Subconjunctival hemorrhage (SCH) atau perdarahan di bawah konjungtiva di Indonesia biasa disebut sebagai mata berdarah atau mata merah. Berbeda dengan mata merah akibat infeksi dan peradangan yang disebut dengan conjunctivitis, SCH ini hampir tidak menimbulkan keluhan apa-apa, dan cendrung tidak berbahaya. Tapi karena seluruh bagian putih dari mata (conjunctiva) bisa berubah menjadi warna merah darah, bisa membuat penderita dan orang disekitarnya menjadi ketakutan. Conjunctiva sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian putih dari mata, dan bagian dalam dari kelopak mata. Pada kasus SCH, perdarahan terjadi pada bagian putih mata.
Fakta Tentang SCH
- SCH bukan kondisi yang berbahaya, biasanya tidak memerlukan penanganan apa-apa, dan akan hilang dengan sendirinya dalam 1-2 minggu.
- Tapi kondisinya sangat menakutkan, baik bagi penderitanya maupun orang yang ada di dekatnya.
- Lebih dari separuh kasus SCH terjadi secara spontan tanpa diketahui penyebabnya.
- SCH dapat terjadi ada seluruh usia, dan semua orang, dengan insidensi 0,6% dari populasi.
- Lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria dan resiko terjadinya SCH akan bertambah pada manula, seiring dengan bertambahnya usia.
Pada conjunctiva terdapat banyak sekali pembuluh-pembuluh darah halus yang memiliki dinding tipis. SCH terjadi ketika darah rembes dari pembuluh darah tersebut karena robek, kemudian darah terjebak antara conjunctiva dan sclera (selaput bening yang menyelimuti bola mata). Bahkan robekan kecil saja sudah cukup membuat perdarahan terlihat dari luar, karena ruang antara conjunctiva dan sclera sangat tipis. Pada kasus SCH, bagian tengah dari mata yaitu iris dan juga kornea tidak terkena dampaknya. Sehingga kasus SCH hampir tidak menimbulkan keluhan apa-apa bagi penderitanya.
Penyebab Terjadinya SCH
Banyak kasus SCH terjadi secara tiba-tiba, kemudian bahkan sampai sembuh tidak diketahui penyebabnya. Untuk yang diketahui, penyebabnya SCH dikelompokkan seperti di bawah yang diurutkan dari yang paling sering terjadi:
- Karena peningkatan tekanan secara tiba-tiba pada vena yang terdapat pada conjunctiva. Bisa disebabkan oleh bersin, batuk, mengedan, mengangkat barang berat, dan muntah.
- Karena trauma langsung pada mata yang dapat juga terjadi kerusakan pada pembuluh darah pada conjunctiva. Bisa disebabkan oleh mengucek mata terlalu kuat, pemasangan dan pelepasan contact lenses yang salah, benda asing yang masuk ke mata, atau benturan keras pada kepala pada kasus kecelakaan.
- Terjadi setelah tindakan operasi pada mata, seperti operasi katarak dan glaucoma, serta tindakan anesthesi pada mata yang disebut dengan retrobullar injection.
- Karena penyakit sistemik, yang menyebabkan tekanan tinggi atau membuat kerusakan pada pembuluh darah pada conjunctiva. Kondisi ini bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi, kencing manis, arteriosclerosis, SLE (Lupus), gangguan perdarahan dan pembekuan darah, kekurangan vitamin K, dan kekurangan vitamin C.
- Karena efek dari obat-obatan pengencer darah, seperti warfarin dan asetil salisilat, serta efek dari steroid.
- Karena penyakit lain. Seperti campak, malaria, dan influenza yang dapat mencetus peradangan berat pada mata. Bisa juga karena suatu tumor atau kanker.
Tanda dan Gejala SCH
Hampir selalu SCH tidak ada menimbulkan keluhan dan penglihatan biasanya tidak akan terganggu sama sekali. Tapi ada penderita yang mengaku merasa matanya menjadi terasa penuh dan berat. Tergantung dari penyebabnya, bisa terjadi iritasi pada mata dan mata juga bisa terasa nyeri saat disentuh. Yang jelas bagian putih dari mata akan terlihat memerah, dari ukuran seujung jarum, sampai bisa menjadi merah seluruhnya dengan warna merah darah. Kondisi ini dapat memberikan efek dramatis yang menakutkan. Walaupun jarang, darah bisa merembes keluar dan membuat air mata menjadi berwarna merah jambu atau merah. Hal ini pun tidak akan menimbulkan rasa nyeri dan memang tidak berbahaya.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Perdarahan yang terjadi akan terlihat membesar dalam beberapa hari pertama seiring dengan darah yang menyebar. Baru kemudian akan berkurang ukurannya ketika darah sudah kembali terserap oleh tubuh. Bila terjadi merah seluruh mata, yang akan terlihat hilang terlebih dahulu adalah bagian atas, baru ke bawah. Hal ini disebabkan oleh adanya gravitasi. Warna yang tadinya merah, akan berubah menjadi coklat, jingga, kuning, baru kemudian hilang sama sekali. Beberapa penderita mengeluhkan iritasi ringan atau mata terasa mengganjal selama proses kesembuhan. Semua proses ini biasanya berjalan antara 7-14 hari, terutama untuk SCH yang terjadi secara spontan, yang tidak terkait adanya trauma atau cedera pada mata. SCH bisa sembuh secara sempurna tanpa adanya masalah medis jangka panjang.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila SCH terjadi setelah trauma atau benturan pada kepala, karena dikhawatirkan darah berasal dari belakang mata dan otak, bukan dari subconjunctiva.
- Bila SCH terjadi karena adanya trauma langsung pada mata, karena harus dipastikan tidak ada gangguan mata lainnya selain perdarahan tersebut.
- Bila disertai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman pada mata.
- Bila terjadi gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur, double vision, dll.
- Bila SCH terjadi secara tiba-tiba, sementara diketahui memiliki penyakit seperti yang diuraikan di atas.
- Bila lebih dari 7 hari, tidak ada tanda-tanda perdarahan akan hilang.
Pemeriksaan Penunjang SCH
Dokter jarang melakukan pemeriksaan penunjang untuk kasus SCH. Tapi bisa saja dokter akan melakukan pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa yang terjadi hanya SCH dengan penyebab yang tidak harus dikhawatirkan. Dokter sudah pasti akan memeriksa mata menggunakan slit lamp (alat seperti microscope untuk pemeriksaan mata). Dokter juga bisa memeriksa tekanan darah, bahkan pemeriksaan laboratorium untuk melihat adanya gangguan pembekuan atau kelainan darah lainnya. Bila dokter mengkhawatirkan SCH disebabkan oleh suatu tumor atau kanker, maka dokter akan melakukan pemeriksaan CT-scan atau MRI.
Penanganan SCH
Dilakukan Sendiri
- Hal pertama yang harus dimengerti adalah tidak perlu panik. Coba ingat-ingat apa yang terjadi atau yang dilakukan sebelum terjadinya perdarahan. Apakah ada satu dari penyebab-penyebab yang dijelaskan di atas.
- Bila diketahui penyebabnya, dan termasuk yang harus diperiksakan langsung oleh dokter mata; maka segeralah ke dokter mata.
- Bila tidak diketahui penyebabnya dan tidak ada keluhan pada mata, cobalah observasi selama beberapa hari dan lihat perkembangannya.
- Bila muncul keluhan, dan harus ditangani oleh dokter mata, segeralah diperiksakan juga.
- Untuk keluhan iritasi ringan, cukup teteskan dengan obat tetes khusus mata iritasi.
- Jangan menggunakan obat tetes mata steroid atau obat tetes mata untuk kasus peradangan (conjunctivitis), karena selain berbahaya juga tidak ada gunanya.
Dilakukan Dokter
Seperti diuraikan di atas, tidak ada perlakuan atau terapi khusus untuk SCH. Bila diberi obat oleh dokter, biasanya dokter memberikan obat untuk mengatasi penyebab terjadinya SCH; seperti obat hipertensi, obat kencing manis, dll. Hal yang paling biasa diresepkan oleh dokter adalah obat tetes mata artificial tears atau air mata tiruan yang dapat diteteskan setiap kali mata terasa mengganjal atau terjadi iritasi.
Pencegahan SCH
SCH tidak selalu dapat dicegah, karena bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya secara pasti. Tapi untuk penyebab yang diketahui SCH bisa dicegah agar jangan sampai terjadi. Di antaranya:
- Hindari bersin, batuk dan mengedan terlalu keras, serta hindari mengangkat beban berat sampai harus mengedan.
- Berhati-hatilah, agar jangan sampai terjadi trauma atau cedera pada kepala, muka, apa lagi mata.
- Jangan mengucek mata terlalu kuat, dengan alasan apapun.
- Jagalah senantiasa agar jangan ada benda asing masuk ke mata, seperti menggunakan goggle ketika diperlukan.
- Berhati-hati bila memasang atau melepaskan contact lenses.
- Tangani penyakit yang bisa menyebabkan SCH semaksimal mungkin, termasuk di antaranya, tekanan darah tinggi, kencing manis, arteriosclerosis, SLE, dll.
- Konsultasikan ke dokter bila harus menggunakan obat pengencer darah atau steroid dalam waktu yang lama.
Penutup
Walaupun terlihat seperti penyakit yang menyeramkan, di mana penderitanya terlihat seperti makhluk dari dunia hitam; SCH sesungguhnya suatu kondisi medis ringan, yang jarang berbahaya, dan sebagian besar juga disebabkan oleh kondisi sehari-hari. Tapi karena SCH bisa juga disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius, maka tidak ada salahnya berhati-hati, mencegah agar jangan sampai terjadi, serta yang paling penting untuk memeriksakannya ke dokter mata.