Bila seseorang menderita bronkhitis kronis atau COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) yang bila diterjemahkan menjadi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK); untuk menjalani aktivitas keseharian seperti berjalan, atau menaiki tangga saja dapat menjadi lebih sulit. Inilah tujuannya sebuah program rehabilitasi fungsi paru-paru bagi penderita ini. Pada dasarnya program rehabilitasi ini sama seperti program lainnya yang ditujukan kepada peningkatan kebugaran dan membantu penderita untuk dapat bernafas sebaik dan senyaman mungkin. Pada artikel ini tidak dibahas mendalam tentang PPOK, untuk lebih jelasnya bisa dibaca dalam artikel lain di blog saya.
Fakta mengenai Rehabilitasi Paru untuk Penderita PPOK
- Sebagian besar penderita yang sudah menjalaninya merasa lebih baik, dan lebih bisa melakukan aktivitas kesehariannya tanpa ‘kehabisan nafas’.
- Hampir semua penderita yang mendapatkan program rehabilitasi ini mengalami perbaikan gejala dari penyakitnya; dengan merasa nafas lebih lapang, lebih bertenaga, dan lebih dapat mengontrol penyakit mereka.
- Menjalani rehabilitasi ini secara rutin dapat mengurangi frekuensi penderita ke rumah sakit dengan COPD flare-ups (gejala berat yang kambuh mendadak).
- Bagi yang senantiasa meneruskan latihan yang didapat setiap hari di rumah, manfaatnya dapat bertahan untuk waktu sampai tahunan; dibandingkan yang hanya melakukannya di rumah sakit atau klinik.
Bronkhitis adalah peradangan akut pada saluran udara di dalam paru-paru yang bisa disebabkan oleh beberapa sebab, dan bisa bersifat akut atau kronis. Bronkhitis kronis disebut juga sebagai PPOK. Pada penderita PPOK ini, lapisan mukosa yang ada pada saluran udara di dalam paru-parunya teriritasi dan membengkak. Sel pembentuk lapisan mukosa tersebut bocor dan mengeluarkan cairan lendir/dahak sebagai respon terhadap peradangan. Penderita kemudian menjadi sering batuk sebagai reflex untuk mengeluarkan dahak tadi. Batuk tersebut dapat menjadi sangat parah dan mengganggu, serta dapat mencetus sesak nafas.
PPOK dan Rokok
Bronkhitis kronis sangat lumrah terjadi pada seorang perokok. Bahkan sering sekali terjadi pada orang tidak perokok tapi hidup dalam lingkungan perokok. Misalnya seorang istri dari seorang perokok, anak dari seorang perokok, teman sekantor yang temannya merokok, dll. Bila dada seorang perokok aktif maupun pasif ini difoto X-rays, maka akan terlihat corakan parunya bertambah dan tidak jarang sudah terdeteksi tanda-tanda adanya bronkhitis, walaupun yang bersangkutan belum mengeluhkan apa-apa. Kerusakan yang ditimbulkan oleh PPOK ini dapat mencetus kerusakan permanen paru-paru bahkan mencetus terjadinya kanker paru.
Tanda dan Gejala PPOK
Gejala di mulai dengan batuk kering, dan setelah beberapa hari baru batuk mengandung banyak dahak dengan warna bening, kuning, atau hijau. Dikatakan kronis bila batuk bertahan lebih dari 2 minggu yang terkadang batuk disertai oleh percikan darah. Batuk selalu terdengar mengandung dahak kental yang dapat menjadi sangat sakit, membuat otot-otot pada dada dan perut menjadi nyeri. Bahkan dapat sampai mematahkan tulang iga atau menyebabkan penderita pingsan karena rasa nyerinya. Penderita akan merasakan demam yang ringan, bila demam tinggi merupakan tanda sudah terjadinya pneumonia. Penderita juga mengeluhkan dada terasa sempit, berat, panas, dan nyeri yang tumpul. Nyeri ini bertambah parah saat batuk atau menarik nafas panjang. Nafas akan terdengar berbunyi saat meniupkan nafas terutama bila kecapean, setelah olahraga, atau saat terasa keluhan di dada.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Yang diajarkan dan termasuk dalam program rehabilitasi paru untuk penderita bronkhitis ini terdiri dari:
- Latihan fisik. Latihan fisik dalam program rehabilitasi penderita PPOK merupakan kunci dasarnya yang dapat membuat paru-paru dan jantung bekerja lebih baik. Sebagian besar latihannya dititik-beratkan pada latihan tungkai yang terbukti dari beberapa penelitian manfaatnya bagi penderita PPOK. Latihan tungkai ini bervariasi dari berjalan pada tempat datar sampai mendaki atau menaiki tangga. Latihan fisik juga dikonsentrasikan pada kekuatan tubuh bagian atas yang penting untuk fungsi pernafasan dan menjalani aktivitas sehari-hari.
- Teknik bernafas. Target dari latihan teknik bernafas ini adalah memudahkan penderita bernafas, mengurangi sesak nafas, dan meningkatkan ventilasi; dengan melatih otot-otot pernafasan. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah meniup melalui alat dengan diberi tahanan dapat meningkatkan kekuatan otot-otot pernafasan, karena pada penderita PPOK sering ditemukan otot pernafasan penderita yang lemah.
- Bronchopulmonary Hygiene. Atau kebersihan bronkus dan paru-paru. Penderita diajarkan bagaimana caranya menjaga kebersihan bronkus dan paru-parunya dari produksi lendir yang berlebihan yang hampir selalu mengandung bakteri. Tujuan dari latihan ini adalah adanya peningkatan sputum clearance atau lendir berhasil dikeluarkan.
- Asupan nutrisi. Sudah jelas seorang penderita PPOK harus menjaga asupan nutrisinya agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit paru lainnya.
- Penjelasan mengenai obat-obatan. Termasuk di dalamnya penjelasan mengenai obat minum, penggunaan inhaler, dan terapi oksigen yang benar untuk penderita yang mendapatkannya. Penggunaan kortikosteroid juga dikontrol ketat pada bagian ini, karena terbukti dari penelitian bahwa penggunaan kortikosteroid dalam waktu lama dapat menjadikan otot-otot pernafasan lemah.
- Relaksasi dan manajemen emosi. Bila diperlukan penderita juga diajarkan untuk relaksasi dan bisa me-manage emosinya. Karena bila hormon stres seperti adrenalin dan cortisol tinggi di dalam darah penderita, rasa sesak akan lebih sangat terasa.
Penanganan PPOK
Rehabilitasi sendiri sebenarnya merupakan salah satu tata cara penanganan penderita PPOK seperti yang diuraikan di atas. Selain rehabilitasi tersebut, penyakit PPOK-nya sendiri harus juga ditangani.
- Dilakukan Sendiri. Penderita harus berhenti merokok, jangan pernah mendekati rokok kembali, dan senantiasa menjauhi asap rokok orang lain. Untuk meringankan batuknya, bisa dibantu dengan mencukupkan minum, atau membeli obat-obat pengencer dahak yang dijual bebas.
- Dilakukan Dokter. Dokter akan memberikan penanganan yang sangat tergantung dari kondisi dan keluhan penderita. Terapi yang mungkin diberikan dokter:
- Antibiotik, bila penyebabnya bakteri
- Antitussive, untuk menekan frekuensi batuk
- Mucolytic dan expectorant, untuk mengencerkan dahak
- Antipyretic, untuk demam dan menghilangkan sakit-sakit di badan atau otot
- Bronchodilator, untuk melonggarkan saluran nafas
- Antiinflamasi, bila diperlukan
- Bila kondisinya buruk, dokter mungkin menyarankan untuk diopname.
©IKM 2018-08