Kita sudah sangat sering membahas dan membicarakan tentang antioksidan di blog ini. Tapi kali ini kita akan lebih membahas fungsi antioksidan dalam meningkatkan sistem pertahanan tubuh (sistem imun) atau yang biasa disebut immune booster. Di masa pandemi seperti pada Februari 2022 ini sangat penting sekali bagi seseorang untuk meyakinkan di tubuhnya terdapat sistem pertahanan yang mumpuni melawan virus agar bisa selamat keluar dari pandemi COVID-19. Walaupun cukup banyak faktor yang membedakan antara orang yang selamat (survived) dari pandemi ini dengan yang tidak, namun ujung-ujungnya akan kembali kepada kemampuan sistem imun ditubuhnya dalam membentuk antibody. Di sinilah fungsinya antioksidan. Namun mengkonsumsi antioksidan juga harus ada ilmunya agar tidak menjadi berbalik membahayakan.
Antioksidan adalah molekul yang memerangi radikal bebas (free radicals) di dalam tubuh. Radikal bebas sendiri adalah senyawa yang dapat membahayakan bila jumlahnya terlalu banyak di dalam tubuh. Radikal bebas terkait dengan beberapa jenis penyakit termasuk diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Dalam memerangi radikal bebas ini, tubuh manusia mengandalkan antioksidan yang terdapat di dalam tubuh yang juga bisa dikonsumsi dari makanan dan minuman kita sehari-hari. Antioksidan terdapat di dalam sumber makanan kita baik dari sumber nabati atau hewani yang akan dibahas di bawah.
Radikal bebas secara konstan terbentuk di dalam tubuh, dan bila tidak ditekan jumlahnya oleh antioksidan, akan secara cepat dan serius merusak tubuh bahkan bisa menyebabkan kematian. Karenanya tubuh sangat perlu menjaga keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas. Ketika antioksidan kalah jumlah dengan radikal bebas, akan terjadi kondisi yang dinamakan stres oksidatif (oxidative stress). Kondisi oxidative stress yang berkepanjangan dapat merusak molekul penting di dalam tubuh terutama DNA. Kerusakan DNA akan membuat proses penuaan berjalan lebih cepat, meningkatkan resiko terjadinya kanker, serta membuat tubuh rentan terinfeksi virus, bakteri, jamur, dll. Beberapa gaya hidup dan faktor lingkungan bisa menjadi penyebab pembentukan radikal bebas di dalam tubuh dalam jumlah tinggi, seperti:
- Asap rokok, polusi udara, konsumsi alkohol, racun
- Gula darah tinggi
- Konsumsi tinggi lemak jenuh
- Radiasi dan paparan tinggi sinar UV
- Infeksi virus, bakteri, jamur, dll.
- Olahraga berlebihan atau terlalu berat
- Terlalu banyak atau terlalu sedikit oksigen
- Terlalu banyak konsumsi suplemen besi, magnesium, copper, atau zinc
- Kekurangan antioksidan, atau terlalu banyak konsumsi antioksidan.
Sebagai Immune Booster
Virus, bakteri, jamur, dan agen infeksi lainnya bersifat seperti radikal bebas yang akan dilawan oleh sistem imunitas di dalam tubuh. Antioksidan berperan dalam membantu sistem imunitas dalam memerangi agen infeksi tersebut sehingga dikategorikan menjadi immune booster. Sel-sel sistem imun juga berbeda dengan sel-sel lainnya di tubuh, karena mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Para ahli memperkirakan hal ini diperlukan sebagai proteksi terhadap lipid peroxidation dan immunosuppression yang dapat merusaknya ketika bekerja. Defisiensi mikronutrien sudah terbukti dapat menekan fungsi imunitas terutama pada mediasi Sel-T dan respon antibody adaptif melawan agen infeksi. Karenanya asupan adekuat dari vitamin dan antioksidan menjadi penting untuk efektivitas dan efisiensi fungsi sistem imun di dalam tubuh manusia.
Mengkonsumsi Suplemen Antioksidan
Namun mengkonsumsi terlalu banyak suplemen antioksidan dapat menjadi boomerang bagi kesehatan, seperti yang sudah disampaikan di atas bahwa radikal bebas juga dapat terbentuk bila terlalu banyak mengkonsumsi antioksidan. Kondisi ini dikenal dengan istilah antioxidant paradox. Beberapa penelitian malah melaporkan terlalu banyak antioksidan dapat meningkat-kan resiko kematian. Maka harus dimengerti bahwa seseorang harus menghindari mengkonsumsi suplemen antioksidan dalam jumlah tinggi. Sementara yang berasal dari diet atau makanan, sebanyak-banyaknya seseorang bisa mengkonsumsi, tidak akan sampai mencetus antioxidant paradox. Kandungan suplemen multivitamin dan antioksidan harus senantiasa dikonsultasikan kepada dokter bila akan dikonsumsi dalam waktu panjang.
Bahaya Konsentrasi Tinggi Antioksidan
Suplemen antioksidan menjadi berbahaya karena merupakan kandungan yang terkonsentrasi. Terutama yang larut di dalam lemak karena tubuh memiliki kemampuan untuk menyimpan-nya di dalam lemak. Hal ini membuat kebutuhannya lebih sedikit dibandingkan yang larut dalam air. Selain justru akan membuat kerja sistem imun terganggu, berikut di antaranya bahaya konsumsi antioksidan yang berlebihan:
- Menurunkan performa olahraga. Dalam jumlah cukup antioksidan dapat menekan radikal bebas yang terbentuk dari metabolisme otot ketika berolahraga, sehingga dapat mengatasi kelelahan dan mendukung recovery dari otot. Tapi penelitian melaporkan, konsumsi tinggi vitamin C dan E justru dapat mengganggu adaptasi tubuh terhadap olahraga dan malah menghilangkan manfaat dari olahraga tersebut.
- Meningkatkan resiko kanker. Stres oksidatif yang disebab-kan oleh radikal bebas diperkirakan sebagai kontributor utama terbentuknya kanker di dalam tubuh, sehingga anti-oksidan bisa mencegah resiko tersebut. Tapi penelitian melaporkan, konsumsi suplemen antioksidan dalam jumlah tinggi malah dapat meningkat kejadian kanker itu sendiri. Contohnya suplemen vitamin A dosis tinggi bisa meningkatkan resiko kanker paru-paru dan kandung kemih.
- Menyebabkan cacat pada Janin. Vtamin A juga sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin tapi terlalu banyak suplemen vitamin A justru dapat meningkat-kan resiko cacat pada janin. Karenanya suplemen vitamin A hanya diberikan pada ibu hamil yang terkonfirmasi menderita defisiensi vitamin A.
Tubuh kita juga dapat memproduksi antioksidan sendiri di dalam sel, salah satunya dinamakan glutathione. Demikian pula dengan tumbuhan dan hewan yang memproduksi antioksidan untuk menjaga dirinya dari radikal bebas. Karenanya antioksidan banyak ditemukan di dalam sumber makanan nabati dan juga hewani. Tapi dibandingkan tumbuhan dan hewan, manusia paling membutuhkan asupan antioksidan dari makanannya yang dikategorikan ke dalam kelompok: yang larut dalam air (contohnya vitamin C) bertugas di dalam dan di luar sel tubuh; dan yang larut dalam lemak (contohnya vitamin A dan E) bertugas di membran sel. Karena antioksidan yang berasal dari makanan sangat aman sementara yang berasal dari suplemen bisa menjadi berlebih dan malah membahayakan, maka asupan antioksidan lebih dianjurkan yang berasal dari makanan. Setiap jenis makanan mengandung antioksidan yang berbeda dengan jumlah yang berbeda, sehingga sangat penting untuk mengkonsumsi setiap jenis bahan makanan dalam takaran gizi seimbang. Seseorang harus menghindari kebiasaan memantang jenis makanan tertentu.
Mengukur Kandungan Antioksidan dalam Makanan
Para ahli menggunakan analisis FRAP (ferric reducing ability of plasma) untuk mengukur kandungan antioksidan yang terdapat dalam makanan. Semakin tinggi nilai FRAP, maka semakin tinggi kandungan antioksidan pada suatu bahan makanan. Berikut adalah 10 yang tertinggi:
- Dark chocolate. Coklat bukan sekedar nikmat, tapi juga sangat bernutrisi yang kaya dengan mineral dan antioksidan yang dibutuhkan tubuh. Dari FRAP analisis antioksidan dalam coklat hitam sekitar 15 mmol/100 gram, menjadi yang tertinggi dari semua bahan makanan.
- Pecan. Merupakan sejenis kacang dari Amerika Latin yang tinggi kandungan lemak baik, mineral dan antioksidannya (10.6 mmol/100 gram).
- Blueberries. Tinggi kandungan nutrisi dan antioksidannya (9.2 mmol/100 gram), tapi tidak tinggi kalori seperti coklat dan kacang.
- Strawberries. Merupakan berries yang paling populer dan paling mudah didapatkan. Strawberries mengandung antioksidan 5.4 mmol/100 gram.
- Raspberries. Sejenis berries yang sering digunakan saat membuat kueh ini memiliki antioksidan 4 mmol/100 gram.
- Kale. Adalah sayuran yang sejenis dengan bunga kol dan brokoli. Kale mendapat predikat sebagai sayuran yang paling bernutrisi di planet bumi dengan kandungan antioksidan 2.7 mmol/100 gram.
- Kol merah (ungu). Kaya nutrisi dengan kandungan antioksidan 2.2 mmol/100 gram.
- Kacang buncis. Merupakan jenis sayuran dalam kelompok kacang-kacangan yang sangat murah namun tinggi kandungan oksidannya (2 mmol/100 gram).
- Beets atau beetroot. Sejenis umbi-umbian berasa pahit dengan kandungan antioksidan 1.7 mmol/100 gram.
- Bayam. Sayur berjenis dedaunan yang paling tinggi kandungan oksidannya (0.9 mmol/100 gram).
Phytonutrients
Kalau kita bicara tentang antioksidan dari tumbuhan, kita harus membahas phytonutrients, yaitu sebutan untuk nutrisi alami yang terdapat dalam sumber makanan nabati. Phytonutrients inilah yang membuat tumbuhan tetap sehat walaupun diserang oleh serangga dan terpapar sinar matahari. Phytonutrients memiliki banyak manfaat kesehatan salah satunya sebagai antioksidan yang berguna sebagai immune booster. Berikut 6 antioksidan yang termasuk dalam golongan phytonutrients:
- Flavonoids. Merupakan grup terbesar dari phytonutrients seperti flavones, flavanones, flavanols, isoflavones dan anthocyanins. Terdapat pada daun teh terutama pucuknya, biji kopi, apel, bawang bombai, jahe, dll.
- Carotenoids. Terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang berwarna cerah. Ada 600 jenis carotenoids. Yang terkenal adalah alpha dan beta-carotene, beta-cryptoxanthin, lutein, lycopene, dan zeaxanthin.
- Ellagic acid. Terdapat pada jenis berries, anggur, kenari, dan pecans
- Resveratrol. Terdapat pada dark coklat, kacang tanah, anggur, dan jenis berries.
- Phytoestrogens. Terdapat pada kedelai, jeruk, wortel, brokoli, dan kopi.
- Glucosinolates. Terdapat pada kol, bunga kol, brokoli, bok choy, mustard, dll.
Mineral Sebagai Antioksidan
Satu-satunya mineral yang dikategorikan sebagai antioksidan adalah selenium. Selenium bekerja dengan mentarget hidrogen peroksida (H2O2) alami di dalam tubuh dengan merubahnya menjadi H2O. Selenium juga mencegah kerusakan sel, membantu menekan resiko kanker serta meregulasi fungsi tiroid dan sistem imunitas agar senantiasa sehat dan kuat. Karenanya selenium dikatakan juga sebagai immune booster. Makanan yang banyak mengandung selenium adalah jamur, daging merah, seafood, telur, produk hewani berprotein tinggi lainnya, dan susu. Susu serta dairy product lainnya selain mengandung selenium juga mengandung antioksidan vitamin A dan E, serta glutathione peroxide.
Antioksidan dalam Bentuk Minuman
Selain didapatkan dari makanan, antioksidan sebagai immune booster juga bisa didapatkan dalam bentuk minuman agar lebih nikmat dan mudah ketika mengkonsumsinya (sebagian telah dibahas di atas), seperti:
- Semua jenis minuman teh, terutama teh hijau
- Semua jenis minuman kopi
- Susu, terutama susu sapi
- Jus buah-buahan, tapi yang berasal dari 100% buah asli, bukan campuran atau perisa buah
- Air kelapa yang kaya dengan mineral, phytonutrients, dan phenolic sebagai antioksidan
- Air alkali dengan kandungan mineral tinggi. Bukan airnya yang mengandung antioksidan, tetapi air alkali bermineral tinggi ini memiliki potensi meningkatkan kemampuan antioksidan di dalam tubuh. Contoh air alkali bermineral tinggi alami yang paling terkenal adalah air Zamzam.