Penamaan ‘Flu Tulang’ seperti juga ‘masuk angin’ bukanlah suatu istilah medis, dan ternyata hanya merupakan istilah endemik di Indonesia. Setidaknya ada dua kondisi yang dikatakan sebagai flu tulang di Indonesia. Yang pertama adalah nyeri-nyeri pada persendian (arthralgia) dan tulang setelah untuk waktu yang cukup lama menderita flu (influenza). Sedangkan yang kedua adalah rasa nyeri yang sangat pada persendian dan tulang setelah menderita demam dan gejala seperti flu (flu like syndrome); yang sebenarnya adalah suatu kejadian Chikungunya. Di sini kita tidak akan membahas yang pertama, karena hanya merupakan gejala tambahan dari influenza. Kita hanya akan membahas yang kedua, karena nyeri pada persendian dan tulang merupakan gejala khas dari Chikungunya.
Chikungunya
Chikungunya adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus keluarga Togaviridae dan bergenus Alphavirus. Ditemukan pertama kali di Tanzania bagian Selatan saat terjadi outbreak (KLB) pada tahun 1952. Penamaan Chikungunya berasal dari Bahasa Kimakonde yang berarti ‘meringkuk’. Dinamakan meringkuk karena orang yang sakit cendrung memposisikan dirinya berbaring sambil meringkuk akibat menahan nyeri. Virus penyebab Chikungunya disebarkan oleh vektor spesies nyamuk yang sama dengan nyamuk penyebar penyakit demam berdarah Dengue yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
- Sering terjadi salah diagnosis dengan demam berdarah Dengue, karena beberapa gejala awalnya sangat mirip.
- Pada mulanya merupakan virus endemik di daerah khatulistiwa terutama Afrika dan Asia, namun pada tahun 2007 terdapat KLB pertama di Itali, kemudian di Perancis dan Kroasia.
- Di Afrika KLB terjadi di Congo pada tahun 1999-2000 dan di Gabon pada tahun 2007.
- Di India KLB terjadi pada tahun 2006-2007.
- Sejak 2005; India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, dan Thailand melaporkan 1,9 juta kasus Chikungunya.
- Dan KLB terakhir terjadi di Amerika Utara dan Selatan pada April 2015 kemarin. 191 kematian dilaporkan saat KLB ini terjadi.
- Setelah KLB terakhir tersebut, 60 negara terkonfirmasi oleh WHO terdapat kasus Chikungunya.
- Belakangan tengah diteliti kemungkinan adanya penularan dari transfusi darah yang mengandung virus penyebab Chikungunya.
- Setelah terkena, penderita memiliki kekebalan seumur hidup terhadap virus Chikungunya.
- Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang rendah dan biasanya terjadi pada anak baru lahir dan manula.
Penularan Chikungunya
Penyakit ini tidak bisa ditularkan langsung dari manusia ke manusia dan hanya bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina yang sudah tertular dari gigitan pada orang yang sakit sebelumnya. Kedua jenis nyamuk ini menggigit di siang sari (diurnal) saat suhu tidak terlalu panas; atau sekitar pagi dan sore hari. Aedes albopictus menggigit di luar ruangan (outdoor), tetapi Aedes aegypti ditemukan menggigit di dalam ruangan (indoor). Manusia bisa menginfeksi nyamuk saat terdapat jumlah virus yang banyak di darahnya yaitu sesaat sebelum gejala mulai muncul. Kemudian, sekali seekor nyamuk ini terinfeksi, maka dia akan tetap terinfeksi dan bisa menyebarkan virus sampai dia mati.
Profile Nyamuk A. aegypti dan A. albopictus
Aedes aegypti terdapat pada daerah padat penduduk (urban), sedangkan Aedes albopictus terdapat banyak di hutan berpohon rimbun. Nyamuk-nyamuk betina meletakkan telurnya pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat 4 tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar 1 sampai dengan 4 yang memakan waktu 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa dan memasuki masa dormant. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Keseluruhan poses normal dari telur sampai nyamuk dewasa memakan waktu 7-8 hari. Dalam kondisi kering, telur dapat bertahan hingga 1 bulan dan melanjutkan prosesnya bila kembali terendam air. Tapi setelah berubah menjadi larva, bila tempat menjadi kering, maka larva akan mati.
Baca artikel lain di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Gejala mulai muncul dan yang bersangkutan menjadi sakit antara 2 sampai 12 hari dari gigitan nyamuk, dengan gejala awal seperti flu biasa (flu like syndrome) yang diiringi dengan gejala utama demam serta nyeri sendiri. Dari sinilah mungkin nama flu tulang datang. Selain demam dan nyeri sendi penderita dapat pula mengeluhkan:
- Sakit kepala
- Sakit otot
- Bengkak pada persendian yang nyeri
- Mual dan muntah
- Serta bintik-bintik merah di kulit berupa rash (bukan ptechie seperti pada demam berdarah).
- Walau pun jarang, dapat terjadi peradangan pada otot jantung (myocarditis), hepatitis, encephalitis, neuritis, dan peradangan ginjal.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila terjadi gejala seperti flu yang kemudian diiringi dengan nyeri pada persendian dan tulang.
- Bila dalam masa pengobatannya, timbul gejala tambahan seperti di atas dan tidak hilang dengan pengobatan yang dijalankan.
- Bila sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, tapi nyeri pada persendian dan tulang tidak kunjung hilang.
Penegakan Diagnosis Chikungunya
- Diagnosis pasti Chikungunya didapatkan dari pemeriksaan antibody.
- Dapat juga ditegakkan dengan tes serologi menggunakan teknik ELISA untuk mendeteksi IgM dan IgG anti-chikungunya. IgM anti-chikungunya terdapat paling tinggi pada minggu ketiga sampai kelima dan dapat bertahan selama 2 bulan.
- Ada pemeriksaan yang hanya ditujukan untuk penelitian karena biayanya yang mahal yaitu RT-PCR (reverse transcriptase-polymerase chain reaction), yang dapat mengisolasi virus sampai dapat mengenali genotype dari virus untuk wilayah tertentu di muka bumi.
Penanganan Chikungunya
Dilakukan Sendiri
Seperti kasus demam berdarah Dengue, tidak banyak yang dapat dilakukan sendiri bila terkena Chikungunya dan sebaiknya dirawat di RS dan bed rest. Selama di rawat di RS, pasien diminta untuk memperbanyak minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Dilakukan Dokter
- Setiap pasien Chikungunya akan dipasang infus untuk hidrasi yang adekuat.
- Dokter tidak akan memberikan obat untuk membunuh virus karena tidak ada terapi spesifik untuk virus Chikungunya.
- Dokter akan mengatasi keluhan nyeri sendi yang terjadi.
- Dokter juga akan menangani dan memberikan obat untuk keluhan-keluhan lain yang mungkin muncul.
Pencegahan Chikungunya
- Belum ada vaksin untuk virus Chikungunya sehingga tidak dapat dilakukan pencegahan dengan vaksinasi.
- Pencegahan utama Chikungunya adalah mencegah dari digigit oleh nyamuk dengan segala cara:
- Menghindari waktu-waktu nyamuk menggigit yaitu pagi dan sore hari,
- Menggunakan pakaian yang lebih tertutup,
- Menggunakan kelambu bila tidur di siang hari,
- Menggunakan lotion anti nyamuk,
- Menggunakan obat nyamuk,
- Menggunakan alat pengusir nyamuk elektrik, dll.
- Memusnahkan sarang nyamuk dan jentik-jentik nyamuknya:
- Dengan cara 3M (Menguras wadah penampungan air secara rutin, Menutup wadah penampungan air, dan Menimbun sampah yang dapat digenangi air.
- Menggunakan abate pada wadah penampungan air atau tempat-tempat yang biasa digenangi oleh air bersih.
- Melakukan pengasapan secara rutin untuk membunuh nyamuk dewasa
- Hindari bepergian ke daerah endemi.