Banyak jenis binatang yang dilaporkan pernah menggigit manusia seperti anjing, kucing, hamster, rakun, tupai, ular, dll. Gigitan binatang (animal bites) bisa terjadi di mana saja tapi sebagian besar kasusnya merupakan gigitan dari binatang peliharaan. Gigitan binatang tersebut dapat menyebabkan beberapa kasus medis, dari luka dan infeksi pada kulit karena gigitannya, sampai penyakit menular seperti tetanus dan rabies; terutama bila digigit oleh binatang liar. Sesuatu yang tidak dianggap serius karena gigitan binatang, sering kali berujung menjadi kasus serius yang dapat mengancam jiwa karena setiap gigitan binatang berpotensi mengandung bakteri penyebab infeksi. Artikel ini membahas gigitan binatang secara umum. Untuk gigitan ular dan gigitan serangga akan ditulis pada artikel terpisah.
Fakta Tentang Gigitan Binatang
- 1 sampai 4.5 juta gigitan binatang diperkirakan terjadi di AS setiap tahun, di mana 1%-nya harus dirawat di RS, dengan total biaya lebih dari 100 juta USD.
- Gigitan kucing dan anjing adalah yang tersering dengan 334 ribu kunjungan ke UGD setiap tahunnya di AS.
- Insidensi tertinggi terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun untuk gigitan anjing, dan 19-20 tahun untuk gigitan kucing.
- Kasus gigitan binatang pada pria lebih tinggi dibanding pada wanita, dengan perbandingan 3:1. Gigitan anjing lebih sering pada pria, sementara gigitan kucing lebih sering pada wanita.
- Di beberapa negara bagian AS, kasus gigitan binatang harus dilaporkan dan yang bersangkutan harus mengisi formulir pencegahan penyakit bersumber dari binatang.
- Gigitan paling sering terjadi pada tangan, lengan, kaki, dan muka.
- 85% gigitan binatang mengandung bakteri, dengan infeksi yang paling sering adalah tetanus dan rabies.