Kadar keasaman diukur dalam satuan pH. Angka pH 7 adalah pH yang netral, tidak asam dan tidak pula basa. Semakin kecil angka pH di bawah 7, maka semakin asam. Sebaliknya semakin besar angka pH di atas 7, maka semakin basa. Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan yang tepat antara asam dan basa untuk bisa berfungsi dengan baik. Bila sedikit saja keseimbangan tersebut berubah atau bergeser baik ke arah asam ataupun ke arah basa, maka akan langsung berefek pada organ-organ vital di dalam tubuh. Saat ini sangat banyak sekali informasi mengenai makanan dan minuman alkali yang sering kali meng-klaim dapat merubah kondisi asam-basa di dalam tubuh. Padahal kondisi asam-basa tubuh tersebut, sangat tidak berpengaruh dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Kondisi keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh manusia diatur oleh sistem dengan mekanisme yang sangat rapi sedemikian rupa sehingga selalu ada di antara pH normal tubuh yaitu 7,36 sampai 7,44. Bersifat sedikit basa karena di atas pH 7 tapi tidak terlalu basa. Bila terjadi kenaikan keasaman (pH lebih rendah dari normal), disebut sebagai kondisi acidosis, sementara bila menjadi lebih basa (pH lebih tinggi dari normal), disebut sebagai kondisi alkalosis. Adalah tugas ginjal dan paru-paru untuk menjaga keseimbangan tsb. Bila ada gangguan pada paru-paru sehingga terjadi perubahan level pH pada tubuh dikatakan sebagai respiratory acidosis dan respiratory alkalosis. Sementara bila ada gangguan pada ginjal perubahannya dikatakan sebagai metabolic acidosis dan metabolic alkalosis. Penyebab adanya gangguan pada paru-paru dan ginjal hingga mengganggu kondisi keasaman di dalam tubuh dapat disebabkan oleh beberapa penyakit atau kelaian medis. Bukan karena makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Ketika bernafas, paru-paru mengeluarkan CO2. Bila hal ini terganggu, maka darah dan cairan lain di dalam tubuh secara perlahan akan menjadi bertambah asam dan terjadilah respiratory acidosis. Gejala yang dapat dirasakan adalah fatigue, nafas pendek, dan bingung. Hal ini dapat disebabkan oleh trauma dada, penyakit kronis paru-paru dan saluran nafas, penggunaan obat tidur berlebih, perokok berat, dan obesitas. Harusnya kondisi ini langsung dikompensasi oleh ginjal mengembalikan pH ke angka normal. Tapi bila kejadiannya akut atau tiba-tiba, ginjal tidak punya waktu untuk mengkoreksinya. Bila tidak ditangani dengan segera respiratory acidosis dapat mencetus gagal nafas, gagal organ, shock, dan kematian.
Metabolic Acidosis
Hal ini terjadi saat ginjal tidak bisa mengeluarkan asam secara baik. Gejala yang dapat dirasakan adalah nafas cepat, fatigue dan bingung. Ada 3 kondisi dari metabolic acidosis yaitu diabetic acidosis, hyperchloremic acidosis, dan lactic acidosis. Diabetic acidosis sering dikatakan juga sebagai diabetic ketoacidosis adalah saat terjadi penumpukan keton yang biasa terjadi pada diabetes tipe I yang tidak terkontrol. hyperchloremic acidosis adalah bila tubuh kehilangan terlalu banyak natrium bikarbonat seperti pada kondisi diare berat. Sementara lactic acidosis bila terjadi penumpukan laktat yang biasa terjadi saat kelebihan berolahraga, kekurangan oksigen, gula darah rendah, konsumsi alkohol, kejang, gagal liver, gagal ginjal, dehidrasi berat, dll. Bila tidak ditangani segera dapat juga menyebabkan kematian.
Alkalosis
Alkalosis seperti namanya bila terjadi peningkatan pH, yang dapat terjadi karena penurunan CO2 atau kenaikan bicarbonate. Gejala dari alkalosis adalah otot bergerak sendiri (muscle twitching), tremor pada tangan, kram otot, kesemutan, mual dan muntah, sakit kepala, dan bingung. Bila terjadi respiratory alkalosis ginjal akan membuang lebih banyak bicarbonate, sementara bila terjadi metabolic acidosis, paru-paru akan memperlambat pelepasan CO2. Namun bila terjadi secara akut atau tiba-tiba, maka ginjal atau paru-paru tidak sempat untuk mengkompensasinya, sehingga bisa sampai terjadi aritmia, gagal jantung dan mengancam jiwa. Ada 4 jenis alkalosis:
- Respiratory alkalosis adalah ketika terjadi penurunan CO2 yang bisa terjadi dalam kondisi kekurangan oksigen, berada pada ketinggian seperti di gunung, demam, penyakit paru, penyakit liver dan keracunan salisilat.
- Metabolic alkalosis ketika terlalu banyak bicarbonate di dalam darah seperti pada muntah/diare yang terlalu sering.
- Hyperchloremic alkalosis yaitu bila muntah/diare juga disertai dengan chloride ikut keluar terlalu banyak.
- Hypokalemic alkalosis yaitu bila kehilangan banyak kalium saat muntah/diare atau karena obat-obatan diuretic.
Bukan Karena Makanan/Minuman yang Dikonsumsi
Dari uraian di atas jelas bahwa tidak ada penyebab lebih asam atau lebih basanya kondisi di dalam darah dan sel tubuh manusia yang disebabkan oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi. Melainkan karena beberapa kondisi medis dan penyakit. Namun karena pH normal darah manusia itu berada sedikit di atas 7 (7,36 – 7,44), sering disimpulkan bahwa tubuh kita lebih senang kondisi basa dibandingkan asam. Sehingga makanan yang mengandung asam tinggi harus dikurangi dan yang mengandung basa yang tinggi harus ditambah. Saat ini semakin sering ada klaim dan istilah mengenai alkaline food atau alkaline drink yaitu makanan dan minuman ber-pH tinggi yang baik untuk tubuh. Padahal tubuh butuhnya yang seimbang.
Baca artkel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Alkaline diet adalah diet yang mengkonsumsi makanan dengan kandungan pH tinggi dan diklaim lebih baik bagi tubuh. Karena alkaline diet biasanya merupakan makan tinggi serat dan termasuk ke dalam plant based diet atau makanan berbasis tumbuh-tumbuhan, membuatnya memang menjadi baik bagi kesehatan. Tapi bukan berarti karena sifat alkalinya makanan tersebut menjadi lebih baik bagi tubuh. Makanan yang dikatakan dapat membuat pH tubuh menjadi lebih basa adalah yang mengandung calcium, magnesium dan kalium yang banyak terdapat di dalam buah-buahan dan sayuran. Sementara yang membuat pH tubuh menjadi lebih asam adalah yang mengandung protein, fosfat, dan sulfur yang banyak terdapat di dalam daging-dagingan dan produk hewani.
pH yang Dapat Berubah Karena Makanan/Minuman
Perubahan pH karena makanan dan minuman tidak bisa terjadi di dalam peredaran darah apa lagi di dalam sel, karena tubuh akan senantiasa menjaga pH-nya pada kisaran 7,36 – 7,44 apa pun makanan dan minuman yang dikonsumsi. Bila ada di luar rentang normal tersebut, sel-sel di dalam tubuh akan berhenti berfungsi dan yang bersangkutan akan meninggal bila tidak segera ditangani. Perubahan pH karena makanan dan minuman ini hanya bisa terjadi di dalam pencernaan dan saluran kencing saja. Misalnya ketika seseorang mengkonsumsi daging dalam jumlah banyak, maka dalam beberapa jam kemudian urin akan menjadi lebih asam karena tubuh membuang hasil metabolisme daging tersebut. Namun bukan berarti selama beberapa jam tersebut darah dan sel tubuh menjadi lebih asam.
Klaim Acid-forming Foods penyebab Osteoporosis
Makanan yang mengandung asam tinggi juga diklaim dapat menyebabkan osteoporosis, terutama pada wanita yang sudah menopause sehingga lebih beresiko mengalami patah tulang. Klaim ini mengatakan dalam usaha tubuh menjaga pH-nya akan mengambil mineral alkali seperti calcium dari tulang untuk menyeimbangkan kondisi asam akibat makanan yang dikonsumsi. Klaim ini jelas tidak benar, karena makanan dan minuman tidak akan sampai merubah keasaman di dalam darah dan sel-sel tubuh. Lagi pula yang mengatur keasaman di dalam darah dan tubuh adalah ginjal dan paru-paru seperti dijelaskan di atas, dengan cara ion bicarbonate dari ginjal akan berikatan dengan asam lalu menghasilkan CO2 yang dikeluarkan melalui paru-paru dan menghasilkan H2O yang dikeluarkan melalui urin.
Klaim Acid-forming Foods penyebab Kanker
Hal ini juga tidak benar, karena jelas makanan dan minuman tidak secara dramatis mempengaruhi keasaman di dalam darah dan sel. Selain itu dalam kenyataannya, kanker tumbuh di dalam jaringan tubuh normal dalam rentang pH 7,36 – 7,44. Banyak penelitian invitro (di luar tubuh) yang dapat menumbuhkan kanker dalam setiap kondisi keasaman apakah lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan pH normal tubuh tersebut. Sel-sel kanker justru menciptakan kondisi lebih asam, bukan karena kondisi lingkungan asam membuat sel kanker menjadi tumbuh. Sel-sel kanker bisa tumbuh karena zat-zat karsinogenik. Baca dalam artikel lainnya mengenai karsinogenik ini.
Alkaline Drink
Alkaline drink sering disebut juga sebagai alkaline water yaitu air atau minuman yang memiliki pH di atas pH air minum biasa. Air minum biasa berada pada pH sekitaran 7, sehingga bila minuman memiliki pH di atas 7, dikatakan sebagai alkaline water yang biasanya ada di kisaran pH 8 dan 9. Oleh supporter-nya dipercaya dapat memperlambat proses penuaan, mencegah penyakit kronis dan kanker, serta dapat meregulasi kadar pH di dalam tubuh. Untuk yang terakhir ini yaitu meregulasi kadar pH dalam tubuh, sudah dapat dipastikan tidak benar, seperti yang sudah diuraikan dan dijelaskan di atas.
Negative ORP
Sebenarnya bukan hanya pH yang menentukan tingkat basa suatu air, karena juga harus mengandung mineral-mineral alkali dengan potensial mengurangi oksidasi negatif atau negative ORP (oxidation reduction potential). ORP adalah kemampuan air untuk berfungsi sebagai pro atau antioksidan. Semakin negatif nilai ORP, akan semakin tinggi kemampuan antioksidannya. Kondisi ini bisa tercapai bila di dalam sebuah air alkali terdapat kandungan mineral yang tinggi. Namun hasil penelitian tentang keseragaman manfaat dari air alkali sulit untuk didapatkan karena air alkali banyak jenisnya.
Alami atau Buatan
Air alkali dikatakan alami bila kondisi basanya disebabkan oleh kandungan tinggi mineral karena melewati berbagai lapis bebatuan di dalam tanah, seperti air pada sebuah mata air. Sementara yang buatan didapatkan dari air minum biasa yang dimasukkan ke dalam proses electrolysis untuk menaikkan pH. Sebaliknya juga banyak air minum yang tidak sama sekali mengandung mineral karena didapatkan dengan proses reverse osmosis atau distilasi, yang sudah diberi peringatan oleh WHO kurang baik karena membuat seseorang terhidrasi tanpa tercukupi kebutuhan mineral terlarut di dalam sebuah air minum yang dikonsumsi.
Manfaat Alkaline food and drink
Karena sudah dijelaskan di atas bahwa makanan dan minuman dengan kandungan basa tinggi tidak dapat mempengaruhi kadar asam-basa di dalam tubuh, lantas apa manfaat dari makanan dan minuman alkali ini? Sebuah penelitian pada tahun 2012 melaporkan bahwa pada sebuah air minum yang terkarbonasi secara alami bersumber dari sebuah mata air dengan pH 8,8 dapat men-deaktivasi pepsin, sebagai enzim utama yang dalam jumlah tinggi penyebab acid reflux pencetus penyakit GERD. Penelitian lain juga melaporkan manfaatnya pada 100 penderita hipertensi, kencing manis, dan kolesterol tinggi di mana dapat menurunkan viskositas darah setelah olahraga berat. Bila viskositas darah turun akan membuat darah lebih efisien mengalir sehingga meningkatkan kemampuan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Klaim-klaim ini dan klaim lain seperti menghambat proses penuaan, mencegah penyakit kronis dan kanker, masih harus lebih banyak diteliti. Silakan dipelajari dari berbagai penelitian yang dilakukan untuk mendukung teori tsb.
Efek Negatif Alkaline food and drink
Seperti pedang bermata dua, terlalu banyak mengkonsumsi makanan dan minuman alkali juga dapat menyebabkan efek negatif bagi tubuh. Yang paling instan akan terjadi adalah keasaman lambung turun secara drastis yang dibutuhkan untuk pencernaan dan membunuh bakteri pada makanan. Selain itu juga akan mengurangi flora normal (bakteri yang secara normal hidup di dalam usus) untuk membantu proses pembusukan makanan pada pencernaan. Gejala yang bisa muncul saat terlalu banyak mengkonsumsi terutama minuman alkali adalah: sembelit, mual dan muntah, rasa penuh di perut, sampai bisa terjadi kram (colic) usus. Karenanya, bila berbicara mengenai tubuh manusia, sebaiknya yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu asam, tapi juga tidak terlalu basa, serta tidak berlebihan.
©IKM 2021-10