Pemanis buatan adalah pengganti gula berupa bahan non-alami yang ditambahkan atau bisa ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk membuat rasa manis dengan kalori sangat rendah atau malah zero calorie. Pemanis buatan dapat memberikan rasa manis sampai beberapa ribu kali dibandingkan dengan gula pasir. Tapi pemanis buatan sering sekali menjadi debat hangat. Baik di lingkungan non medis, apa lagi di lingkungan medis. Mulai dari mempengaruhi kerja insulin, kesehatan pencernaan, sampai bisa mencetus kanker. Di lain pihak, pembuat regulasi menganggap pemanis buatan aman dan banyak orang yang mengkonsumsinya dengan tujuan menjaga asupan gula dan menjaga berat badan. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai pemanis buatan dan baik/buruk-nya bagi kesehatan manusia.
Fakta Mengenai Pemanis Buatan
- Di AS, 25% anak dan 41% dewasa secara rutin mengkonsumsi pemanis buatan terutama dari makanan produksi pabrik. Malah 80% anak dan 56% dewasa mengkonsumsinya setidaknya satu kali dalam sehari.
- Wanita lebih banyak mengkonsumsi pemanis buatan dibandingkan pria, karena terkait dengan harapan tidak menaikkan berat badan.
- Orang di AS dan Eropa adalah pengkonsumsi pemanis buatan terbesar di dunia.
- Dari banyaknya jenis pemanis buatan di AS, ada yang masih diizinkan beredar, ada yang sudah dilarang, ada juga yang tidak boleh beredar oleh FDA (BP-POM-nya AS).
- Di Indonesia, yang beredar di pasaran, adalah yang mendapat izin dari BP-POM RI.
- Uniknya di Indonesia justru orang dengan ekonomi lemah lebih banyak mengkonsumsi pemanis buatan karena pada makanan dan minuman yang tidak mahal selalu menggunakan pemanis buatan.