Istilah psoriasis di Indonesia mungkin terdengar asing, tapi merupakan penyakit yang sering kita jumpai sehari-hari, sebagai “penyakit kulit bersisik”. Walaupun psoriasis terjadi pada kulit, tapi sebenarnya merupakan penyakit sistemik yang terkait dengan sistem imunitas dan peradangan pada tubuh penderitanya secara umum. Penyakit psoriasis ini bersifat kronis (menahun) yang tidak bisa disembuhkan, tapi dapat diobati. Psoriasis dapat terjadi pada semua usia, pada semua ras, dengan jumlah penderita tidak berbeda antara pria dan wanita.
Fakta tentang Psoriasis
- Penyakit psoriasis bukan penyakit menular, tapi bisa diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya.
- Psoriasis dapat terjadi pada semua usia, tapi usia tersering mulai muncul psoriasis pertama kali adalah antara 16-22 tahun atau antara usia 57-60 tahun.
- Dapat terjadi pada semua ras di dunia, tapi lebih banyak pada orang Eropa Barat dan Skandinavia.
- Dengan kejadian yang sama pada pria dan wanita. Hanya saja kejadian psoriasis pada wanita biasanya pada usia lebih muda dibandingkan pada pria.
- Dari semua jenis psoriasis, yang tersering adalah plaque psoriasis atau psoriasis bersisik. Biasa juga disebut sebagai psoriasis vulgaris yang bisa terjadi di seluruh permukaan kulit termasuk kulit kepala.
- Kulit yang tersering terjadi psoriasis adalah pada kulit lutut, siku, dan punggung bagian bawah.
Psoriasis dibagi berdasarkan karakteristiknya pada kulit. Tapi satu jenis psoriasis, bisa berkembang menjadi jenis lain dalam perjalanan penyakitnya. Jenis-jenis psoriasis adalah sbb.:
- Plague psoriasis. Merupakan jenis yang paling sering terjadi dengan karakteristik kulit bersisik kasar membentuk lapisan tebal kulit dengan warna merah keperakan.
- Pustular psoriasis. Karakteristiknya berwarna merah dengan benjolan kantung berisi nanah.
- Erythrodermic psoriasis. Karakteristiknya adalah kulit yang terkena sangat luas, berwarna merah dan bersisik.
- Guttate psoriasis. Kebalikan dari nomor 3, dengan lesi terisolasi berupa benjolan-benjolan kecil.
Penyebab dan Faktor Resiko Psoriasis
Penelitian mengindikasikan, penyakit psoriasis disebabkan oleh kondisi yang berasal dari kelainan pada sistem yang mengendalikan peradangan di tubuh manusia. Pada penderita psoriasis, limfosit T-nya (bagian dari sel darah putih), secara tidak normal mencetus peradangan pada tubuh. Efek yang terjadi pada kulit adalah, membuat kulit tumbuh lebih cepat dari normal, sehingga terjadi penumpukan dan membentuk lapisan-lapisan pada permukaan kulit. Mereka yang memiliki riwayat pada keluarga memiliki psoriasis, akan beresiko lebih besar untuk terkena. Bila kedua orang tua menderita psoriasis, maka setiap anaknya memiliki resiko sebesar 50% untuk terkena juga. Faktor resiko lain dari psoriasis adalah:
- Cedera pada kulit dapat mencetus plague psoriasis. Biasanya setelah terjadi infeksi atau peradangan pada kulit, atau setelah kulit digaruk dengan sangat keras. Psoriasis biasanya muncul dalam 10 hari setelah cedera, yang disebut Koebner phenomenon.
- Sunburn atau terbakar sinar matahari ini juga membuat mereka yang sensitif untuk mudah terkena psoriasis.
- Infeksi bakteri Streptokokus pada bagian tubuh lainnya, seperti radang tenggorokan; bisa mencetus guttate psoriasis.
- Merokok. Asap rokok baik yang dihisap sendiri atau asap rokok orang lain, juga merupakan faktor resiko.
- Alkohol. Bahkan untuk konsumsi kecil pun sudah bisa untuk mencetus terjadinya psoriasis.
- Perubahan hormonal yang sering terjadi pada remaja, pada wanita yang memasuki masa menopause, wanita hamil, dan wanita paska melahirkan; juga ditengarai menjadi faktor resiko psoriasis.
- Obat-obatan juga bisa menjadi faktor resiko psoriasis. Di antaranya: beta-blockers, NSAID (obat antiinflamasi non steroid) dan antimalarial (yang juga digunakan untuk terapi radang sendi dan lupus).
- Stres. Bahkan stres pun ternyata dapat mencetus dan memperberat kondisi psoriasis.
Komplikasi Psoriasis
5 sd. 10% penderita psoriasis, menderita penyakit radang sendi yang dinamakan psoriatic arthritis; karena memang psoriasis sendiri (seperti radang sendi) merupakan penyakit sistemik yang terkait dengan sistem imunitas penderitanya. Psoriatic arthritis ini sangat merusak sampai bisa membuat penderitanya tidak bisa menggunakan sendi yang terkena sama sekali. Hal ini akan membuat disabilitas dan imobilitas. Mereka juga biasanya penderita obesitas, penyakit jantung koroner, dan/ atau kencing manis.
Tanda dan Gejala Psoriasis
- Plague psoriasis (psoriasis vulgaris), merupakan jenis yang paling sering, bisa menimbulkan keluhan: kulit memerah, menebal, gatal, sampai rasa seperti terbakar. Walaupun bisa terjadi di seluruh permukaan kulit, tapi lebih sering terjadi pada siku, lutut, dan kulit kepala. Serangannya (flare ups) dapat terjadi dari hitungan minggu sampai beberapa bulan. Kemudian psoriasis dapat hilang sendiri, dan muncul kembali bila faktor resiko tercetus kembali.
- Karakteristik dari plaques bisa beragam dengan diameter dari 1 hingga beberapa centimeter. Bentuknya bulat dengan batas yang tidak beraturan. Dalam perjalanannya, beberapa plaque yang kecil-kecil dapat menyatu membentuk plaque yang lebih besar. Biasanya tumbuh dalam bentuk simetris pada bagian kiri dan kanan tubuh. Dalam pengobatan, pada bagian luar plaque akan terbentuk lingkaran (ring of Woronoff), tanda terjadinya perbaikan dan keberhasilan pengobatan.
- Kulit yang terkena menjadi mengeras sehingga mudah retak dan berdarah, terutama bila terjadi pada telapak tangan dan telapak kaki.
- Sisik yang terjadi biasanya berwarna keperakan. Bila terlepas, pada bagian bawahnya terlihat kulit yang licin, mengkilat, merah, kadang-kadang berdarah halus (Auspits sign).
- Kuku juga bisa terkena psoriasis dengan perubahan permukaan kuku menjadi berubah warna, bergelombang, bergurat, dan ada bagian yang terlepas pada permukaannya. Terkadang terjadi bersamaan dengan infeksi jamur pada kuku.
- Pada anak-anak karakteristiknya sedikit berbeda, di mana plaque pada anak-anak tidak setebal pada orang dewasa dan lebih sering terjadi pada kulit muka. Pada bayi sering terjadi pada bagian kulit yang tertutup popok.
- Bila terjadi pada kulit yang berlipat misalnya pada alat kelamin, lipat pantat, ketiak dan di bawah payudara; selain gatal, sering dikeluhkan rasa perih dan terbakar.
Kapan Mencari Pertolongan MedisKarena psoriasis sebenarnya merupakan penyakit sistemik, maka penderita harus secepatnya mencari pertolongan medis bila mendapatkan tanda-tanda seperti di atas. Terutama bila keluhan tersebut disertai dengan keluhan yang bukan lagi ada di kulit seperti nyeri, kaku, dan perubahan bentuk dari sendi. Atau disertai dengan tanda-tanda infeksi atau peradangan seperti demam, dan flu like syndrome.
Penegakan Diagnosis Psoriasis
Penegakan diagnosis psoriasis biasanya cukup dengan pemeriksaan fisik, dilihat oleh dokter saja. Tapi dokter mungkin akan juga memeriksa darah penderita untuk melihat penyakitnya secara sistemik, seperti pemeriksaan limfosit serta panel infeksi dan imunitas.
Penanganan Psoriasis
Dilakukan Sendiri
- Bila penderita bukan termasuk yang sensitif terhadap sinar matahari (sangat mudah terkena sunburn), maka paparan sinar UV dari matahari dapat menolong menekan perkembangan penyakit psoriasis ini.
- Dapat juga menggunakan lampu khusus yang dapat memancarkan sinar UV-B.
- Bila mandi sambil berendam, bisa ditambahkan minyak khusus (bath oil) untuk membuat kulit tetap lembab.
- Pergunakanlah krim pelembab pada kulit setelah mandi, agar tidak mudah menjadi kering, retak, dan berdarah.
- Hindari untuk menggunakan kosmetik dan sabun yang dapat mengiritasi kulit.
- Sebisa mungkin tahan keinginan untuk menggaruk. Pendekkan kuku, agar bila menggaruk ketika tidur tidak menyebabkan luka.
- Pergunakan krim hydrocortisone secara tipis 1 – 2 kali per hari. Mintalah resepnya ke dokter.
- Mengelola stres dan faktor resiko lainnya, agar senantiasa dijauhi. Serta sudah tentu menjalani gaya hidup yang sehat, agar terhindar dari penyakit autoimun lainnya.
Dilakukan Dokter
Karena penyakit ini penyakit kronis (menahun), maka setiap pengobatan yang diberikan oleh dokter adalah untuk jangka panjang. Oleh karenanya dokter akan senantiasa mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia, sosio ekonomi, keadaan kesehatan dan adanya penyakit lain yang diderita, serta motivasi penderita dalam menjalankan pengobatan. Pada dasarnya obat yang diberikan oleh dokter terbagi 3 yaitu: obat luar, light therapy, dan obat minum. Dokter dapat memberikannya secara sendiri-sendiri, kombinasi 2 di antaranya, atau diberikan ketiganya.
1. Obat luar. Utamanya adalah kortikosteroid krim, turunan vitamin D3, calcineurin inhibitors, coal tar, anthralin (ekstrak pohon Bark), retinoids, dan keratolytic. Tidak ada obat yang terbaik, setiap penderita akan memiliki keberhasilan yang berbeda dari setiap jenis obat tersebut.
2. Light therapy.
- UV-B. Pemberiannya harus sangat hati-hati, karena dapat mencetus rusaknya struktur sel kulit yang bisa menjadi kanker. Yang biasa digunakan adalah sinar UV-B dengan panjang gelombang (PG) 290-320 nm. Tapi sekarang ada yang narrow-band UV-B (NBUVB) dengan PG 313 nm.
- Excimer laser. Adalah laser yang dapat memproduksi sinar UV-B dengan area paparan yang dapat di atur hanya untuk bagian yang kecil sehingga bagian tubuh lain aman dari resiko paparan.
- Photochemotherapy UV-A (PUVA). Adalah terapi sinar UVA-A yang digabung dengan obat luar psoralen.
3. Obat minum. Utamanya adalah psoralen dan trioxsalen. Tapi obat ini tidak akan berefek bila tidak dikombinasikan dengan terapi sinar PUVA. Kemudian ada juga methotrexate yang khusus diberikan untuk plaque psoriasis (ada juga dalam bentuk suntikan). Lalu Cyclosporine yang menekan aktivitas sistem imun tapi dengan resiko penderita jadi mudah untuk terkena infeksi. Terkadang dokter juga memberikan acitretin (suatu modifikasi vitamin A).
Pencegahan Psoriasis – Penutup
Psoriasis tidak dapat dicegah. Yang dapat dilakukan, adalah menjauhi semua faktor resiko seperti yang sudah dibahas di atas, dan menjalani gaya hidup yang sehat. Faktor resiko yang dapat dihindari di antaranya: (1) jangan sampai terjadi trauma pada kulit, (2) jangan sampai terjadi sunburn, (3) berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain, (4) tidak mengkonsumsi alkohol, serta (5) tidak sembarangan mengkonsumsi obat-obatan tanpa bertanya kepada dokter.
Sementara menjalani gaya hidup yang sehat dengan cara:
- Diet yang teratur, tidak berlebihan, serta mencukupkan minum air bermineral agar tubuh senantiasa terhidrasi. Tubuh yang terhidrasi baik, akan lebih tahan dari penyakit.
- Olahraga yang rutin dan terukur.
- Istirahat tidur malam yang cukup dan berkualitas.
- Stres yang terkontrol dan dapat dimanfaatkan.
- Hati selalu senang dan menjalani kehidupan yang bahagia.