Kita paham bahwa berpuasa pada hakekatnya dapat membuat kita menjadi lebih sehat, bukan malah sakit. Dan berpuasanya umat Muslim hanya diwajibkan kepada mereka yang sehat dan kuat. Dari sini saja jelas, bahwa puasa bila dilakukan oleh orang yang sehat dapat membuatnya bertambah sehat, malah dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang dimiliki. Puasa yang dijalankan oleh orang yang kuat memiliki pengertian bukan hanya kuat secara fisik, tapi juga secara psikis. Bila ada keraguan dari dimensi psikis bahwa dirinya tidak akan kuat melakukan puasa, maka fisiknya secara instant juga ikut menjadi tidak kuat. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa berpuasa, baik itu puasanya umat Muslim, puasa untuk alasan kesehatan saja, apa lagi puasa untuk tujuan diet; harus dilakukan dengan cara yang benar, baru bisa mendapatkan manfaatnya. Dalam artikel ini kita fokuskan bahasan kita pada satu penyakit yang sering dikaitkan dengan berpuasa yaitu sakit lambung. Apa saja yang harus disiasati agar lambung tidak menjadi sakit, atau agar sakit lambung tidak kambuh, malah bisa menjadi sembuh.
- Sakit lambung bisa dikatakan sebagai kelompok penyakit yang pernah dialami oleh setiap orang di dunia di masa hidupnya.
- Sakit lambung di Indonesia sering dikenal dengan istilah “sakit maag” sebenarnya banyak jenisnya.
- Berpuasa secara rutin dan dilakukan dengan benar dapat mencegah orang terkena sakit lambung, bahkan menyembuhkan sakit lambung tersebut.
Sebelum kita membahas berpuasa, pertama kita bahas secara garis besar dulu penyakit-penyakit lambung yang sering dikeluhkan orang dan sudah tentu sering dikaitkan dengan aktivitas berpuasa. Di Indonesia hampir semua sakit lambung dikatakan sebagai sakit maag. Tidak salah, tapi istilah ini sangat luas cakupannya dan di dunia medis; apa yang dikatakan sebagai sakit maag tersebut bisa merupakan beberapa jenis penyakit yang berbeda, sbb:
1. Dyspepsia syndrome (DS) atau sindroma dispepsia. Dalam bahasa Inggris dikenal pula dengan istilah indigestion. DS sebenarnya pernah dialami hampir semua orang di dunia di masa hidupnya. Hanya ada yang mengalaminya sesekali atau jarang sekali, sementara pada orang lain dikeluhkan hampir setiap hari, bahkan setiap saat. Hal ini disebabkan oleh banyak kondisi atau hal yang bisa mencetus DS, terutama kebiasaan atau pola makan dan berbagai masalah di saluran pencernaan. Ciri-ciri seorang mengalami DS adalah nyeri pada perut, kembung, sering buang angin, mual, muntah, dan/atau rasa panas di dada (heartburn). Bila dikaitkan dengan aktivitas makan, ciri-ciri DS adalah sbb.:
- Tiba-tiba merasa kenyang saat makan dan tidak bisa menghabiskan makanan yang disiapkan sebelumnya.
- Merasa sangat kenyang setelah makan dengan porsi yang biasa ia makan.
- Rasa tidak nyaman di perut saat diisi makanan /minuman atau sesaat setelah makan.
2. Acid Reflux. Dalam bahasa Indonesia dapat dijelaskan sebagai “kenaikan asam lambung” atau biasa disebut sebagai “mengalami masalah dengan asam lambung”. Acid reflux sering juga disebut sebagai GERD (gastro esophageal reflux disease) dan diestimasi dialami oleh seperlima orang di dunia. Asam lambung sebenarnya bila ia tetap di dalam lambung, tidak akan membuat masalah. Tapi bila ia sudah keluar dari lambung barulah yang mengalaminya merasakan sakit atau minimal menjadi tidak nyaman. Salah satunya bila asam lambung tersebut keluar dari lambung, naik ke atas ke dalam esophagus atau kerongkongan. Batas antara esophagus dan lambung dijaga oleh otot cincin bernama LES (lower esophagus sphincter), berfungsi sebagai katup buka-tutup. Ketika terjadi masalah LES karena ia menjadi lemah atau tidak menutup dengan benar, isi dari lambung bisa naik kembali ke dalam esophagus. Termasuk asam lambung yang bisa mengiritasi permukaan dinding dalam dari esophagus sehingga terasa perih bahkan sakit.
3. Peradangan dan infeksi. Peradangan dan juga infeksi bisa terjadi pada seluruh bagian dari pencernaan, dan bila terjadi pada lambung atau di sekitar lambung, maka sering juga disebut sebagai sakit maag. Tapi bila ini sudah terjadi, sakit maag yang dikeluhkan akan lebih berat dari dua jenis sebelumnya. Peradangan pada lambung disebut sebagai gastritis dan yang sering terjadi bersamanya adalah peradangan pada usus dua-belas jari yang disebut dengan duodenitis. Peradangan bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti makanan, obat-obatan, stres, dll. Sementara infeksi pada lambung paling sering disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori.
4. Ulcer atau Tukak. Suatu kondisi di mana terjadi “borok” pada dinding bagian dalam dari saluran pencernaan, terutama di lambung yang disebabkan oleh kondisi peradangan yang tidak diobati atau ditangani dengan benar. Jenis yang paling sering adalah peptic ulcer yang bahkan bisa menembus membolongi dinding lambung.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Selain dari 4 kelompok jenis sakit maag yang dibahas di atas, ada juga beberapa jenis keluhan umum terkait gas di dalam pencernaan yang sering dialami orang dan diasumsikan bahwa dirinya juga sudah terkena “penyakit lambung” serta tak jarang dikatakan sebagai sakit maag juga, dan sudah tentu sering dikaitkan dengan aktivitas berpuasa, sbb.:
- Sering Sendawa. Sendawa sebenarnya merupakan cara normal tubuh mengeluarkan udara yang terperangkap pada pencernaan bagian atas. Udara tersebut mengandung oksigen, nitrogen dan karbon dioksida; yang berarti bukan merupakan hasil dari proses pencernaan. Udara bisa masuk ke dalam lambung biasanya tertelan tidak sengaja saat seseorang makan dan minum terlalu terburu-buru, mengobrol saat makan, mengkonsumsi minuman bersoda, merokok, mengunyah permen karet, dll. Tapi bisa juga disebabkan oleh kondisi medis seperti yang dibahas di atas yaitu acid reflux dan gastritis, serta aerophagia (menelan udara dalam kondisi sedang cemas/panik).
- Sering buang angin. Buang angin juga suatu kondisi normal dari pencernaan manusia, yang terjadi saat ada akumulasi udara di dalam saluran pencernaan bagian bawah sebagai hasil dari pencernaan makanan. Itulah sebabnya tidak seperti sendawa, buang angin terkadang berbau karena mengandung gas sulfur dioksida sebagai hasil pembusukan oleh bakteri di dalam usus. Tapi terutama di Indonesia sering buang angin juga acap kali disebut sebagai sakit lambung yang sudah jelas merupakan organ pencernaan bagian atas. Tidak sepenuhnya salah, karena gangguan pencernaan atas juga bisa berbuntut mencetus masalah pada pencernaan bagian bawah, sbb.:
- Disebabkan oleh udara yang tertelan tapi tidak keluar menjadi sendawa sehingga akhirnya keluar sebagai kentut. Biasanya gas yang keluar cendrung tidak berbau.
- Makanan yang kurang tercerna dengan baik oleh enzim pencernaan di dalam usus halus, terutama jenis karbohidrat. Sehingga bakteri memakan sisa makanan yang kurang tercerna tersebut dan menghasilkan gas hidrogen dan karbon dioksida. Gas yang keluar pun biasanya cendrung tidak barbau.
- Kelebihan bakteri pembusuk di dalam usus. Sudah jelas jenis gas yang terjadi merupakan gas yang berbau tidak sedap. Ini bisa disebabkan oleh infeksi, IBD (inflammatory bowel disease), penyakit liver, kencing manis, dll.
Berpuasa Mengistirahatkan Pencernaan
Setelah di atas kita membahas jenis sakit lambung dan keluhan umum terkait gas di dalam pencernaan, bisa dibayangkan letak fungsi berpuasa untuk semua masalah tersebut di atas. Kunci utamanya adalah berpuasa menciptakan kondisi seseorang mengistirahatkan pencernaannya untuk waktu tertentu dan memiliki pola makan teratur. Pencernaan manusia memang harus ada waktu istirahatnya. Setidaknya dalam kondisi tidak berpuasa, ketika tidur kita mengistirahatkan pencernaan kita. Itulah mengapa dalam bahasa Inggris sarapan pagi itu dikatakan sebagai breakfast atau “berbuka puasa”. Pola sahur dan berbuka menciptakan keteraturan jadwal makan yang sangat disenangi oleh pencernaan manusia. Dengan berpuasa, berarti pelakunya teratur makan sahur, teratur mengistirahatkan pencernaannya di siang hari, dan teratur makan berbuka. Keteraturan dan pengistirahatan pada pencernaan tersebutlah yang dapat mencegah, memperbaiki, bahkan menyembuhkan kondisi keempat kelompok jenis sakit lambung di atas.
Catatan Penting
Namun agar manfaat dari pengistirahatan dan membuat pola makan menjadi teratur tersebut bisa didapatkan, ada beberapa catatan penting yang harus dilaksanakan oleh orang yang berpuasa. Tindakan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi kesatuan dari aktivitas pola makan ketika berpuasa, sbb.:
- Puasa yang dilakukan bukan hanya oleh fisik tapi juga oleh psikis. Seperti puasa umat Muslim yang didahulukan oleh niat, mem-format psikisnya bahwa tidak akan memasukkan apa pun ke dalam pencernaannya sampai waktu berbuka. Dengan demikian fisik dan aktivitas pencernaan juga diatur oleh hypothalamus untuk beristirahat di siang hari, tidak disiapkan untuk makan sehingga bebas dari rasa nyeri di dalam lambung.
- Tidak melewatkan makan sahur karena sangat penting untuk menyediakan cadangan kalori di siang hari. Bila melewatkan makan sahur, tubuh akan lebih lama menggunakan cadangan energi dari lemak tubuh yang dapat menciptakan suasana tidak sehat pada metabolisme tubuh dan aktivitas pencernaan. Penggunaan cadangan energi dari lemak baiknya terjadi pada 2-3 jam saja di sore hari menjelang berbuka puasa.
- Menyegerakan berbuka karena saat sudah tiba waktu berbuka dan tidak mendapatkan asupan makanan atau minuman, sudah tentu pencernaan akan tidak nyaman karena asam lambung sudah disiapkan oleh tubuh untuk mencerna, namun tidak ada makanan yang masuk.
- Makan dengan kecepatan normal, tidak terburu-buru. Seperti dibahas di atas, makan dengan terburu-buru dapat mencetus masalah pada lambung dan menimbulkan banyak gas terperangkap di dalam pencernaan.
- Makan secukupnya, kenyang tapi tidak terlewat kenyang. Makan yang terlalu kenyang hanya akan mencetus berbagai masalah pada pencernaan.
- Mengkonsumsi makanan yang bersih. Hindari membeli makanan dari penjual yang kurang higienis, atau lebih baik memasak/menyediakan makanan/minuman sendiri.
- Menghindari makanan yang terlalu seperti terlalu panas, terlalu dingin, terlalu pedas, terlalu asam; baik saat sahur apa lagi saat berbuka, karena lambung yang sedang kosong tiba-tiba harus mencerna makanan yang “terlalu” tersebut.
- Menghindari minuman bersoda dan kopi serta berbuka puasa dengan santan karena dapat membuat asam lambung naik dan/atau membuat kerja lambung menjadi berat.
- Mencukupkan asupan cairan, baik dari air minum (air mineral), teh, air berelektrolit, kuah sayuran dll. yang harus diupayakan mencukupi kebutuhan normal yaitu 2,2 liter untuk wanita dan 2,7 liter untuk pria, yang dicicil sejak berbuka sampai dengan sahur.
- Tidak mengkonsumsi makanan berat lagi menjelang tidur, karena hanya akan membuat perut terasa tidak nyaman, kembung, bahkan sakit ketika akan makan sahur.
- Mengkonsumsi obat maag (antasida) memang bila diperlu-kan dengan dosis sekali sebelum sahur misalnya, tetapi bisa pula dengan dosis dua kali, saat buka puasa dan saat sahur. Hal ini tergantung parah tidaknya maag. Untuk yang sangat parah bahkan bisa dengan dosis tiga kali, saat buka puasa, menjelang tidur, dan saat sahur. Jika menggunakan obat maag secara rutin, harus dalam pengawasan dokter.
Mengetahui Batas Diri
Bila memang belum bisa menerapkannya secara benar dan disiplin atau belum timbul keyakinan yang kuat bahwa berpuasa itu dapat mencegah bahkan menyembuhkan sakit lambung, sehingga “sakit maag” masih kambuh; maka inilah saatnya untuk tidak memaksakan berpuasa. Senantiasa konsultasikan kepada dokter Anda apa yang terjadi di tubuh Anda, karena dokter Anda lebih memahami kondisi kesehatan Anda dibandingkan informasi yang Anda baca lalu berusaha menginterpretasikan dan mempraktekkannya sendiri. Dokter Anda akan menjelaskan kapan boleh/tidaknya Anda berpuasa.
©IKM 2021-04