Puasa yang dijalani umat Muslim di dunia termasuk di dalamnya puasa wajib di bulan Ramadhan dan puasa-puasa sunat diyakini merupakan ibadah yang bersifat langsung, dari manusia kepada Allah SWT penciptanya, tanpa ada perantara. Sudah hampir 1500 tahun ibadah ini diamalkan yang diajarkan serta sudah dibuktikan secara ilmu kedokteran modern, bahwa puasa itu menyehatkan dan sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan (baca dalam artikel lainnya). Manfaat dan fungsi menyehatkan tersebut tidak terlepas untuk para wanita yang sedang hamil, setelah melahirkan, dan saat menyusui. Namun seperti juga seluruh amal ibadah dalam ajaran Islam, pengamalannya harus diimbangi oleh ilmu agar tidak keliru dalam pelaksanaan dan sudah tentu agar mendapat manfaat fisik dan spiritualnya.
Tubuh Wanita yang sedang hamil, pascapersalinan, dan saat menyusui, mengalami tuntutan fisik yang lebih besar dibandingkan ketika ia di luar kondisi ketiganya. Tubuhnya harus beradaptasi dan memberikan cukup suplai energi dan nutrisi bagi dirinya, bagi bayi yang sedang dikandungnya ketika hamil, pemulihan setelah melahirkan, dan bagi bayinya ketika menyusui. Tubuh wanita tidak hanya harus lebih bugar, tapi juga harus cukup asupan kalori, nutrisi, dan cairan. Karenanya, bila seorang wanita yang sedang hamil, pascapersalinan, atau saat menyusui ingin menjalankan ibadah puasa, terutama puasa Ramadhan selama sebulan, harus dipelajari potensi risiko dan mengerti panduan tentang cara mengelola puasa Ramadhan dengan aman dan efektif sambil memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan diri dan bayinya.