Sejak tanggal 13 Januari 2021, Indonesia memasuki bab baru dalam buku sejarah pandemi COVID-19 (C19) di tanah air. Penyuntikan pertama vaksin C19 untuk tujuan vaksinasi masal sudah dilakukan yang disuntikkan kepada presiden RI, Bapak Joko Widodo. Kita harapkan babak baru pertarungan melawan virus SARS-CoV-2 penyebab C19 ini akan dimenangkan secara perlahan oleh kita. Tapi sebelum kita mencapai kemenangan tersebut, kita harus mengetahui dulu senjata kita dalam melawannya, yaitu vaksin itu sendiri. Memang Kementrian Kesehatan memiliki roadmap panjang mengenai vaksinasi C19 ini Indonesia, tapi vaksin pertama yang kita dapatkan adalah CoronaVac dari Sinovac, yang akan kita bahas dalam artikel ini.
- Merupakan tipe whole virus vaccine atau yang lebih dikenal dengan istilah inactivated vaccine (virus yang dilemahkan).
- Memerlukan 2 dosis penyuntikan pada otot (intra muscular) dengan jarak penyuntikan 14-21 hari.
- Dapat disimpan pada lemari pendingin biasa (refrigerator) pada suhu 2-8 derajat C, dan dapat tetap stabil disimpan sampai dengan 3 tahun.
- Sample SARS-CoV-2 yang digunakan bukan hanya dari China, tapi juga dari Inggris, Italia, Spanyol dan Swis.
- Selain di China akan diproduksi juga di Indonesia dan Brazil.
- Akan digunakan setidaknya di 17 negara selain China.