Henoch-Schonlein purpura (HSP) adalah penyakit peradangan yang terjadi pada pembuluh darah yang kecil atau yang disebut sebagai vasculitis; yang bisa terjadi pada kulit, usus halus, ginjal dan persendian. Kasus HSP lebih sering terjadi pada anak-anak yang dapat membuat pembuluh darah menjadi robek atau bocor. Kondisinya ditandai dengan merah seperti bekas benturan di kulit terutama di tungkai bagian belakang dan bokong. Kondisi HSB biasa bertahan 4-6 minggu, tapi ada kecendrungan untuk kambuh atau berulang. Bila terjadi pada pembuluh darah di ginjal dan usus halus, harus mendapatkan perhatian medis yang khusus karena bisa mencetus komplikasi yang serius.
Fakta Tentang HSP
- Walaupun HSP dapat terjadi pada semua usia, lebih sering terjadi pada anak-anak usia 2 sd. 11 tahun.
- Bila terjadi pada dewasa, kondisinya akan lebih parah dibandingkan pada anak-anak.
- Lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan.
- Sering didahului oleh keluhan infeksi di tenggorokan dan saluran pernafasan.
- Prognosis penyakit HSP ini biasanya sangat baik.
Nama penyakit HSP ini bersama dari nama seorang dokter anak berkebangsaan German, Eduard Heinrich Henoch (1820-1920) dan gurunya bernama Johann Lukas Schönlein (1793-1864). Mereka berdua memberikan nama “Henoch-Schonlein” tersebut pada tahun 1860. Sebelumnya dua orang dokter Inggris bernama William Heberden (1710-1801), seorang dokter umum dan Robert Willan (1757-1812), seorang dokter kulit; pernah juga menamakan kondisi yang sama menggunakan nama mereka berdua “Heberden-Willan” di tahun 1802 dan 1808. Tapi entah mengapa nama Heberden-Willan menjadi hilang dan tidak digunakan lagi, dan justru berganti menjadi “Henoch-Schonlein” sampai saat ini.
Penyebab Penyakit HSP
Penyebab pasti dari HSP sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti. Tetapi yang jelas ada hubungannya dengan sistem imunitas tubuh yang mempengaruhi pembuluh darah. Sekitar dua pertiga dari kasus HSP terjadi setelah kejadian infeksi saluran pernafasan bagian atas baik karena virus atau pun bakteri. Ada juga laporan kasus HSP yang terjadi setelah vaksinasi typhoid, cholera, yellow fever, cacar air, campak, atau hepatitis B. Atau terjadi setelah kasus alergi makanan, alergi obat, alergi dingin, dan gigitan serangga.
Faktor Resiko HSP
- Usia. Anak-anak lebih beresiko untuk terkena, terutama pada rentang usia 2 sd. 11 tahun (ada yang mengatakan sd. 6 tahun).
- Jenis Kelamin. Anak laki-laki lebih beresiko terkena dari pada anak perempuan.
- Ras. Ana-anak dengan ras Caucasoid dan Asia lebih beresiko terkena dibandingkan dengan ras lain.
- Waktu. HSP sering terjadi pada musim dingin dan semi di wilayah sub tropis atau musim hujan di wilayah tropis.
Komplikasi HSP
Kasus HSP dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi pada kasus yang terjadi pada orang dewasa akan lebih buruk dibandingkan dengan kasus yang terjadi pada anak-anak. Komplikasi ini biasanya membaik dalam waktu 1 bulan, walaupun sering kambuh. Komplikasi yang dapat terjadi adalah sbb.:
- Kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal lebih sering terjadi pada orang dewasa. Sampai ada kasus yang harus ditangani dengan cuci darah (hemodialisa) bahkan transplantasi ginjal.
- Perdarahan saluran cerna. Komplikasi ini diketahui dengan nyeri yang sangat pada saluran cerna serta ditemukannya darah pada feses.
- Sumbatan saluran cerna. Pada kasus yang jarang, HSP dapat juga mencetus komplikasi sumbatan saluran cerna karena intussusception – sebuah kondisi di mana usus terlipat masuk ke dalam (seperti membalik kaus kaki). Kondisi ini walaupun terjadi, kasusnya pada anak-anak.
Tanda dan Gejala HSP
HSP dapat memberikan gejala klasik dan gejala tambahan. Sebuah kasus HSP tidak harus menunjukkan semua gejalanya. Gejala yang tidak klasik yaitu demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot. Sementara gejala klasik yang dapat terjadi adalah:
- Rash atau merah keunguan di kulit dan timbul seperti bekas benturan (purpura). Gejala ini sering terjadi pada daerah terpengaruh gravitasi yaitu pada tungkai bawah, terutama di bagian belakang. Dapat juga terjadi di bokong, siku, lengan dan muka. Gejala biasanya mengenai kedua sisi tubuh dan lebih parah pada daerah yang tertekan pakaian seperti pada garis ikat pinggang dan karet kaus kaki.
- Nyeri dan bengkak pada sendi (arthritis). Sendi yang sering terkena adalah sendi lutut dan pergelangan kaki. Arthritis pada kasus HSP biasanya hanya terjadi untuk beberapa hari saja.
- Nyeri perut yang dapat muncul seperti keram perut, yang sering disusul oleh hilangnya selera makan, mual dan muntah, serta diare. Gangguan pada pencernaan ini biasa muncul sebelum muncul rash dan purpura di kulit.
Pada dasarnya kasus HSP karena seringnya terjadi pada anak-anak, sebaiknya ditangani oleh dokter. Walaupun pada kasus ringan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mendapatkan obat untuk meringankan gejala dan keluhan yang muncul.
Penegakan Diagnosis HSP
HSP biasanya didiagnosis berdasarkan gejala yang muncul pada kulit dan persendian. Tapi untuk memperkuat diagnosis, dokter bisa meminta pemeriksaan tambahan seperti urinalysis dan fungsi ginjal, tes darah untuk peradangan. Pemeriksaan pencitraan bisa dilakukan untuk memeriksa pencernaan menggunakan X-ray atau USG. Walaupun jarang biopsi kulit bisa juga dilakukan untuk memeriksa secara mikroskopis deposit antibodi IgA pada pembuluh darah di kulit.
Penanganan HSP
Dilakukan Sendiri
Penderita HSP sebaiknya dibawa ke dokter, dan harus diistirahatkan dengan bed rest serta harus banyak minum.
Dilakukan Dokter
Walaupun HSP biasanya ringan dan dapat sembuh secara spontan, tapi tetap saja dapat menjadi masalah yang serius terutama pada ginjal dan saluran cerna. Selain itu rash dan purpura yang terjadi dapat sangat jelas terutama pada tungkai bawah. Inilah yang menyebabkan HSP tidak boleh dibiarkan dan harus diobati. Penanganan kasus HSP dikonsentrasikan pada area yang terkena sbb.:
- Nyeri pada sendi dapat menggunakan obat anti radang seperti ibuprofen dan kortikosteroid.
- Bila ada tanda-tanda infeksi, maka akan diberikan antibiotik.
- Bila HSP sudah mengenai ginjal dan saluran cerna, bisa diberikan obat penekan sistem imun (immunosuppressant) yang lebih kuat.
- Bila terjadi kerusakan ginjal, pasien sampai harus menjalani hemodialisa (cuci darah) bahkan sampai transplantasi ginjal.
- Bila terjadi intussusception, akan dilakukan operasi pengembalian usus ke posisi semula.
Prognosis Pasien HSP
Secara garis besar, prognosis pasien HSP sangat baik dan jarang yang mencetus masalah jangka panjang, walaupun pada beberapa pasien dapat menderita kasus kambuhan. Lain lagi halnya bila sudah terjadi kerusakan ginjal dan sudah terjadi intussusception, prognosis bisa menjadi kurang baik.
Pencegahan HSP
HSP cendrung sulit untuk dicegah. Tapi karena sering terjadi pada mereka yang memiliki faktor resiko, maka cara mencegah terjadinya HSP adalah mencegah faktor-faktor resiko seperti:
- Menjaga kesehatan agar tidak terkena infeksi saluran pernafasan.
- Bila memiliki alergi, terutama alergi makanan, obat, dan dingin maka harus berhati-hati agar alergi tidak kambuh.
- Bila terkena gigitan serangga, harus segera ditangani sebelum muncul efek sensitifitas di tubuh.