sinar matahari. Untuk mengobatinya dapat menggunakan steroid oles guna mengatasi inflamasi dan retinoids oles untuk menstimulasi sel kulit baru dan memancing terjadinya hiperpigmentasi. Dokter dapat pula memberikan obat calcineurin inhibitors atau melakukan laser treatments.
- Vitiligo. Penanganan dan penatalaksanaan vitiligo cukup kompleks dan sudah pernah dibahas dalam artikel lainnya, silakan dibaca kembali.
- Morfea. Penanganan morfea tidak mudah karena terkait peningkatan kolagen dan matriks ekstraseluler. Sampai kini dokter biasanya hanya mengatasi keluhannya saja, yaitu memberikan krim agar kulit lebih lentur bila terjadi pada daerah persendian dengan menggunakan krim vitamin D.
- Lichen Sclerosus. Penanganan untuk penyakit ini difokuskan untuk menghilanglan gatal dan mencegah kulit lecet dengan memberikan krim oles. Dokter juga akan memberikan steroid oles untuk mencegah proses penipisan kulit. Pada pria terapinya adalah khitan.
- Kusta. Obat untuk kusta merupakan obat yang sama untuk pengobatan TBC. Obat kusta diminum minimal 9 bulan, sampai dapat lebih dari 1 tahun tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.
©IKM 204-06