Tradisi mudik pulang ke kampung merayakan hari Idul Fitri akan senantiasa terjadi di Indonesia, apa lagi tahun 2023 ini merupakan Idul Fitri pertama setelah pelonggaran dari pembatasan karena pandemi COVID-19 (C19). Bagi yang tidak mudik, mungkin memiliki agenda perjalanan lainnya, seperti berlibur bersama keluarga. Sudah pasti karena yang melakukan perjalanan mudik dan liburan tersebut dalam jumlah jutaan bahkan belasan juta orang, maka sangat rentan terjadi penumpukan dan kepadatan di perjalanan yang sangat mungkin mencetus masalah kesehatan. Mudik dan perjalanan selama libur Idul Fitri agar tetap lancar dan tetap sehat bukan perkara sulit, asal tahu hal-hal yang harus dipersiapkan dan tahu cara mengantisipasinya.
Memang kita sudah berada di ujung pandemi, pemerintah sudah menghapuskan segala pembatasan, dan WHO juga sebentar lagi akan menurunkan status pandemi menjadi endemi. Tapi bukan berarti kita harus serta merta mening-galkan protokol kesehatan (prokes) sama sekali. Bila berada di sekitar tempat tinggal, di kantor, di sekolah dan saat melakukan aktivitas keseharian lainnya; memang sudah sangat aman untuk juga melonggarkan prokes. Tapi dalam aktivitas mudik yang berpotensi bertemu sangat banyak orang, dalam kondisi fisik lelah sehingga rentan terkena penyakit; maka sangat bijak bila tetap menerapkan prokes.