Ilmu kedokteran adalah ilmu yang terus berkembang dan senantiasa mengikuti perkembangan kehidupan manusia. Jenis penyakit atau kelainanpun mengikuti dinamika perkembangan tersebut, termasuk penyakit atau kelainan yang disebabkan oleh kehadiran teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa hidup kita sekarang sangat bergantung dengan kehadiran teknologi, khususnya telepon genggam atau mobile phone (HP) yang sudah menjadi barang wajib bagi semua orang. HP sepertinya bukan lagi kebutuhan tersier atau sekunder, karena sepertinya sudah bisa kita katakan sebagai kebutuhan primer manusia. Tidak memandang strata sosial dan ekonomi, setiap orang memiliki HP. Tapi hal itu pulalah yang mencetus kelahiran kelainan jiwa baru yang diberi nama nomophobia.
Nomophobia atau nomofobia, adalah suatu kelainan atau masalah kejiwaan yang mendapatkan namanya dari penyebab atau pencetusnya. Phobia jelas artinya adalah ketakutan terhadap sesuatu, sementara “nomo” adalah singkatan dari bahasa Inggris yaitu “no” dan “mobile phone”. Jadi nomophobia bisa diterjemahkan adalah suatu kelainan/masalah kejiwaan pada seseorang ketika ia merasakan ketakutan, kekhawatiran, atau kecemasan yang berlebih bila kehilangan, berpisah, tidak bisa menggunakan, atau tidak berada dekat dengan mobile phone (HP)-nya. Penderita nomofobia disebut sebagai seorang nomophobic (nomofobik). Sebenarnya wajar saja bila kita merasa khawatir kehilangan HP. Tapi yang dikategorikan sebagai nomofobia adalah ketika “rasa cemas” tersebut sampai mengganggu yang bersangkutan pada titik ia seperti kehilangan akal sehatnya dan mengganggu kesehariannya.