Tekanan darah adalah hasil ukur kekuatan tekanan dari pergerakan darah pada dinding pembuluh darah arteri ketika berjalan keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Ketika tekanan darah itu berada di atas normal, maka dikatakan sebagai hipertensi (hypertension) atau tekanan darah tinggi. Baca pada artikel lain mengenai hipertensi dan patokan normal dari tekanan darah manusia. Hipertensi merupakan suatu kondisi penyakit yang dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit lain yang biasa dikatakan sebagai penyakit penyerta seperti serangan jantung, stroke, kebutaan, sampai gagal ginjal. Salah satu faktor resiko meningkatnya tekanan darah tersebut adalah pola makan, yang sering menjadi salah atau berantakan pada saat merayakan hari raya seperti Idul Fitri. Sehingga pasca lebaran, hipertensi sering sekali menjadi ancaman, apa lagi bagi mereka yang memang sudah memiliki penyakitnya.
Bila dokter menyarankan Anda mengukur tekanan darah secara rutin setiap pagi di rumah, dokter akan selalu menginstruksikan agar diukur sebelum sarapan. Karena hasil pengukuran sering sekali lebih tinggi bila sesudah makan. Ini disebabkan oleh terjadinya reaksi tubuh ketika kita makan, di mana tubuh mengkonsenstrasikan peredaran darah pada organ pencernaan. Pada saat yang bersamaan, pembuluh darah yang jauh dari organ pencernaan dipersempit, dan jantung akan memompa lebih keras dan lebih cepat; agar suplai darah ke organ lain dapat tetap terjaga. Namun efek dari itu semua akan menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi dari sebelum makan. Bila siklus tersebut tidak terjadi, maka suplai darah ke organ pencernaan berkurang, malah dapat mencetus postprandial hypotension atau “tekanan darah turun setelah makan”, mencetus keluhan pusing, sakit kepala, mual, pandangan kabur, sakit di dada (angina), sampai terjadi pingsan. Postprandial hypotension terjadi pada 1/3 manula di dunia.
Jenis Makanan dan Tekanan Darah
Jenis makanan yang kita konsumsi juga menyumbang faktor perubahan tekanan darah saat makan dan setelahnya. Ada pola dan jenis makan tertentu yang dapat penjaga agar tekanan darah tidak naik yang dikenal dengan DASH (dietary approaches to stop hypertension) diet yang dapat dibaca dalam artikel lain. Dari semua jenis makanan yang paling mudah menaikkan tekanan darah adalah natrium (sodium). Orang Indonesia termasuk mengkonsumsi natrium tinggi dalam dietnya dalam bentuk garam dan penyedap rasa. Makanan yang diasinkan dan makanan gurih sangat digemari di Indonesia. Belum lagi orang Indonesia sangat menggemari berbagai jenis kerupuk yang sangat tinggi kandungan garam dan penyedap rasanya. Menurunkan asupan natrium dalam diet, bahkan dalam jumlah kecil dapat menurunkan tekanan darah 5-6 mmHg.
Menu Lebaran dan Hipertensi
Menu dan cara makan saat lebaran sangat rentan membuat tekanan darah menjadi naik, sbb.:
- Porsi makanannya sendiri yang cendrung banyak dan dilakukan sehari setelah satu bulan lamanya tubuh terlatih untuk tidak makan di siang hari. Mengkonsumsi makanan saat lebaran harus dalam porsi kecil, tidak terburu-buru, dan dalam jumlah yang sedang-sedang saja.
- Kebiasaan bersilaturahmi yang sering dianggap kurang sopan, bila tidak mau diajak makan. Hari pertama setelah satu bulan berpuasa, tiba-tiba tubuh harus makan tanpa henti, konsentrasi penuh dalam mencerna makanan.
- Jenis makanannya juga cendrung mengandung natrium yang tinggi, karena banyak makanan asin dan gurih, serta hampir selalu ada kerupuk menjadi bagian dari menunya.
- Belum lagi makanannya sering merupakan makanan berlemak tinggi berupa santan, gorengan, dan daging-dagingan berlemak.
- Juga sering terdapat makanan tinggi kalori dalam bentuk kueh kering yang padat terigu dan tinggi gula, tape yang mengandung alkohol berkalori tinggi, minuman bersoda yang mengandung gula tinggi, dll.
Hypertensive Emergency
Hypertensive emergency atau kegawatdaruratan hipertensi terjadi saat tekanan darah yang naik dapat membahayakan jiwa orang yang mengalaminya. Biasa terjadi pada mereka yang memang sudah memiliki riwayat darah tinggi sebelumnya. Pada saat pasca lebaran dengan diet dan kebiasaan seperti yang dibahas di atas sangat sering terjadi hypertensive emergency ini. Satu dari 3 orang dewasa di AS beresiko untuk mengalaminya yang dikatakan sebagai pemilik malignant hypertension. Bila tekanan darah sudah mencapai 180/120 mmHg, maka sudah masuk dalam kategori krisis hipertensi yang harus segera mendapatkan pertolongan medis. Dan bila gejala terdapat pada mata, otak, jantung, atua ginjal, maka masuk ke dalam kategori hypertensive emergency yang dapat mencetus serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal, bahkan kematian.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Agar terhindar berada pada kondisi hypertensive emergency, penderita hipertensi harus menjaga diri saat lebaran. Berbeda dengan hipertensi yang dialami bertahun-tahun dan naik secara perlahan sehingga jarang menimbulkan gejala, hypertensive emergency hampir selalu menimbulkan gejala dan menjadi tanda untuk segera mencari pertolongan medis sbb.:
- Gangguan pandangan, termasuk pandangan menjadi kabur
- Terjadi baal atau lemah pada lengan, tungkai, atau muka
- Mual dan muntah
- Nafas pendek
- Nyeri dada
- Bingung dan sulit berkonsentrasi
- Sakit kepala
- Jumlah urine berkurang, padahal minum biasa saja.
Kencing Manis dan Hipertensi
Akibat penyebab yang sama yaitu pola makan di saat lebaran, tidak jarang juga penyakit kencing manis yang sudah diderita sebelumnya menjadi kambuh. Bila kadar gula yang tinggi dalam darah ini dibarengi oleh hipertensi, maka bisa menjadi kombinasi maut karena mudah sekali mencetus serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan retinopathy. Terutama terjadi pada mereka yang obesitas, malas beraktivitas fisik, dan memiliki penyakit peradangan kronis. Karenanya menjadi lebih krusial bagi yang memiliki kombinasi penyakit kencing manis dan hipertensi untuk lebih disiplin ketika merayakan hari raya seperti Idul Fitri. Selain mengatur diet, penderitanya harus rutin berolahraga, lebih rutin lagi dibandingkan orang yang tidak memiliki kombinasi kedua penyakit tersebut.
Menjaga Tekanan Darah Pasca Lebaran
Setelah hari raya berlalu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar tidak menjadi korban dari serangan tekanan darah tinggi yang berpotensi sampai merenggut jiwa, sbb.:
- Rutin memeriksa tekanan darah sendiri setiap pagi setelah bangun tidur. Bila didapati tinggi, segeralah ke dokter.
- Berlatih diri agar makan dengan porsi yang sedang-sedang saja dan jenis makanan yang lebih sehat. Kecuali sudah diperintahkan dokter menjalani diet tertentu, maka jalani sesuai anjuran dokter.
- Kembali melatih tubuh untuk berpuasa, dengan melakukan puasa-puasa sunnah.
- Membakar kalori yang berlebih saat lebaran dengan rutin kembali melakukan olahraga.
- Menurunkan berat badan ke angka normal, apa lagi bagi yang sudah memiliki obesitas.
- Mencukupkan istirahat tidur malam.
- Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain.
- Mencukupkan minum terutama air mineral.
- Berdamai dengan stres yang ada dengan memanfaatkannya untuk membuat hati menjadi lebih bahagia.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Pengukuran Tensi
Mengukur tekanan darah sendiri secara rutin setiap pagi sudah harus menjadi kebiasaan sehat yang baru. Tapi agar hasil ukur tensi tersebut menjadi akurat, harus diketahui faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran tensi sbb.:
- Tensi sebaiknya diukur pagi saat bangun tidur dan sebelum sarapan, seperti yang dijelaskan di atas.
- Posisi saat pemeriksaan direkomendasikan dalam keadaan duduk dengan lengan atas berada setinggi posisi jantung.
- Pergunakan ukuran manset (cuff) yang benar, dan yakinkan pemasangannya juga benar.
- Hindari mengukur tensi di luar pakaian, karena cuff harus menempel pada kulit untuk hasil ukur lebih akurat.
- Saat melakukan pengukuran tensi, jangan berbicara dan bergerak, apa lagi menggunakan tensimeter digital yang super sensitif, karena dapat memberikan hasil yang salah.
- Ukurlah tensi dalam kondisi suhu badan normal, tidak saat demam dan tidak saat kedinginan, karena keduanya dapat meningkatkan tekanan darah.
- Kosongkan kantung kencing sebelum memeriksa tensi, karena tensi bisa naik saat seseorang menahan kencing.
- Tensi harus diukur sebelum melakukan olahraga dan aktivitas fisik. Bila dilakukan setelahnya, harus dijeda istirahat dulu minimal selama 15 menit.
- Harus diukur minimal 30 menit kemudian, bila sebelumnya mengkonsumsi alkohol, kopi, atau merokok. Karena ketiganya meningkatkan tekanan darah.
- Stres juga sangat mempengaruhi tensi, sehingga bila didapatkan lebih tinggi dari biasanya, mungkin ada faktor stres yang menyebabkannya.
Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari
Untuk lebih mempertegas lagi dari segi pola dan jenis makanan agar tidak menjadi korban ancaman hipertensi pasca lebaran, berikut makanan dan minuman yang harus dihindari setelah lebaran, selain menjalani DASH diet yang dijelaskan di atas:
- Natrium. Hindari makanan yang diasinkan, batasi penggunaan penyedap rasa, dan hindari mengkonsumsi kerupuk dalam jumlah besar. Batas natrium yang aman bagi tubuh per hari adalah 2.300 mg, sekitar 1 sendok teh garam.
- Makanan dalam kaleng. Makanan dalam kaleng sering kali juga tinggi kandungan natriumnya terutama dalam bentuk Natrium benzoate yang biasa digunakan sebagai bahan pengawet.
- Acar dan asinan buah. Terkadang kita menganggap bahwa acar karena terbuat dari sayuran lalu asinan buah adalah sehat. Tapi karena kandungan garam yang tinggi pada acar dan asinan buah, membuat makanan ini harus dihindari.
- Makanan dan minuman manis. Bukan hanya yang asin, makanan dan minuman manis juga dapat meningkatkan tekanan darah. Penelitian melaporkan dengan menurunkan konsumsi gula sebesar 2-3 sendok teh saja sehari, dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-9 mmHg dan diastolik 3-4 mmHg. Asupan gula harian yang aman untuk pria adalah 25 gram (6 sendok teh) dan wanita 36 gram (9 sendok teh).
- Karbohidrat tinggi. Selain makanan dan minuman manis, karbohidrat dalam bentuk kompleks juga tidak bisa dikonsumsi terlalu banyak. Bukan dihindari secara total, tapi diatur asupannya. Orang sering memusuhi nasi, padahal karbohidrat kompleks juga terdapat di roti, mie, bihun, dan produk dari terigu lainnya.
- Daging olahan. Daging yang diolah seperti sosis, nugget, daging asap, dll., juga sering menggunakan Natrium benzoate sebagai pengawetnya. Selain mengandung natrium, daging olahan juga mengandung saturated fats atau lemak jenuh dan trans fat. Kombinasi lemak tinggi dalam darah dan hipertensi juga hal yang harus dihindari.
- Alkohol. Sedikit atau pun banyak, alkohol sudah pasti meningkatkan tekanan darah. Selain itu alkohol mengandung kalori tinggi sehingga dapat mencetus obesitas, harus dihindari bersandingan dengan hipertensi.