Minyak ikan adalah senyawa lemak yang diekstrak dari jaringan ikan. Biasanya berasal dari gabungan jenis ikan seperti herring (sarden), tuna, anchovies (ikan perak), atau mackerel (tenggiri dan kembung). Lalau ada yang spesifik diekstrak dari hati ikan cod (gindara), dari udang kecil (krill oil), dari ikan tuna saja, atau dari ikan salmon saja. WHO merekomendasikan untuk makan ikan 1-2 porsi setiap minggunya, karena ikan terutama ikan laut kaya kandungan asam lemak omega-3 yang sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan. Orang yang jarang atau tidak suka makan ikan sudah pasti asupan omega-3-nya akan kurang, sehingga perlu untuk meminum suplemen minyak ikan. Hal ini membuat suplemen minyak ikan termasuk suplemen makanan yang paling banyak dikonsumsi di dunia.
Kandungan dari minyak ikan 30%-nya adalah omega-3, dan 70% lagi adalah lemak lainnya serta vitamin A dan vitamin D. Kandungan omega-3 pada ikan lebih banyak manfaat kesehatannya dibandingkan yang bersumber dari nabati. Pada ikan sebagian besarnya adalah EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid), sementara yang bersumber dari nabati sebagian besar adalah ALA (alpha-linolenic acid). EPA, DHA dan ALA termasuk asam lemak esensial (tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh) dan perlu dijaga asupannya, tapi EPA dan DHA lebih banyak manfaat kesehatannya. Makanan di era modern saat ini sangat tinggi dengan asam lemak omega-6 sehingga dibutuhkan asupan omega-3 dalam jumlah cukup untuk mendapatkan rasio sehat agar terhindar dari berbagai jenis penyakit (baca dalam artikel lainnya).