Secara teori, musim panas di Indonesia dimulai sejak bulan April sampai dengan bulan Oktober setiap tahunnya. Sementara puncak musim panas itu biasanya berada di bulan Juni sampai dengan Agustus. Karena bumi sekarang sedang memanas akibat pemanasan global, maka sangat mungkin musim panas di Indonesia juga semakin panas. Bukan hanya itu, paparan sinar UV dari matahari juga akan semakin tinggi intensitasnya. Sinar UV seperti yang sudah dibahas sebelumnya, baik bagi tubuh manusia bila dalam jumlah yang “cukup”. Seperti pedang bermata dua, bila berlebihan, justru akan dapat mencetus penyakit terutama kanker kulit. Untuk melindungi kulit dari efek buruk itu, pilihan yang banyak diambil adalah menggunakan sunscreen/sunblock atau “tabir surya”.
Di Indonesia baik Kementrian Kesehatan maupun BPOM belum sangat ketat mengatur tentang produksi, peredaran, dan penggunaan tabir surya. Namun di AS, FDA sudah mempunyai regulasi yang mengatur sejak beberapa dekade yang lalu. Malah baru-baru ini sudah membuat perubahan atau revisinya. Perubahan tersebut dilakukan atas dasar adanya penelitian baru tentang sunscreen dan sunblock terutama efektivitas penggunaannya. Mungkin tidak lama lagi BPOM juga akan mengikuti langkah FDA di AS ini. Jadi tidak ada salahnya bila kita sebagai pengguna untuk mengetahui panduan terbaru tentang cara pemilihan dan penggunaan tabir surya, memasuki musim panas tahun ini.
Sunscreen dan sunblock sering bercampur pengertian bahkan penggunaannya. Padahal keduanya berbeda dan memberikan jenis perlindungan yang berbeda.
Sunscreen memberikan perlindungan secara kimia dari sinar UV agar tidak penetrasi ke dalam kulit dengan cara menyerap sinar UV sebelum sampai dan merusak lapisan-lapisan kulit. Zat aktif sunscreen biasanya avobenzone, oxybenzone, dan para-aminobenzoic acid (PABA), yang semuanya dapat menyerap sinar UV.
Sunblock memberikan proteksi secara fisik yang melindungi dari sinar UV, bertindak sebagai lapisan pelindung. Zat aktif dari sunblock adalah zinc oxide atau titanium oxide.
Produk gabungan juga terdapat di pasaran yang mengga-bungkan keduanya antara zat aktif sunscreen + sunblock.
Panduan Baru tentang Sunscreen & Sunblock
Panduan terbaru yang disinggung di atas adalah, sbb.:
- Mengusulkan agar level proteksi maksimum sebuah produk tabir surya (sun protection factor) atau SPF menjadi 50+ atau 60+. Maka produk yang SPF-nya <50 perlu untuk meningkatkannya.
- Label pada kemasan dibuat lebih jelas harus mengan-dung informasi tentang zat aktif serta peringatan “harus digunakan dengan benar karena bila tidak, dapat tetap terkena kerusakan dan/atau kanker kulit.”
- Tidak boleh menggunakan kata “water proof” atau “kedap air”, melainkan menggunakan kata “water resistant” atau “tahan air”.
- Jenis sediaan sunscreen/sunblock bisa berbentuk semprot, minyak, lotion, krim, gel, butter, pasta, ointment atau pun sticks masih dianggap baik. Dan FDA menambahkan satu bentuk sediaan baru yaitu, powder.
- Bila tidak sedang digunakan, harus disimpan di tempat dingin dan kering. Karena secara perlahan panas bisa mengurai zat aktif dan membuatnya tidak efektif lagi.
Pentingnya Menggunakan Tabir Surya
Penggunaan tabir surya di Indonesia belum semasif di negara yang penduduknya berkulit putih. Karena memang warna kulit yang gelap seperti orang di Indonesia lebih bisa menahan paparan sinar UV matahari dibandingkan orang dengan ras Caucasoid. Tapi tetap saja lebih baik tabir surya digunakan, terutama bila harus terpapar matahari dalam waktu dan intensitas yang lama. Di AS orang yang terkena kanker kulit melanoma diderita oleh 22 orang dari setiap 1000 orang, dengan angka kematian 2 dari 22 orang tsb. Dengan sifat paparan sinar matahari yang semakin tinggi intensitas sinar UV-nya, maka menggunakan tabir surya menjadi keputusan yang bijak walaupun di Indonesia.
Panduan Pemakaian Tabir Surya
Ilmuan merekomendasikan penggunaan tabir surya pada 30 menit sebelum terpapar matahari dan diulang pemakaiannya setiap 2 jam sekali bila tetap berada di luar ruangan. Sangat banyak orang yang enggan, bahkan mungkin belum tahu pentingnya mengulang pemakaian tabir surya setiap 2 jam ini. Karena banyak yang berangga-pan, bila sudah dipakai sekali tidak perlu diulang lagi. Selain frekuensi, jumlah tabir surya yang digunakan pun sering sekali juga tidak mencukupi. Banyak orang yang menggunakannya terlalu sedikit, jauh dari yang dibutuhkan untuk dapat melindungi. Memang tidak pernah dijelaskan berapa banyak yang harus dipakai, namun para ahli hanya mengatakan, jangan “pelit” dalam menggunakannya dan agar digunakan dalam jumlah banyak. Selain itu, sebagian besar orang yang menggunakannya hanya pada kulit yang luas saja seperti lengan, tungkai, punggung, tengkuk, dll. Sehingga banyak bagian yang sering terlewati seperti kelopak mata, bibir, daun telinga, perbatasan kulit terbuka & kulit yang tertutup pakaian, dll.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Jenis kulit sangat menentukan produk mana yang harus dipilih. Sayangnya sangat jarang produsen yang dengan jelas menginformasikan bahwa produk mereka merupakan sunscreen, sunblock, atau keduanya. Karenanya menjadi sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui jenis kulitnya dan mengerti zat aktif dari sebuah tabir surya yang digunakan, sbb.:
- Untuk anak, tabir surya yang harus dipilih adalah jenis sunblock dengan zat aktif zinc oxide atau titanium dioxide.
- Untuk orang berkulit sensitif, sama seperti anak yaitu jenis sunblock dengan zat aktif zinc oxide atau titanium dioxide.
- Untuk orang yang memiliki kulit yang rentan terkena alergi, harus memiliki tabir surya yang tidak memiliki oxybenzone atau PABA yang biasanya terdapat dalam sunscreen. Juga harus menghindari tabir surya yang ditambah wangi-wangian karena bisa mencetus alergi.
- Untuk orang berkulit normal lebih bebas untuk memilih tabir surya, antara sunblock seperti di atas, atau sunscreen dengan zat aktif avobenzone, oxybenzone, dan para-aminobenzoic acid (PABA).
Memilih Angka SPF
SPF adalah akronim dari sun protection factor yang menjelaskan berapa baik sebuah produk benar-benar dapat melindungi dari sinar UV-B di matahari. Angka SPF juga menjelaskan perbandingan lamanya waktu yang diperlukan bagi kulit untuk memerah karena paparan sinar matahari saat tidak memakai dan saat memakai tabir surya. Misal dengan angka SPF 30, artinya dibutuhkan waktu 30 kali lebih lama untuk kulit memerah saat terpapar matahari bila menggunakan produknya. Begitu pula dengan SPF 50 yang berarti 50 kali lebih lama. Jadi bahkan SPF 100 sekali pun bukan berarti akan melindungi 100% karena itu bukan angka persentase, melainkan berarti dibutuhkan waktu 100 kali lebih lama bagi kulit untuk menjadi merah. Skin Cancer Foundation menambahkan informasi bahwa SPF 30 berarti masih ada 3% dari sinar UV-B yang sampai ke kulit, SPF 50 masih ada 2%, dan SPF 100 berarti masih ada 1% sinar UV-B yang sampai ke kulit saat digunakan.
Tabir Surya Tahan Air
Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa FDA sudah melarang penggunaan kata “water proof” karena memang tidak ada produk tabir surya yang benar-benar “kedap air”. Yang benar adalah “water resistant” atau “tahan air”. Bila ada produk menuliskan “water resistant 40” ini berarti proteksi yang diberikan akan efektif 40 menit di dalam air atau 40 menit berkeringat sebelum harus diulang pemakaiannya. Begitu pula tulisan pada label “water resistant 80” yang berarti efektif 80 menit dalam air atau 80 menit berkeringat sebelum harus diulang pemakaiannya.
Tabir Surya untuk Rambut
Rambut juga harus dilindungi dari paparan sinar UV matahari, karena seperti kulit rambut pun bisa rusak terkena paparan sinar UV konsentrasi tinggi. Tanda-tanda rambut rusak terkena paparan sinar UV adalah berubah warna seperti menua, kusam, mudah patah, dll. Pengguna-an tabir surya untuk rambut tentu berbeda dengan untuk kulit karena sedianya harus yang nyaman ke rambut, seperti bentuk powder dan semprot. Ada juga beberapa produk tabir surya untuk rambut dalam bentuk krim dan lotion yang lebih sering digunakan untuk berenang atau berjemur di pantai, bukan untuk penggunaan sehari-hari.
Zat Aktif Tabir Surya Masuk ke Dalam Darah
Bila kita menggunakan tabir surya, sudah pasti ada zat aktif yang sampai masuk ke dalam peredaran darah. Itulah sebabnya para ahli terus meneliti dan rekomendasi baru senantiasa diperkenalkan. Jenis tabir surya yang berwarna putih pekat lebih sedikit zat aktifnya masuk ke dalam darah dibandingkan dengan yang lebih tidak pekat warnanya. Alkohol sering ditambahkan ke dalam tabir surya untuk mempermudah pemakaian. Namun alkohol juga akan lebih memudahkan zat aktif untuk masuk ke dalam darah. Tapi tidak perlu terlalu dikhawatirkan, selama konsentrasi kandungannya masih dalam batas yang diizinkan.
All-Natural Sunscreen
Ada produk yang dikatakan sebagai all-natural sunscreen, karena kandungan zat aktifnya berdasar mineral. Paling sering adalah yang memiliki dasar minyak zaitun (olive oil) atau minyak kelapa (coconut oil). Memang dianggap lebih aman bila masuk ke dalam peredaran darah, tapi maksimal proteksi yang diberikannya hanya sebatas SPF 8 saja. Atau hanya melindungi 8 kali lebih lama untuk kulit menjadi merah dibandingkan bila tidak menggunakan tabir surya sama sekali. Artinya bila ingin menggunakan all-natural sunscreen, harus lebih sering diulang pemakaiannya.
Alergi Tabir Surya
Beberapa orang ada yang alergi saat menggunakan tabir surya. Yang menyebabkan alergi adalah zat aktif serta zat additives (tambahan) seperti pewangi. Gejala alergi tabir surya sudah pasti terjadi setelah dipakaikan pada kulit, bisa dari hitungan menit sampai 2 hari setelahnya. Gejalanya mirip dengan “sun allergy” (alergi matahari) atau “sun poisoning” (keracunan matahari) dengan manifestasi kemerahan seperti terbakar (sunburn). Daerah yang terbakar akan terasa gatal, kulit menonjol, bengkak, lecet, sampai bisa berdarah, dan sudah pasti akan terasa nyeri.
Terkadang gejala baru muncul setelah terpapar dengan matahari, yang disebut sebagai photoallergic contact dermatitis. Cara penanganannya sama dengan alergi kulit lainnya, yaitu stop kontak, dan mengkonsumsi obat anti alergi sampai bisa diberikan kortikosteroid. Bila gejala ringan, bisa hilang tanpa harus minum obat ketika produk sudah dibersihkan dari kulit. Zat aktif yang sering mencetus alergi tabir surya adalah: benzophenones, dibenzoylme-thanes, cinnamates, dan pewangi.
Jangan Terlalu Mengandalkan Tabir Surya
Walaupun sudah menggunakan tabir surya, namun tetap harus disertai sikap preventif terhadap paparan sinar matahari. Tabir surya fungsinya untuk membantu melindungi, bukan benar-benar mencegah terjadinya paparan sinar UV matahari. Berikut yang bisa dilakukan:
- Hindari matahari antara jam 10 pagi sampai 3 sore, yaitu saat sinar UV-B bahkan UV-C paling kuat.
- Gunakan kaca mata hitam yang memiliki UV filter.
- Gunakan pakaian yang lebih menutupi kulit.
- Gunakan pelindung tambahan seperti payung atau topi.
©IKM 2023-06