Mungkin yang tidak kalah penting dari suatu kejadian stroke adalah rehabilitasi pasca terjadinya serangan (post stroke rehabilitation). Karena sembuh atau keluar dari kondisi kritis akibat serangan stroke baru merupakan separuh jalan ke tujuan kesembuhan yang sempurna dari sebuah kejadian stroke. Stroke pernah dibahas sampai tuntas sebelumnya dan dapat dibaca kembali pada artikel lain yang saya tulis. Secara definisi stroke adalah kondisi ‘serangan otak’ di mana suplai darah ke otak terputus atau sangat berkurang. Jika dalam 4 menit otak tidak dapat suplai darah maka sel otak akan rusak, dan akan mati bila tidak dapat suplai darah dalam beberapa jam. Sekarang stroke bukan hanya penyakit orang tua, karena 20% dari insidensi stroke terjadi pada usia produktif; yang merupakan buah dari gaya hidup masa kini. Masih banyak yang kita tidak ketehaui tentang cara otak mengkompensasi kerusakan pasca stroke. Pada beberapa kondisi otak dapat kembali berfungsi setelah beberapa waktu atau bagian otak lain mengambil alih fungsi otak yang rusak. Inilah yang menyebabkan rehabilitasi pasca stroke menjadi sangat krusial sekali.
Fakta Tentang Rehabilitasi Pasca Stroke
- Ada istilah stroke ringan atau stroke mini yang di medis di kenal sebagai TIA (Transient Ischemic Attack). Adalah kejadian seperti stroke namun gejalanya hilang sempurna dalam 24 jam. Orang yang sudah terkena TIA, akan besar kemungkinannya untuk kena stroke sebenarnya.
- Di AS setiap tahun terjadi 795.000 kasus stroke baru.
- Hanya sekitar 50% penderita yang bisa kembali bekerja dan beraktivitas. Sisanya mengalami kecacatan dan depresi yang berat.
- Pasca stroke, 10% penderita sembuh sempurna, 25% sembuh dengan hanya kecacatan ringan, 40% dengan kecacatan sedang sampai berat sampai membutuhkan asistensi dalam kehidupannya, 10% harus dirawat intensif sepanjang hidupnya, serta 15% meninggal beberapa saat setelah serangan.
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik memegang porsi 80-85% dari keseluruhan kasus stroke. Yang terjadi adalah pembuluh darah di otak tersumbat, sehingga tidak cukup untuk mensuplai darah ke sel otak. Penyebab terseringnya adalah plak yang berasal dari kolesterol dan lemak yang menggumpal membentuk sebuah arteriosklerosis pada dinding pembuluh darah atau adanya emboli dari lokasi lain di tubuh sehingga membuat aliran darah terhambat. Tekanan darah tinggi, kencing manis dan rokok juga dapat menyebabkan terjadinya arteriosklerosis pada pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke.
2. Stroke Perdarahan
Walau pun hanya memegang porsi kejadian 15-20%, namun merupakan jenis yang memegang porsi kematian lebih dari 50%. Stroke perdaharan terjadi karena pembuluh darah di otak bocor atau pecah. Jenis ini lebih bahaya dari pada stroke iskemik karena darah yang bocor dapat merusak sel otak. Selain itu bila jumlah darahnya terlalu banyak, akan dapat meningkatkan tekanan tinggi dalam tengkorak dan akan menekan bagian otak yang tadinya tidak rusak menjadi ikut rusak.
Faktor Resiko Stroke
Faktor resiko stroke adalah merokok dan terpapar asap rokok orang lain, tekanan darah tinggi, kencing manis, atrial fibrillation, dan mengkonsumsi alkohol.
Gejala Stroke
Gejala stroke akan tergantung pada lokasi otak tempat terjadinya stroke. Mulai dari gejala ringan seperti kesulitan untuk bergerak, berbicara, kelumpuhan, hingga kematian. Namun secara umum gejala stroke dapat dibahas sbb.:
- Gejala biasanya datang dalam beberapa menit hingga satu jam dan biasanya tidak ada nyeri yang menyertai gejala.
- Gejala dapat hilang timbul, hilang sama sekali, atau menjadi tambah parah dalam beberapa jam.
- Bila hilang sama sekali dalam 24 jam disebut sebagai TIA.
- Sepertiga kasus dan gejala stroke timbul ketika pasien sedang tertidur dan baru ketahuan setelah bangun.
Gejala stroke tersebut dapat terjadi sebagai berikut:
- Lemah pada lengan dan atau kaki pada satu sisi tubuh. Ini bervariasi mulai dari kelumpuhan ringan sampai total.
- Lemah pada otot di muka. Otot muka dapat terlihat jatuh atau mencong ke satu sisi dan menjadi susah mengontrol pergerakan bibir.
- Kesulitan bicara. Mulai dari kesulitan bicara sampai tidak dapat bicara sama sekali. Atau dapat bicara namun orang tidak dapat mengerti apa yang dibicarakan.
- Memiliki masalah sampai dengan kehilangan koordinasi gerakan tubuh atau berjalan, termasuk kesulitan menelan.
- Sakit kepala mendadak yang sangat berat.
- Mengalami gangguan penglihatan. Mulai dari penglihatan menjadi double, menjadi gelap pada satu bagian dari pandangan sampai terjadi kebutaan.
- Hilang kesadaran. Mulai dari linglung, pingsan, sampai dengan kematian.
Dilakukan oleh Dokter
Penjelasan pengobatan stroke sudah pernah dibahas dan dapat dibaca pada artikel lainnya yang saya tulis.
Dilakukan di Sendiri
Ingat bahwa ini adalah kasus kegawatdaruratan medis. Menjelang sampai pada UGD, ada beberapa hal yang harus diingat:
- Jangan menunggu dan berharap gejalanya akan hilang dengan sendirinya.
- Jangan meminum obat penahan atau penghilang nyeri seperti obat sakit kepala.
- Jangan menyetir kendaraan sendiri ke UGD.
Rehabilitasi Pasca Stroke
Sangkin pentingnya, rehabilitasi pasca stroke selayaknya menjadi ‘resep’ yang ditulis dokter untuk pasien pasca stroke; di mana membutuhkan kerja sama tim profesional seperti dokter, perawat, psikolog, physiotherapists, speech therapists, occupational therapists, ahli gizi, dan bahkan ahli robotik. Peran keluarga dan teman juga memegang faktor penting dalam keberhasilan rehabilitasi. Dengan rehabilitasi yang dilakukan sedini mungkin dapat meningkatkan derajat kesembuhan, meminimalisir kecacatan, dan mencegah serangan ulang. Rehabilitasi pasca stroke terdiri dari memperbaiki pola makan, mencukupkan istirahat, menghindari stres dan faktor resiko, serta tentu saja melatih fisik agar kembali berfungsi sesempurna mungkin. Dengan latihan fisik, otak akan terangsang untuk kembali mencari cara mengambil kontrol yang telah hilang akibat stroke. Tujuan paripurna dari rehabilitasi pasca stroke adalah penderita dapat menerima kondisi fungsi maksimalnya dan dapat menjalani kehidupan semandiri mungkin.
Kecendrungan Pasien Menjalani Rehabilitasi Pasca Stroke
- Bila kelumpuhan terjadi pada sebelah sisi saja, sering kali kegagalan rehabilitasi pasca stroke terjadi karena tidak sesegera mungkin mulai melatih sisi yang lumpuh. Ini disebabkan oleh kecendrungan untuk memanfaatkan sisi tangan dan lengan atau tungkai dan kaki yang kuat untuk berfungsi sehingga melupakan sisi yang lemah. Kondisi ini justru akan membuat sisi yang lemah akan semakin bertambah lemah karena otot akan mengecil akibat tidak digunakan untuk bergerak.
- Rehabilitasi pasca stroke sering kali tidak nyaman, melelahkan, dan malah bisa menimbulkan rasa sakit. Kondisi ini membuat pasien cendrung merasa malas dan sering drop out dalam menjalani programnya. Padahal rasa sakit itu adalah tanda bahwa otot kembali bekerja dan mengurangi kekakuan gerakannya.
Rekomendasi Rehabilitasi Pasca Stroke
- Dimulai sejak pasien masih di rumah sakit (secepat 24-48 jam pasca stroke), untuk kemudian dijadikan kunjungan rutin ke lokasi terapi.
- Latihan fisik 3 kali seminggu selama minimal 20 menit, dan memperbanyak jalan kaki bila bisa atau mulai bisa berjalan.
- Bila terjadi kelumpuhan, sisi yang bermasalah harus digerakkan sampai posisi maksimalnya setidaknya 3 episode dalam sehari; dengan juga mengencangkan otot-otot yang lemah sampai terasa agak nyeri dan ditahan selama 60 detik pada sekali gerakannya.
- Usahakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari menggunakan sisi yang lemah sebisa mungkin.
- Menjalani secara rutin terapi fisik, terapi okupasi, terapi bicara, dan audiology.
- Melatih pola tidur dan pola makan yang baik.
- Merangsang kerja otak dengan main interactive computer games dan kembali bersosialisasi sesegera mungkin.
Pembagian Jenis-Jenis Latihan Rehabilitasi Pasca Stroke
1. Latihan Fisik
- Memperkuat kemampuan otot dalam bergerak dan koordinasi.
- Melatih mobilitas baik sendiri atau menggunakan alat.
- Constraint-induced therapy; dengan lebih mengguna-kan sisi lemah dibandingkan sesi sehat.
- Range-of-motion therapy; yang bertujuan mengurangi kekakuan dan meningkatkan kekuatan otot.
2. Latihan fisik yang dibantu teknologi
- Functional electrical stimulation; menstimulasi otot yang lemah menggunakan arus listrik.
- Teknologi robotic; menggunakan bantuan robot.
- Virtual reality; yaitu menggunakan aktivitas di depan monitor komputer/tablet bermain game interaktif.
- Noninvasive brain stimulation; dengan metoda TMS (Transcranial Magnetic Stimulation) yang menstimulasi otak untuk kembali aktif.
3. Aktivitas kognitif dan emosional
- Terapi untuk masalah berkomunikasi yang mencakup latihan menulis, bicara, dan mendengarkan.
- Evaluasi dan perawatan psikologis untuk menghindari gangguan emosi dan memperbaiki mood.
- Obat-obatan anti depresi yang mungkin diberikan bila diperlukan.
4. Terapi yang masih dalam tahap percobaan
- Terapi biologis, dengan menggunakan stem cells.
- Terapi alternatif, seperti pijat, herbal, akupunktur, dll.
Program Rehabilitasi Pasca Stroke
- Program rehabilitasi pasca stroke dijalani selama yang dibutuhkan sampai tujuan yang ditetapkan tercapai. Akan sangat tergantung juga dengan derajat keparahan yang terjadi serta komplikasi yang timbul.
- Walau pun ada yang bisa menjalaninya dalam waktu singkat, tapi tidak sedikit yang harus menjalani rehabilitasi ini sampai hitungan bulan bahkan tahun.
- Seiring dengan waktu, kualitas dan kuantitas rehabilitasi pasca stroke akan berubah atau berkurang seiring dengan pencapaian yang didapat.
- Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor fisik, faktor emosi, faktor sosial, dan faktor pilihan terapinya sendiri.
- Program rehabilitasi pasca stroke kini dapat dilakukan di lokasi-lokasi yang bukan hanya pada sentra kesehatan saja, melainkan di tempat yang lebih nyaman seperti di klinik khusus fisioterapi bahkan di sarana kebugaran yang juga dikelola oleh dan secara profesional.
Penutup
Untuk tidak terkena stroke sama sekali merupakan kunci dari semuanya yang kita bicarakan di sini dengan cara menjauhi segala faktor resikonya dan hidup dengan gaya yang sehat. Bila sudah terkena stroke, memodifikasi gaya hidup yang akan menjadi faktor kunci agar dapat meminimalisir segala komplikasi. Terakhir, rehabilitasi pasca stroke harus menjadi kunci pada keberhasilan paripurna penanganan pasien stroke.