Sakit atau nyeri bisa terjadi di seluruh bagian tubuh kita yang bisa disebabkan oleh banyak sekali kondisi medis dari yang ringan sampai yang serius. Nyeri terkadang menjadi bagian dari kumpulan gejala dan menjadi tanda atau ciri khas dari kondisi medis tertentu. Secara definisi nyeri adalah sensasi tidak mengenakkan, dapat bersifat tajam atau tumpul, dapat terasa seperti terbakar atau malah kebas, dan bisa bersifat akut atau kronis. Yang pasti, di mana pun lokasinya, jenis nyerinya, dan apa pun penyebabnya, nyeri harus dihilangkan dengan pengobatan nyeri (pain medication).
Fakta Tentang Nyeri dan Pengobatan Nyeri
- Otak kita tidak dapat merasakan nyeri, yang memungkinkan ahli bedah syaraf mengoperasi otak dalam kondisi pasiennya sadar.
- Nyeri yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri atau sakit kepala, nyeri saat menstruasi, nyeri punggung bawah, dan nyeri sendi.
- Nyeri kronis saat ini sedang dikeluhkan oleh 76,2 juta orang Amerika.
- Antara pria dan wanita; wanita lebih sering mengalami nyeri di dalam hidupnya. Ini membuat wanita memiliki toleransi rasa nyeri lebih tinggi dibandingkan pria. Ini juga yang menyebabkan wanita membutuhkan dosis penghilang nyeri 2x lebih banyak dari pria.
- Obat penghilang nyeri adalah kelompok obat dengan golongan terbanyak dan dikemas dalam brand yang paling banyak dibandingkan obat lainnya.
Pada dasarnya nyeri adalah usaha tubuh untuk memberi tahu ada yang tidak beres dan membutuhkan perhatian, yang paling sering karena suatu trauma. Sensasi nyeri terjadi saat daerah trauma mengirimkan sinyal syaraf ke bagian otak yang bertugas merasakan nyeri. Nyeri dapat bersifat akut yang bertahan sampai hitungan jam atau hari saja dan bersifat kronis yang bisa bertahan sampai hitungan minggu, bulan, bahkan tahunan. Nyeri terutama yang kronis akan meningkatkan hormon stres yang akan mengakibatkan bertambahnya rasa nyeri, sehingga terjadi suatu ‘lingkaran setan’. Nyeri kronis berefek lebih dari nyerinya sendiri karena akan mempengaruhi psikis penderitanya mulai dari perasaan stres, amarah, depresi, sampai frustrasi.
Umumnya obat penghilang nyeri atau anti nyeri menghentikan transmisi sinyal syaraf tersebut yang dapat dilakukan pada daerah trauma atau pun pada otak sendiri. Toleransi terhadap sensasi nyeri sangat berbeda antara orang yang satu dengan lainnya yang menyebabkan pengobatan nyeri untuk jenis dan nyeri yang sama dapat berbeda-beda bila terjadi pada orang yang berbeda. Karenanya pengalaman keberhasilan atau ketidakberhasilan dari pengobatan nyeri pada seseorang, tidak bisa dijadikan dasar dalam mengobati nyeri pada orang lain.
Faktor Resiko Sering Menderita Nyeri
- Hidup dalam kondisi stress yang tinggi dan kurang tidur.
- Kurang beraktivitas fisik dan kurang berolahraga
- Penyakit metabolisme seperti darah tinggi dan kencing manis serta obesitas.
- Merokok dan asap rokok orang lain, yang terbukti dapat mengganggu peredaran darah sehingga mudah mencetus nyeri di tubuh dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengobati nyeri.
Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS)
OAINS diterjemahkan dari bahasa Inggris NSAID (Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs). Seperti namanya, selain berefek menghilangkan nyeri, OAINS juga berefek menghilangkan peradangan (inflamasi) sehingga efektif digunakan untuk nyeri yang disebabkan oleh suatu peradangan. OAINS terbagi menjadi beberapa golongan. Golongan yang ringan dijual bebas di apotek seperti naproxen, ibuprofen, aspirin (asam asetil salisilat), dan asam mefenamat. Secara lamanya obat bekerja, naproxen memiliki efek kerja yang lebih lama dibandingkan tiga jenis lainnya. Sebaliknya potensi penghilang nyeri dari naproxen lebih lama terasa dibandingkan ibuprofen, aspirin dan asam mefenamat yang memiliki efek kerja yang sebentar (short acting). Sehingga ibuprofen, aspirin dan asam mefenamat lebih tepat digunakan untuk menghilangkan nyeri yang akut. Selain keempat golongan OAINS yang dijual bebas tersebut berikut adalah nama-nama OAINS yang harus digunakan dengan petunjuk dokter: Fenoprofen, flurbiprofen, ketoprofen, oxaprosin, natrium diclofenac, kalium diclofenac, etodolac, indometachin, ketroloac, sulindac, tolmetin, meclofenamate, nabumetone, piroxicam, meloxicam, dll.
OAINS memiliki efek samping yang harus diwaspadai bila digunakan dalam waktu yang lama yaitu dapat mengganggu fungsi ginjal dan menimbulkan perdarahan di dalam lambung. Perdarahan lambung dapat juga terjadi dengan penggunaan yang sedikit. Dokter biasa mengkombinasikan pemakaian OAINS dalam waktu lama dengan PPI (Proton Pump Inhibitors) seperti omeprazole, lansoprazole, dan esomeprazole, untuk menurunkan resiko terjadinya perdarahan di lambung.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Karena penggunaan OAINS yang klasik dalam waktu lama dapat menyebabkan perdarahan di saluran pencernaan, pada akhir abad 20 ditemukan obat yang diberi nama Cox-2 inhibitors masih termasuk golongan OAINS tapi tidak memiliki efek samping perdarahan di saluran pencernaan. Yang masih tersedia di pasaran saat ini adalah celecoxib, karena dua jenis lainnya yaitu valdecoxib dan refocoxib, berefek samping meningkatkan resiko serangan jantung, stroke, serta gangguan kulit. Karena masih termasuk obat yang baru, banyak penelitian yang terus dijalankan untuk melihat efek jangka panjang serta efektivitas sebenarnya dari obat ini.
Acetaminophen & Paracetamol
Acetaminophen dan paracetamol merupakan obat yang sama hanya saja memiliki dua nama; dan kita sebut saja sebagai paracetamol. Paracetamol memiliki efektivitas yang sama dengan OAINS untuk menghilangkan nyeri yang tidak disebabkan oleh suatu peradangan. Paracetamol memiliki efek samping yang paling ringan dari keseluruhan jenis obat penghilang nyeri dan tidak secara signifikan berinteraksi dengan obat-obat lainnya. Satu-satunya orang yang harus menghindari paracetamol adalah mereka yang memiliki masalah liver yang kronis. Walau pun demikian pemakaian jangka panjang harus dikonsultasikan kepada dokter.
Paracetamol juga sering dikombinasikan di dalam obat lainnya seperti obat flu dan batuk. Dan biasa juga dikombinasikan dengan obat golongan narkotika untuk mendapatkan efek penghilang nyeri yang lebih kuat.
Jenis Lain Non Narkotika
Selain ketiga golongan obat penghilang nyeri di atas yang paling sering digunakan, ada lagi obat golongan lain yang tidak termasuk golongan narkotika, seperti di bawah ini:
1. Metampiron atau dikenal dengan nama antalgin. Merupakan obat penghilang nyeri yang cukup baik terutama untuk nyeri akut seperti sakit kepala. Namun dapat berefek meningkatkan asam lambung serta menyebabkan mual pada beberapa orang yang sensitif.
2. Tramadol, yang biasa digunakan untuk menghilangkan nyeri yang sedang sampai berat, terutama yang membutuhkan waktu pengobatan yang lama. Walau pun tidak termasuk golongan narkotika, tramadol dapat juga menimbulkan efek ketergantungan tapi tidak seberat narkotika. Keunggulan tramadol adalah dapat digunakan dosis tunggal dalam sehari. Dan seperti metampiron, untuk orang yang sensitif dapat juga meningkatkan asam lambung serta menyebabkan mual dan muntah.
3. Ekstrak phyllanthi, yang merupakan golongan herbal, tapi banyak digunakan sebagai kombinasi dari obat penghilang nyeri oleh pabrik-pabrik farmasi.
Narkotika
Narkotika memiliki efek menghilangkan nyeri, terutama digunakan untuk nyeri-nyeri yang hebat dan sudah tentu harus atas petunjuk dan di bawah pengawasan dokter. Pemberian narkotika sebagai penghilang nyeri tidak memiliki batasan dosis maksimum, hanya saja semakin tinggi dosis diberikan semakin besar pula efek sampingnya seperti semakin menimbulkan efek ketergantungan, menimbulkan halusinasi bahkan dapat mengganggu sampai menghentikan pernafasan.
Narkotika seperti pengobatan nyeri lainnya, dapat digunakan untuk nyeri yang akut atau pun kronis. Nyeri akut yang diberikan narkotika adalah nyeri pasca operasi yang akan hilang seiring dengan pemulihan lukanya, sementara nyeri kronis seperti pada kasus pemberian kemoterapi atau pun pada kasus nyeri akut yang bertahan menjadi kronis.
Dari ketahanan efeknya dalam menghilangkan nyeri, narkotika di bagi menjadi immediate release yang memiliki ketahanan efek hanya beberapa jam saja, atau sustained release yang memiliki ketahanan efek antara 8 jam hingga 3 hari. Golongan immediate release yang biasa diresepkan dokter adalah hydromorphone, meperidine, oxymorphne dan fentanyl. Sementara golongan sustained release seperti morphine, oxycodone, dan methadone. Semua obat-obat ini memiliki efek samping mengantuk, mual, dan konstipasi (sembelit). Sehingga pemakainya tidak dibenarkan membawa kendaraan atau pun mengoperasikan mesin.
Ketergantungan atau kecanduan memakai obat narkotika dapat berupa fisik dan psikologis. Gejala dari ketergantungan atau kecanduan fisik dapat berupa: flu-like symptoms, mual dan muntah, diare, nyeri pada tulang, berasa ada yang merayap di permukaan kulit, bentol-bentol merah di kulit (goose bumps), merasa kedinginan, tremor, sampai gangguan tidur. Sementara gejala dari ketergantungan dan kecanduan psikis adalah rasa tidak tertahankan untuk kembali mendapatkan obat yang sedang digunakan untuk tubuh agar kembali terasa normal; sama seperti orang yang kecanduan merokok yang terjadi akibat peran serta hormon dopamin di dalam otak.
Berikut 10 panduan tanda seseorang telah kecanduan narkotika dalam mengobati nyeri:
- Dosis yang digunakan semakin lama semakin tinggi; yang biasanya bukan lagi untuk menghilangkan nyeri, melainkan untuk memuaskan kecanduan tersebut.
- Pemakaian yang sangat lama, di mana pasien mengaku masih merasakan nyeri yang harus diobati. Biasanya diiringi juga dengan keluhan atau protes kepada dokter yang tidak mau lagi meresepkan obatnya.
- Rela untuk bepergian ke dokter yang berbeda-beda untuk mendapatkan obat yang dibutuhkannya.
- Menjadi defensif saat diketahui bahwa dirinya menggunakan dosis obat lebih dari yang diresepkan oleh dokter dan beralasan bahwa nyerinya kini tidak hilang dengan dosis yang lama.
- Perubahan kepribadian seperti lebih bergantung kepada orang lain, tidak bersemangat, moody, kurang konsentrasi, mudah marah, dll.
- Perubahan kebiasaan dan penampilan harian seperti terlihat kusam, terlihat mengantuk, sering batuk-batuk, sering ingusan dengan hidung yang memerah, dll.
- Menghindar dari tanggung jawab seperti tidak menyelesaikan tugasnya atau sering absen dari pekerjaan /sekolah.
- Menarik diri dari lingkungan sosial.
- Panca Indra-nya lebih sensitif seperti sering mengeluhkan silau, sering mengeluhkan suara terlalu berisik, bahkan dapat timbul halusinasi.
- Sering lupa atau malah terkadang tidak tahu dimana dan apa yang terjadi pada dirinya.
Penutup
Penggunaan obat penghilang nyeri dapat menjadi aman saat digunakan sesuai dengan petunjuk yang ada atau mengikuti petunjuk dari dokter yang meresepkannya. Tapi penting untuk dimengerti bahwa pengobatan nyeri berpotensi menimbulkan efek samping yang terkadang dapat menjadi sangat bahaya. Khususnya pengobatan nyeri yang menggunakan narkotika, lebih baik untuk tidak memulainya sama sekali. Bila memang sangat diperlukan, harus atas pantauan dokter dan perlu diketahui bahwa kecanduan narkotika dapat terjadi pada semua orang, bahkan orang yang paling bertanggung jawab dengan kepribadian yang kuat sekali pun.
IKM 2015-04