Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-421: Macrobiotic Diet, Diet Sehat Alami

12/11/2021

0 Comments

 
Picture
Pendahuluan
Belakangan ini tambah banyak orang yang mencari informasi mengenai diet sehat alami di internet atau bertanya ke dokter dan ahli gizi. Dalam bahasa Inggris diet sehat alami ini dikenal dengan istilah Macrobiotic Diet. Macrobiotic sendiri merupakan istilah yang belakangan menjadi tenar, adalah istilah untuk sebuah gaya hidup (lifestyle) yang menekankan pada keseimbangan dan harmoni. Macrobiotic lifestyle itu terdiri dari pengaturan diet (pola makan), olahraga, dan perubahan prilaku. Di mana semuanya menuju usaha mendapatkan kehidupan yang tenang dengan cara alami. Walaupun bukti ilmiah dari macrobiotic diet atau macrobiotic lifestyle secara umum belum ada, namun mereka yang menjalaninya mengaku mendapatkan manfaat positif. Dalam artikel ini kita hanya akan membahas tentang macrobiotic diet dan kaitannya dengan kesehatan.

Mereka yang Biasa Menjalaninya
Macrobiotic diet biasanya dijalankan oleh mereka yang ingin hidupnya menjadi lebih sehat, atau mereka yang sudah terdiagnosis memiliki penyakit jantung, kencing manis, obesitas, kanker, dan premenopausal syndrome; dengan tujuan agar penyakit atau keluhannya tidak bertambah berat. Belum ada bukti ilmiah bahwa macrobiotic diet dapat menyembuhkan penyakit, tapi jelas bahwa pola makan yang sehat memberikan efek yang baik pada kesehatan secara keseluruhan. Selain mereka yang ingin sehat dan memiliki penyakit seperti di atas, banyak vegetarian apa lagi seorang vegan juga memilih untuk menjalani macrobiotic diet ini.

Macrobiotic Diet & Penyakit
  • Karena lebih mengkonsentrasikan pada sayuran dan buah-buahan, sudah pasti jenis diet ini sangat baik bagi mereka yang memiliki penyakit dislipidemia atau kadar lemak darah tinggi.
  • Di dalam sayuran banyak terkandung phytoestrogens yang dapat membantu mengurangi hormon estrogen biasa pada wanita, sehingga membuat diet ini baik bagi mereka yang terdiagnosis atau memiliki riwayat kanker payudara.
  • Diet ini bila dipraktekkan dengan benar, juga merupakan diet yang rendah kalori, sehingga membantu mereka yang obesitas dan yang ingin menurunkan berat badan.
  • Selain rendah kalori tersebut, diet ini juga memilih sumber karbohidrat dari whole grains seperti oatmeal atau beras merah, sehingga menjadi lebih baik bagi mereka yang memiliki kencing manis.
Walaupun semua logika tsb. memang masih harus dibuktikan dengan penelitian yang komprehensif, tapi selama dipraktekkan dengan benar, tetap bermanfaat seperti uraian di atas.
 
Jenis Makanan Macrobiotic Diet
Seperti namanya yaitu diet sehat alami, jenis diet atau pola makan ini fokus pada makanan yang natural (alami) dan organik. Lebih jauh bahkan berusaha untuk mengeliminasi sama sekali food additives atau tambahan pada makanan yang bersifat artificial (tiruan/buatan). Hampir sebagian besar jenis makanan untuk macrobiotic diet adalah sayuran dan sangat membatasi sumber makanan hewani. Kalaupun memilih sumber makanan hewani, akan dipilih hewan yang tidak dibesarkan dalam industri ternak, melainkan yang benar-benar alami seperti telur dan ayam kampung, ikan dari sungai dan laut yang bukan diternakkan, dll. Karena alasan ini, di Indonesia untuk menjalani macrobiotic diet, seringnya berbiaya lebih tinggi dibandingkan dengan diet sehat alami lain yang tidak banyak memberikan syarat dan batasan.
 
Komposisi Macrobiotic Diet
  • Sebagian besar yaitu sampai 50% dari porsi macrobiotic diet adalah karbohidrat dari jenis whole organic grains. Yang biasa dipilih adalah bulgur wheat, buckweath, quinoa, oats, beras merah, dan beras yang ditanam tanpa pupuk buatan.
  • Lalu sepertiga dari dietnya merupakan jenis sayuran. Yang biasa dipilih adalah kale, kol, bunga kol, broccoli, labu, bok choy, lobak, wortel, kubis, buncis, rumput laut, seledri, dan bawang bombai.
  • Barulah sisanya protein. Yang lebih diutamakan adalah protein berbasis kedelai seperti tahu dan tempe.
  • Bagi yang bukan vegetarian, protein hewani dikonsumsi dalam frekuensi yang jarang seperti sekali seminggu, bahkan sekali sebulan. Pilihannya pun terbatas seperti ikan laut, ikan sungai, daging ayam kampung, telur ayam kampung, dan sumber hewani liar lainnya.
 
Jenis Masakan Macrobiotic Diet
Memasak untuk menyiapkan diet sehat alami di dalam macrobiotic diet juga terbatas, seperti:
  • Lebih memilih kukus, rebus, dan tumis dibandingkan dengan masakan yang dibakar, panggang, apa lagi yang digoreng.
  • Bumbu yang dipakai dalam masakan juga terbatas pada produk kedelai seperti miso, kecap rendah kalori, minyak zaitun, minyak sayur (tapi bukan jelantah), rempah, dan garam asli dari laut (tidak ber-iodium).
  • Dalam menghidangkannya juga selalu dalam kondisi baru selesai dimasak. Jarang sekali memakan makanan yang dihangatkan.
  • Masakan macrobiotic diet juga mementingkan asupan cukup air minum, di mana utamanya adalah air mineral.
 
Makanan yang Dipantang
Menurut panduan yang tersebar di internet bahkan buku, walaupun sulit dijelaskan secara ilmu gizi dan belum ada penelitian untuk mendukungnya, macrobiotic diet juga memantang beberapa makanan sehat tertentu. Secara keseluruhan pantangan dalam macrobiotic diet adalah sbb.:
  • Karbohidrat dari sumber kentang, ubi manis, beras biasa
  • Sayuran jenis paprika dan tomat
  • Makanan olahan (processed food)
  • Daging merah
  • Semua makanan dengan perasa buatan
  • Kueh-kuehan, dan makanan cemilan manis
  • Buah-buahan yang terlalu manis seperti mangga, nanas, nangka, cempedak, dll.
  • Makan pedas
  • Bawang putih dan oregano
  • Minuman beralkohol
  • Minuman mengandung caffeine
  • Minuman bersoda
  • Tidak mengkonsumsi suplemen
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Bukan hanya berbagai pantangan seperti di atas, cara makannya pun sampai diatur dan dipraktekkan oleh orang yang menjalani macrobiotic diet, seperti makan harus fokus, tidak boleh sambil nonton TV misalnya. Serta makan hanya untuk mengatasi lapar, tidak untuk kesenangan seperti mengemil.
 
Kelemahan Macrobiotic Diet
Dengan berbagai aturan dan pantangan seperti uraian di atas, beberapa orang yang sudah pernah mencobanya merasakan cara diet ini terlalu ketat. Selain itu karena berbagai pantangan tersebut juga, beberapa mikronutrien penting yang ada di dalam makanan bisa menjadi tidak didapatkan. Terlebih lagi mereka tidak mau mengkonsumsi suplemen, maka beresiko menderita kekurangan asupan zat besi, magnesium, calcium, dan beberapa jenis vitamin dan mineral. Macrobiotic diet juga cendrung asin karena menyenangi garam dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan normal, sehingga kurang baik bagi penderita hipertensi dan yang memiliki penyakit ginjal. Karenanya macrobiotic diet tidak cocok untuk setiap orang dan tidak dipraktekkan di sarana pelayanan kesehatan.
 
Macrobiotic Diet vs. Makanan Orang Indonesia
Bila dilihat dari jenis makanannya tapi tidak mengikuti pantangannya, sebenarnya macrobiotic diet ini mirip dengan dietnya sebagian besar orang Indonesia, sbb.:
  • Orang Indonesia memakan nasi dalam porsi besar, mungkin sampai 50% seperti macrobiotic diet
  • Orang Indonesia banyak sekali jenis sayurannya, walaupun tidak ada pantangan seperti macrobiotic diet
  • Porsi protein pada makanan tradisional orang Indonesia juga tidak besar, walaupun jenisnya lebih beragam dari macrobiotic diet. Selain itu orang Indonesia gemar mengkonsumsi protein berjenis jeroan hewan.
Perbedaan mendasarnya adalah, diet asli orang Indonesia banyak yang disiapkan dengan cara digoreng, banyak jenis buah-buahan manisnya, dan banyak cemilan dan minuman yang menggunakan gula dalam jumlah besar.
 
Kombinasi Macrobiotic Diet dan Diet Indonesia
Mengkombinasikan macrobiotic diet dan diet orang Indonesia mungkin bisa menjadi jenis diet sehat dan alami yang lebih baik. Artinya kita dapat mengambil manfaat dari macrobiotic diet tanpa harus menderita karena kekurangannya. Kekurangan yang dapat dihindari adalah pantangan membatasi jenis sayuran, membatasi jenis buah-buahan, jenis protein, serta mengkonsumsi terlalu tinggi garam. Sementara jenis diet Indonesia yang tidak baik dapat kita hindari agar membuat kombinasi ini bertambah baik. Yang bisa dihindari dari diet asli Indonesia adalah mengurangi makanan yang digoreng, mengurangi jeroan hewan, dan mengurangi makanan tinggi gula terutama yang terdapat pada makanan cemilan.
 
Makanan & Minuman Alami di Pasar
Idealnya makanan dan minuman alami itu adalah makanan yang langsung didapatkan dari alam, tanpa intervensi manusia sebelum mereka dikonsumsi. Beras berasal dari tanaman padi yang ditanam tanpa rekayasa pupuk dan insektisida, sayuran juga bisa dari sumber yang tumbuh liar atau ditanam tanpa pupuk dan insektisida. Serta hewan juga bukan hewan yang sengaja diternakkan melainkan dibiarkan bebas mencari makan sendiri seperti ayam kampung non ternak (free ranch chicken). Tapi bagi mereka yang tinggal di perkotaan tentu tidak semudah yang tinggal di desa untuk mendapatkannya. Akhirnya tentu harus membeli di pasar atau bahkan supermarket.
 
Sayangnya tidak semua produsen mencantumkan yang sebenarnya pada kemasan produk yang mereka jual yang menjadi andalan konsumen saat membeli. Hal ini terjadi karena setidaknya ada lebih dari 42.600 jenis barang kategori makanan dan minuman di pasar, membuat persaingan sangat sengit untuk membuat pembeli membeli produk yang diproduksi. Sehingga tidak jarang produsen asal mencantumkan kata “sehat” dan/atau “alami”, sekedar membuat pembeli merasa bebas dari rasa bersalah. Padahal klaim sehat atau alami tersebut mungkin tidak sama maksudnya antara yang diharapkan pembeli dengan yang disampaikan oleh produsen.
 
Contoh paling mudah adalah makanan yang berasa manis. “Rendah gula” bisa saja sehat dan alami, tapi tidak selalu sehat saat kandungan kalorinya tetap tinggi dan tidak selalu alami bila menggunakan pemanis buatan. Lalu kata-kata “terbuat dari” juga sering menipu. Misal “terbuat dari buah asli” sementara di dalam produk tersebut kandungan buah aslinya hanya 1% saja. Tidak sepenuhnya salah, tapi 99% sisanya merupakan perasa buah buatan dan kandungan nutrisi buatan. Demikian juga dengan kata “segar atau fresh” yang bukan berarti segar dari alam, melainkan masih segar ketika keluar dari lemari pendingin milik dari produsen dan masuk ke lemari pendingin di pasar.
 
Pesan untuk Dibawa Pulang
Dari uraian di atas bisa kita ambil beberapa kesimpulan sbb.:
  1. Macrobiotic diet memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita bisa memanfaatkan kelebihannya, tapi tidak mengikutinya 100% agar tidak menderita karena kekurangannya.
  2. Diet asli dalam masakan tradisional Indonesia sebenarnya mirip dengan macrobiotic diet kecuali beberapa hal seperti uraian di atas. Hal ini membuat orang Indonesia harusnya lebih mudah untuk mempraktekkan diet sehat yang alami.
  3. Karenanya, diet sehat alami bisa kita kombinasikan antara macrobiotic diet dan makanan asli Indonesia.
  4. Bila membeli sumber makanan sehat dan alami, lebih baik membelinya dalam bentuk masih segar, tanpa kemasan atau bukan produksi dan telah diproses di pabrik.

©IKM 2021-11
0 Comments



Leave a Reply.

    Home >> Medical Articles >> 2021

    Medical Articles 2021

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Maknai stres, untuk membuat hidup menjadi lebih hebat. Baca di sini.

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan "like" artikelnya di bagian bawah setiap artikel dan silakan menikmati artikel lainnya pada blog tahun 2020. Click di sini.

    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Selama pandemi COVID-19, Dr. Indra juga aktif sebagai New Normal Consultant (Konsultan Adaptasi Kebiasaan Baru) di beberapa perusahaan.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.

    Click di sini untuk berkonsultasi dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to
    contact me.


    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    May 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021

    Categories

    All
    Alkaline Food & Drinks Vs. Asam-Basa Tubuh
    Ancaman Hipertensi Pasca Lebaran
    Angklung Dan Kesehatan
    Anosmia Dan Ageusia Pada COVID-19
    Badai Sitokin Pada COVID-19
    Berdamai Dengan Sakit Lambung Saat Berpuasa
    Berolahraga Aman Setelah PPKM
    Berpuasa & COVID-19
    Body Goal Di Tahun Baru
    Booster Vaksin C19
    COVID-19 & Kerusakan Ginjal
    Diet Sehat Alami
    Gerakan Anti Vaccine
    Hidup Normal Setelah Vaksinasi COVID-19
    Isolasi Mandiri
    Kanker Dan COVID-19
    Kanker Payudara Dan Diet Anda
    Kembali Ke Sekolah Di Masa Pandemi
    Long-Haul COVID-19
    Macrobiotic Diet
    Membongkar Hoax Vaksin C19
    Memulai Dan Selesainya
    Merdeka Dari Rasa Takut Di Masa Pandemi
    Pandemic Fatigue
    PCR Vs. Antigen Test Untuk C19
    Penyakit Jantung Pada Anak
    Post COVID-19 Syndrome
    Rahasia Kulit Sehat & Awet Muda
    Rasa Umami Pada Diet Kita
    Terapi Plasma Konvalesen Untuk Pasien C19
    Vaksin C19 Dari Oxford-AstraZeneca
    Vaksin CoronaVac Dari Sinovac
    Vaksin COVID-19 Untuk Anak
    Varian Berbahaya SARS-CoV-2 (Varian Of Concern)
    Varian Omicron COVID-19


    Disclaimer
    All data and statements in all articles in these blogs on this website were true at the time of writing. Some update may be required.

    The Content is not intended to be a substitute for professional medical advice, diagnosis, or treatment. Always seek the advice of your physician or other qualified health provider with any questions you may have regarding a medical condition.

    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge

    Picture

    Picture of the week
    Picture
    Body Goal di Tahun Baru - New' Years Body Goal

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index

Proudly powered by Weebly