Mimpi adalah cerita dan gambaran yang diciptakan fikiran kita ketika kita tertidur. Mimpi bisa menghibur, menyenangkan, romantik, tapi bisa juga menakutkan sampai mengganggu kehidupan yang bersangkutan berupa mimpi buruk dan dapat mengganggu emosi yang bersangkutan sampai mencetus ketakutan, kecemasan, paranoid, bahkan stres yang berkepanjangan. Seperti lingkaran setan, mimpi buruk sendiri juga tercetus oleh pengalaman hidup tidak mengenakkan yang dialami seseorang. Disepakati oleh para ahli mimpi buruk dapat terjadi karena: stres, rasa takut, trauma, tekanan emosi, penyakit, atau akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Fakta Tentang Mimpi Buruk
- Semua orang pada semua umur bisa mengalami mimpi buruk, walaupun lebih sering terjadi pada anak-anak terutama usia di bawah 10 tahun.
- Oleh karenanya mimpi buruk dipercaya menjadi bagian dari sebuah pertumbuhan normal.
- Mimpi buruk masih normal terjadi pada setiap orang bila terjadi hanya sesekali.
- Menurut American Sleep Association, sekitar 5% populasi mengalami mimpi buruk secara rutin.
- Wanita cendrung lebih terpengaruh pada mimpi buruk dibandingkan pria.
Untuk mengetahui kapan kita bermimpi ketika tertidur, harus dimengerti dahulu bahwa tidur manusia terdiri dari beberapa fase atau tahapan. Dari tahap 1 sd. 4 dan 1 tahapan khusus yang disebut sebagai Rapid Eye Movement (REM) sleep. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca dalam artikel lain tentang tidur dan kesehatan. Di sana dijelaskan bahwa mimpi terjadi pada tahapan REM sleep dan deep sleep (tahap 3 dan 4). Mimpi yang terjadi pada REM sleep adalah yang bukan mimpi buruk, dan yang terjadi pada deep sleep hampir selalu merupakan mimpi buruk (nightmare).
Waktu Terjadinya Mimpi Buruk
Waktu terjadinya mimpi buruk dalam tidur paling sering ketika tidur berada pada tahapan deep sleep atau yang disebut juga sebagai Slow Wave Sleep (SWS) yang terjadi pada pertengahan sebuah siklus tidur. Normalnya hanya terjadi pada pertengahan siklus yang pertama dan kedua, lalu tidak terjadi lagi pada siklus tidur ketiga dan seterusnya. Pada tahapan yang memegang porsi hanya 12-15% dari total waktu tidur ini, otak memproduksi hampir 100% gelombang delta, sehingga sangat sulit membangunkan seseorang yang sedang tertidur pada tahap ini. Pengalaman buruk di saat terjaga oleh otak sering diproses menjadi mimpi pada kondisi adanya gelombang delta, sehingga bila terjadi mimpi pada tahap ini, hampir selalu merupakan mimpi yang buruk. Orang yang memiliki gangguan psikologis atau sedang mengalami stres dalam hidup, sering mengalami mimpi pada tahap ini. Dan biasanya walaupun ia tidur cukup lama (6-8 jam), ia hanya mengalami 1-2 siklus tidur saja sehingga akan selalu mengalami mimpi yang buruk.
Penyebab Mimpi Buruk
Tema dari sebuah mimpi buruk paling sering adalah dikejar-kejar sesuatu, terjatuh, atau merasa terkurung/ terperangkap. Tapi dapat juga merupakan bagian dari PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Berikut adalah beberapa pencetus mimpi buruk yang sudah diidentifikasi:
- PTSD
- Tengah mengalami stres, cemas, dan/atau depresi
- Film, buku, atau videogame bertema horror
- Sedang menderita sakit atau demam
- Menggunakan obat golongan antidepressants, narcotics, dan barbiturates
- Menggunakan obat untuk membantu tidur (sleeping pills)
- Mengkonsumsi alkohol atau pengguna narkoba
- Memang mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea, narcolepsy, dll.
- Mengalami gangguan jiwa seperti bipolar disorder, mood swing, dll.
- Sedang hamil (dipercaya karena pengaruh hormonal)
- Menggunakan stimulan seperti rokok, kopi, dan alkohol
- Mengemil sebelum tidur
- Tubuh kurang terhidrasi sebelum dan sepanjang tidur.
Akibat Mimpi Buruk
Mimpi buruk tidak sama dengan sleepwalking atau berjalan sambil tidur yang di medis dikenal dengan somnambulism. Mimpi buruk juga bukan night terrors yang lebih sering terjadi pada anak-anak. Anak yang mengalami night terrors biasanya juga sleepwalking dan mengompol di dalam tidurnya. Night terrors biasanya berhenti setelah anak memasuki masa pubertas. Orang dewasa kadang-kadang masih bisa mengalami night terrors bila mengalami stres atau depresi yang berat. Setelah mengalami mimpi buruk, seseorang bisa memiliki rasa marah, sedih, bersalah, takut, atau cemas. Perasaan tersebut bisa bertahan walaupun sudah terbangun dari tidur. Ini dapat menyebabkan gangguan pola tidur dan mencetus insomnia. Akhirnya yang bersangkutan jadi memiliki masalah untuk berfungsi normal dalam kesehariannya di siang hari.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi