Sakit gigi dan gusi (toothache & gum problems) merupakan masalah yang sangat lazim yang sebenarnya bisa dicegah hanya dengan menjaga kesehatan gigi dan gusi. Menjaga agar gigi, gusi, dan tulang di sekitar struktur gigi tetap sehat adalah dengan secara rutin dan teratur menyikat gigi, menggunakan benang dental floss, serta asupan nutrisi yang baik. Dari semua penyebab sakit gigi, gigi berlubang adalah penyebab tersering dan terkadang menjadi masalah seumur hidup bagi seseorang bila ia tidak menjaga kesehatan gigi dan gusinya. Sangkin sakitnya, sakit gigi sering dipadu-padankan dengan sakit hati karena antara sakit gigi dan sakit hati terkadang sama-sama sulit melukiskan kaliber dari rasa sakitnya.
Fakta Tentang Sakit Gigi dan Gusi
- Sakit gigi merupakan penyakit yang dirasakan oleh seluruh orang di muka bumi ini pada setidaknya satu episode dalam hidupnya.
- Sakit gigi tercatat sejarah sejak zaman Mesir kuno dan mereka sudah merawat gigi mereka dengan sikat gigi berasal dari tumbuhan siwak.
- Sakit gigi dan gusi dapat disebabkan oleh kondisi medis pada gigi dan gusi, tapi dapat juga karena kondisi medis pada bagian tubuh lainnya yang memberikan rasa nyeri (referred pain) pada gigi atau gusi.
- Terlalu banyak berolah raga yang membuat mulut sering kering, akan membuat gigi lebih cepat rusak.
- Kebiasaan menggeretakkan gigi saat tertidur (bruxism) juga penyebab gigi lebih cepat rusak.
- Perokok dan pengguna tembakau lebih rentan terkena sakit gigi dan gusi.
- Cina adalah negara yang paling baik mempromosikan kesehatan gigi pada warga negaranya, sampai menetapkan hari mencintai gigi setiap tgl. 20 September.
Gigi sensitif merupakan kondisi nyeri yang ringan sehingga belum dikatakan sakit gigi, di mana gigi terasa nyeri atau sakit pada kondisi tertentu seperti dengan hanya menyentuh gigi, atau saat mengkonsumsi makanan/minuman yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu manis, atau terlalu asam. Sensitivitas ringan dapat disebabkan oleh gusi yang menciut sehingga bagian bawah dari gigi terbuka, sementara sensitivitas berat dapat disebabkan oleh gigi yang sudah retak, ada lubang pada gigi, atau tambalan yang lepas. Bila dibiarkan, intensitas rasa sakit akan meningkat dan menimbulkan keluhan-keluhan lain.
Penyebab Sakit Gigi & Gusi
Rasa sakit terasa karena akar pada gigi tereksitasi dan teriritasi, yang diawali oleh peradangan dari bagian tengah gigi yang disebut pulpa. Pada pulpa inilah terdapat ujung-ujung syaraf yang sangat sensitif terhadap rasa nyeri. Nyeri bisa disebabkan oleh kondisi pada gigi dan sekitarnya seperti:
- Infeksi pada jaringan gigi karena gigi berlubang (caries dentis).
- Radang gusi (gingivitis) yang bisa mengakibatkan gusi menjadi turun dan menjadi tempat tertimbunnya plak dan membuat kondisi bertambah parah.
- Periodontitis (radang jaringan penopang gigi), yang bisa sampai mengakibatkan gigi menjadi longgar dan copot.
- Abses pada gusi, yang dapat terjadi akibat caries dentis atau periodontitis yang tidak ditangani.
- Gigi tumbuh ke samping atau miring (impaksi), sehingga tidak sempurna menembus gusi membuat peradangan pada gusi yang menimbulkan nyeri yang sangat.
- Cedera pada syaraf di dalam pulpa gigi karena benturan atau menggigit sesuatu yang sangat keras.
- Tumbuh gigi baru, terutama gigi bungsu sehingga menyebabkan peradangan pada gusi.
- Dry socket syndrome atau nyeri setelah pencabutan gigi.
Nyeri pada gigi dan sekitarnya bisa juga disebabkan oleh kondisi medis di luar mulut, seperti:
serangan jantung, sakit kepala, sinusitis, TMJ disorder (kelainan sendi rahang bawah), kencing manis, trigeminal neuralgia, kekurangan vitamin B12, penyakit-penyakit autoimun, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, konsumsi alkohol yang tinggi, serta penyalahgunaan narkotika.
Gusi yang sehat itu adalah yang berwarna pink dan tidak mudah berdarah. Gusi yang mudah berdarah bisa disebabkan oleh:
- Infeksi
- Kehamilan
- Penyakit kelainan faktor pembekuan darah
- Kekurangan vitamin K atau vitamin C
- Karena menggunakan obat-obatan hipertensi golongan calcium channel blockers
- Menggunakan gigi palsu atau kawat gigi
- Sakit terasa lebih dari 15 detik dari mulai terasa, misalnya setelah terangsang oleh dingin, panas, dll.
- Nyeri saat mengunyah makanan.
- Sering terjadi perdarahan pada gusi yang merupakan tanda terjadinya gingivitis. Tahap awal dari gingivitis tidak menimbulkan nyeri sehingga sering diabaikan.
- Bila peradangan lumayan serius, rasa nyeri bisa dirasakan menjalar ke pipi, telinga, dan rahang bawah; serta bengkak dapat terjadi pada pipi dan rahang sisi gigi yang sakit.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila terjadi tanda-tanda seperti di atas tapi tidak kunjung hilang dengan obat-obatan yang dijual bebas.
- Bila nyeri setelah pencabutan gigi dirasakan lebih dari 2 hari yang berarti terjadi dry socket syndrome.
- Bila keluhan disertai oleh demam, karena merupakan tanda terjadinya infeksi yang lebih serius seperti abses pada gusi.
- Bila terjadi benturan keras pada muka, dan terjadi kerusakan pada struktur gigi dan/atau gusi.
- Bila nyeri di rahang terjadi setelah merasa adanya nyeri di daerah dada, karena bisa saja merupakan tanda adanya sumbatan di arteri koronaria pada jantung.
Pemeriksaan Tambahan Diagnosis Sakit Gigi & Gusi
- Foto panoramic, yaitu pemeriksaan X-rays dengan metoda khusus sehingga memberikan gambaran dari struktur tulang serta gigi dan sendi rahang secara dua dimensi.
- Pemeriksaan tambahan lainnya, bila dokter mencurigai adanya masalah pada bagian tubuh lainnya.
Penanganan Sakit Gigi & Gusi
Dilakukan Sendiri
- Hindari makanan yang terlalu dingin, terlalu panas, terlalu manis, serta terlalu asam karena akan membuat bertambah nyeri.
- Untuk gigi yang sensitif ganti pasta gigi dengan pasta gigi khusus gigi sensitif. Oleskan sedikit pasta gigi tersebut menggunakan jari pada daerah yang sensitif 2 sampai 3 kali sehari.
- Jaga agar gigi yang lain tidak ikut sakit dengan cara membersihkannya dengan sempurna menggunakan sikat gigi, dental floss, serta obat kumur.
- Untuk mengatasi gusi yang terasa sakit, juga bisa dengan cara menggunakan obat kumur secara teratur.
- Bila ingin dikompres dari luar, jangan menggunakan kompres panas tapi gunakan kompres dingin.
- Bisa menggunakan obat-obat penghilang nyeri yang dijual bebas seperti paracetamol, aspirin, ibuprofen, asam mefenamat, atau golongan diclofenak. Hanya saja harus hati-hati yang memiliki penyakit maag.
- Bila nyeri terasa pada sendi rahang bawah, hindari untuk membuka mulut terlalu lebar saat menguap atau menyuap makanan.
- Hentikan sementara penggunaan gigi palsu dan behel saat gigi terasa sakit.
- Stop merokok dan jauhi asap rokok orang lain, karena asap rokok akan membuat penyembuhan gigi dan gusi yang sakit bertambah lama.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan mencari sumber rasa sakitnya, dan mengobati sesuai dengan penyebab tersebut.
- Bila karena suatu proses infeksi, dokter akan memberikan antibiotik terutama bila disertai dengan adanya demam.
- Anti peradangan serta anti nyeri juga biasa diberikan oleh dokter untuk mengurangi keluhan penderita.
- Dokter gigi tidak akan mencabut gigi yang sedang sakit. Juga tidak akan memberikan tindakan invasif pada gigi yang sakit. Kalau pun akan dicabut atau akan dilakukan tindakan tertentu, gigi tersebut harus disembuhkan terlebih dahulu dari peradangan dan infeksi yang terjadi padanya.
- Setelah infeksi dan peradangan sembuh, dokter gigi mungkin akan merekomendasikan gigi yang sebelumnya sakit untuk ditambal, dilakukan perawatan akar, atau dicabut. Semuanya akan sangat tergantung dari kondisi gigi, gusi, dan jaringan sekitarnya, serta kondisi pasien secara umum.
- Bila ditemukan penyebab dari bagian lain di tubuh, dokter gigi akan merujuk ke dokter penyakit dalam.
Pencegahan Sakit Gigi dan Gusi
- Konsumsi makanan yang sehat dan lengkap nutrisinya.
- Sikat gigi setidaknya 2 kali sehari; pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan menggunakan pasta gigi serta sikat gigi yang baik, juga dengan cara yang benar pula.
- Gunakan dental floss setidaknya sekali sehari untuk membersihkan sisa makanan dari sela gigi yang luput oleh sikat gigi.
- Gunakan obat kumur setiap setelah sikat gigi setidaknya selama 60 detik.
- Bila memiliki gigi sensitif, hindari makanan yang terlalu dingin, terlalu panas, terlalu manis, dan terlalu asam serta ganti pasta gigi dengan pasta gigi khusus gigi sensitif.
- Bila sedang memakai behel atau gigi palsu, turuti petunjuk dokter untuk jadwal kontrol dan perawatannya.
- Gunakan pelindung gigi bila melakukan olah raga yang rawan benturan pada muka.
- Stop merokok dan hindari asap rokok orang lain.
- Kontrol rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan, dan lakukan pembersihan plak dan karang gigi bila diperlukan pada kunjungan rutin tersebut.
- Hindari penggunaan jangka panjang obat kortikosteroid, serta jauhi diri dari penyalahgunaan narkotika.
IKM 2015-05