Menyediakan obat di rumah untuk keluhan-keluhan umum sangat biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Terutama mereka yang sudah memiliki anak, apa lagi bila anaknya atau ada anggota keluarga yang rutin menderita penyakit tertentu. Banyak sekali obat bebas tanpa harus menggunakan resep dari dokter atau yang disebut sebagai Over-The-Counter (OTC) yang memang dapat dibeli untuk melengkapi stok obat-obatan di rumah. Dalam Bahasa Inggris menyetok obat di rumah ini dikenal dengan istilah home pharmacy. Pada dasarnya obat-obat OTC ini sudah cukup untuk mengatasi keluhan-keluhan yang juga sebenarnya tidak memerlukan pemeriksaan khusus oleh dokter.
Fakta tentang Home Pharmacy
- Keluarga di Indonesia ternyata sering juga menyetok obat yang sebenarnya harus diresepkan oleh dokter.
- Sering juga mereka menyetok obat sisa sakit sebelumnya. Padahal pesan dari dokter obat tersebut harus dihabiskan.
- Banyak sekali info tidak akurat yang didapat dari orang yang tidak berkompeten, hanya karena pengalaman kemudian meniru menyetok obat tertentu.
- Iklan di media terutama TV sangat berperan dominan untuk menentukan merk obat yang distok di rumah.
Sebelum kita membahas obat-obat apa saja yang sebaiknya distok di rumah, ada baiknya kita membahas dulu tentang obat-obat OTC ini. Obat OTC biasanya memiliki merk dagang, karena merupakan sumber pendapatan besar bagi perusahaan obat yang memproduksinya. Banyak juga obat OTC yang bukan berisi tunggal kandungan aktif, seperti obat flu yang setidaknya memiliki 3 sampai 4 kandungan aktif. Walaupun tidak dibutuhkan resep dokter untuk membeli obat OTC, bukan berarti obat-obat ini bebas dari efek samping. Bahkan di antaranya ada yang berinteraksi dengan zat aktif obat lainnya yang mungkin saja dapat mencetus sesuatu yang berbahaya bagi tubuh. Misalnya pasien yang sedang diterapi obat pengencer darah oleh dokter dapat menderita perdarahan di pencernaannya ketika ia mengkonsumsi obat OTC berzat aktif ibuprofen, suatu obat demam atau anti nyeri. Ada juga obat yang bahaya bila dikonsumsi dalam jangka panjang seperti acetaminophen/paracetamol yang dapat merusak liver atau aspirin yang dapat merusak paru-paru dan ginjal. Inilah yang menyebabkan sangat penting bagi pembeli untuk sangat teliti dan berhati-hati ketika membeli. Selain agar pas dengan keluhan yang ingin diobati juga agar tidak malah mendapatkan efek samping yang tidak diinginkan tersebut. Hati-hati untuk pemberian pada anak, karena harus sangat memperhatikan dosisnya. Satu hal lagi yang perlu diingat bila menggunakan obat-obatan OTC ini yaitu seperti yang selalu tercantum pada kemasannya; “Bila sakit berlanjut hubungi dokter”.
Stok Obat untuk Demam & Penghilang Nyeri
Di Indonesia ada 3 golongan obat OTC untuk kategori ini, yaitu: acetaminophen atau paracetamol, obat anti radang nonsteroid yang disingkat NSAID (Non Steroid Anti Inflammation Drug), dan asam salisilat.
- Acetaminophen/Paracetamol. Obat ini adalah yang paling luas dijual dan dikenal, paling banyak merk dagangnya dan yang paling direkomendasikan untuk mengobati demam. Obat ini juga sangat baik untuk mengatasi rasa nyeri yang ringan dan menjadi pilihan bagi orang yang tidak bisa menggunakan obat golongan anti inflamasi. Di Indonesia, obat golongan ini sangat sering dipasarkan untuk obat berbagai jenis sakit kepala. Untuk dewasa dosis maksimalnya adalah 4 gram per hari untuk menghindari komplikasi kerusakan liver.
- NSAID. Obat jenis ini juga cukup banyak jenis dan merk dagangnya dan yang paling terkenal adalah ibuprofen dan asam mefemanat. Kasus medis yang biasa diterapi menggunakan obat ini adalah demam, sakit gigi, dan sakit sendi, dan sakit yang disebabkan oleh batu ginjal atau batu empedu. Namun obat golongan ini berefek menyebabkan sakit pada lambung, sehingga harus berhati-hati bila diberikan kepada mereka yang memiliki sakit maag atau riwayat perdarahan pada saluran cerna.
- Asam salisilat atau aspirin. Di AS obat ini tergolong yang sangat luas digunakan, terutama untuk kasus sakit kepala. Tapi di Indonesia penggunaannya tidak seluas di sana. Selain untuk menghilangkan sakit, obat ini digunakan untuk mencegah serangan jantung dan stroke akibat sumbatan proses pembekuan darah pada pembuluh darah jantung dan otak. Pemakaian untuk fungsi yang kedua ini lebih sering ditemui di Indonesia dengan istilah obat pengencer darah. Obat ini juga bisa menyebabkan perdarahan di saluran cerna dan tidak boleh digunakan untuk anak di bawah usia 14 tahun.
Stok Obat untuk Batuk dan Pilek
Batuk dan pilek pada dasarnya adalah keluhan yang terjadi akibat adanya infeksi pada saluran pernafasan bagian atas yang biasanya bersifat akut (tidak lama). Sebagian besar disebabkan oleh virus dan bersifat self-limiting disease atau akan sembuh sendiri dalam 7-14 hari. Batuk-pilek biasa ini harus dibedakan dengan yang disebabkan oleh virus influenza. Baca dalam artikel lain mengenai influenza. Walaupun batuk-pilek biasa ini dapat sembuh sendiri, tetap saja akan lebih nyaman bila penderita meminum obat untuk mengurangi keluhannya. Obat yang diberikan biasanya bersifat kombinasi atau memiliki beberapa zat aktif di dalam satu tablet/kaplet. Kombinasi zat aktif tersebut tergantung dari keluhan-keluhan yang mungkin timbul. Hal ini sering menjadi ajang bagi perusahaan obat untuk memproduksi berbagai macam kombinasi obat batuk-pilek dan memasarkannya dengan cara persuasif agar orang akhirnya membeli dan mengoleksi semua jenis. Keluhan yang mungkin muncul seperti; hidung berair atau tersumbat, produksi ingus yang banyak, bersin-bersin, batuk kering atau berdahak, dahak yang sulit dikeluarkan, sakit menelan, sakit kepala, sakit badan, dll. Berikut adalah zat aktif yang biasa terdapat di dalam obat untuk kasus batuk-pilek ini:
Baca artikel lain di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Paracetamol. Untuk menghilangkan keluhan sakit kepala, sakit badan, dll. (baca di atas).
- Dextromethorphan (DMP). Sampai dengan awal tahun lalu obat ini tergolong obat bebas, tapi mulai akhir tahun 2017 obat ini lebih dikontrol ketat oleh BPPOM karena sering disalahgunakan sebagai kombinasi obat untuk mabuk-mabukan. Padahal DMP sangat ampuh untuk meringankan keluhan batuk, terutama batuk yang kering. DMP tidak boleh diberikan pada anak di bawah 4 tahun.
- Guaifenesin. Termasuk golongan expectorant atau obat merangsang sekresi dahak yang terdapat di dalam saluran pernafasan. Terkadang malah akan memperbanyak frekuensi batuk untuk mengeluarkan dahak yang terbentuk.
- Bromhexin. Berbeda dengan Guaifenesin, obat ini bekerja mengencerkan dahan sehingga diberikan untuk kejadian dahak yang kental yang sulit untuk dikeluarkan.
- Phenylpropanolamine (PPA). Berfungsi untuk melegakan saluran nafas akibat tersumbat oleh peradangan terutama pada daerah hidung.
- Chlorpheniramine (CTM) / Diphenhydramine. Merupakan golongan obat alergi tapi pada obat batuk-pilek digunakan untuk mengurangi rasa gatal yang biasa terjadi di hidung dan tenggorokan. Obat ini berefek samping mengantuk sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan ketika mengoperasikan mesin atau berkendara.
- Zat-zat aktif lain. Ada beberapa jenis zat aktif lain, yang lebih jarang digunakan, tapi tidak dibahas dalam artikel ini.
Stok Obat untuk Diare
Diare merupakan kasus yang juga sangat sering terjadi. Sebenarnya yang terpenting adalah menjaga agar tubuh senantiasa terhidrasi dengan baik. Diare biasa dibantu dengan menggunakan obat-obatan:
- Attapulgite. Obat ini berguna untuk mengurangi frekuensi dari diare. Tapi tidak boleh digunakan lebih dari 2 hari kecuali atas anjuran dokter, karena bisa terjadi sembelit atau terjadi akumulasi bakteri di dalam usus. Obat ini seperti juga obat sakit kepala, sangat banyak merk dagangnya.
- Loperamide. Obat yang juga terkenal untuk menyetop diare, tapi harus segera dihentikan bila terjadi sembelit, keram perut, mual atau muntah.
Stok Obat untuk Sembelit
Obat sembelit juga tidak jarang diiklankan di media, karena memang kasusnya juga cukup banyak. Pada dasarnya sembelit dapat diatasi dengan memperbaiki diet, tapi bila harus menggunakan obat dapat meminum obat sbb.:
- Glycerin. Adalah yang paling aman dengan sediaan suppositoria atau yang dimasukkan melalui anus. Aman karena bekerja secara lokal di dalam rektum dan anus saja. Obat ini akan membantu melunakkan feses sehingga lebih mudah untuk keluar.
- Bisacodyl. Hati-hati mengkonsumsi obat jenis ini karena bila berlebih malah akan mencetus diare yang tidak dapat tertahan sama sekali. Obat ini juga tidak boleh digunakan terlalu sering karena dapat merusak mukosa usus.
Stok Obat untuk Kasus Alergi
Baca dalam artikel lain yang membahas dalam mengenai alergi untuk penjelasan mengenai kondisi medis ini. Alergi bisa terjadi pada siapa saja sehingga tidak ada salahnya menyetok obat alergi di rumah. Manifestasi alergi bisa berbeda-beda, yang paling sering adalah yang terjadi di kulit, saluran pernafasan dan mata. Obat alergi biasanya kombinasi antara anti alerginya dan sebuah kortikosteroid.
- Anti Alergi. Ada beberapa jenis anti alergi, di antaranya seperti di atas yaitu CTM, diphenhydramine dan cetirizine yang berefek menimbulkan kantuk. Ada jenis lain yang tidak menimbulkan mengantuk yaitu loratadine. Jenis ini lebih sering dipakai bila dikonsumsi di siang hari atau ketika penderita masih ingin melanjutkan aktivitas kesehariannya.
- Kortikosteroid. Kortikosteroid juga berbagai macam jenisnya. Yang dijual bebas adalah dexamethasone. Untuk kasus alergi biasanya diberikan dosis 3 kali 0.5 mg per hari. Hati-hati menggunakan kortikosteroid karena bila digunakan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan bengkak pada muka dan tubuh.
Stok Obat untuk Asma
Asma sebenarnya bagian dari reaksi alergi, sehingga dua jenis obat di atas juga biasa diberikan pada penderita asma yang sedang kambuh. Tapi ada obat khusus yang diberikan untuk penderita asma yaitu obat untuk melapangkan atau melegakan saluran nafas yang menyempit sbb.:
- Salbutamol. Obat ini biasa terdapat pada obat asma yang bekerja cukup cepat untuk melegakan saluran nafas. Sediaan salbutamol yang dijual bebas adalah dalam bentuk tablet dan syrup. Dalam bentuk inhaler dan cairan nebulasi harus menggunakan resep dari dokter.
- Theophylline. Sama seperti salbutamol, obat ini juga bekerja dengan cara melegakan saluran nafas yang menyempit akibat asma dan juga bronkhitis.
- Ephedrine. Sedikit berbeda, obat ini membantu mengurangi pembengkakan yang terjadi pada saluran hidung.
Penutup
Memang masih banyak kasus atau kondisi medis yang tidak dibahas di sini, namun yang dibahas dalam artikel ini adalah kondisi medis yang paling sering terjadi, dan termasuk penyebab orang menyetok obat-obatan di rumah untuk mengatasinya. Selama obat-obat tersebut merupakan obat yang memang dijual bebas (OTC) dan selama digunakan sesuai petunjuk, diharapkan aman dengan efek samping yang minimal. Jangan lupa untuk selalu membaca petunjuk dan peringatan yang terdapat pada kemasan obat dan segeralah mencari pertolongan dokter bila keluhan berlanjut. Terakhir, cobalah untuk tidak membeli atau menyetok obat yang sebenarnya hanya bisa dibeli dengan resep dokter.
©IKM 2018-03