Salah satu aspek untuk mengatakan seorang anak itu sehat adalah bila giginya juga sehat. Kesehatan gigi anak dimulai sejak masa kehamilan, dan selain harus diperkenalkan sedini mungkin cara perawatan gigi yang baik dan sehat, anak juga harus diajak berkunjung ke dokter gigi sejak dini, yaitu sejak usia 6 bulan. Kemudian anak diajak secara reguler untuk memeriksakan giginya ke dokter gigi walau pun sedang tidak sakit. Dengan demikian semua kelainan yang sekiranya akan muncul dapat dideteksi sedini mungkin dan ditangani seoptimal mungkin. Bila gigi dan jaringan sekitarnya sakit, pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terganggu, dan bukan tidak mungkin di kemudian hari bisa membutuhkan biaya yang tidak kecil untuk mengobatinya.
Fakta Seputar Kesehatan Gigi Anak
- 50% anak usia 8 tahun memiliki lubang di giginya.
- Sementara 1 dari 7 anak yang memiliki gigi berlubang, lubangnya sudah parah.
- Hanya sepertiga anak SD mengaku menyikat giginya 2x sehari.
- Dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan lebih mudah diajak untuk menjaga kesehatan giginya.
- Di AS, 82% anak usia 12-15 tahun sudah mau diajak rutin memeriksakan giginya ke dokter gigi.
- 31% anak usia 12-15 tahun di AS mengaku merasa malu bila giginya bermasalah, kotor, tidak rapi, dan bila mulutnya berbau.
Pertumbuhan gigi anak awalnya dimulai sejak masa kehamilan, maka seorang ibu hamil harus memperhatikan asupan nutrisinya yang cukup vitamin dan mineral. Gigi pertama anak biasanya muncul sekitar usia 6 bulan, dan semua gigi susu anak akan sudah tumbuh pada usianya 2,5 sampai 3 tahun. Kemudian gigi susu tersebut akan mulai copot sekitar usia 6-7 tahun dan digantikan dengan gigi dewasanya. Gigi graham dewasa pertamanya tumbuh sekitar usia 6 tahun dan gigi bungsunya akan tumbuh antara usia 12 dan 21 tahun.
Basic Dental Care (Perawatan Gigi Dasar)
Anak harus diajarkan dan yang tak kalah penting dicontohkan untuk bisa melakukan perawatan dasar giginya secara benar. Perawatan gigi dasar meliputi menggosok gigi, flossing (membersihkan gigi menggunakan dental floss), rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi (bila perlu sekalian dibersihkan), serta makan makanan yang sehat dan bergizi seperti sayur, buah, dan susu serta produknya.
Berikut adalah pentingnya melakukan perawatan gigi dasar:
- Mencegah gigi berlubang
- Mencegah penyakit gusi (periodontal disease), yang dapat merusak jaringan penopang gigi dan dalam waktu lama bisa menyebabkan gigi ompong
- Nafas berbau
- Memperpanjang umur gigi
- Mempersingkat waktu kunjungan ke dokter gigi
- Menghemat biaya karena mencegah lebih murah dari pada mengobati, dan
- Secara keseluruhan meningkatkan kesehatan.
Membawa Anak Ke Dokter Gigi
Berkunjung ke dokter gigi bisa merupakan suatu hal yang menakutkan untuk anak. Seorang spesialis gigi anak, akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi kesan menakutkan di tempat prakteknya agar anak lebih merasa nyaman. Selain itu dokter gigi anak memiliki keahlian dan metoda khusus dalam menghadapi anak-anak. Seperti yang disinggung di atas, saat anak berusia 6 bulan adalah saatnya pertama kali untuk diperiksakan ke dokter gigi untuk melihat apakah ada suatu kondisi yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit pada gigi dan jaringan sekitarnya. Kemudian secara rutin dan reguler periksakan gigi anak ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Apa lagi anak memiliki riwayat trauma pada daerah muka.
Berikut adalah tips untuk mengurangi rasa takut anak untuk berkunjung ke dokter gigi:
- Bila anak sudah dapat diajak berkomunikasi, komunikasikanlah rencana untuk berkunjung ke dokter gigi dan berikan gambaran sederhana apa yang akan dilakukan oleh dokter gigi misalnya menceritakan bahwa dokter gigi akan menghitung dan memotret giginya.
- Gunakan alat bantu seperti gambar dan buku yang dapat didapat di internet atau toko buku dalam menjelaskannya kepada anak.
- Minta anak untuk menggambar mulut dan giginya sebelum berangkat ke tempat dokter gigi, agar nanti menjadi bahan obrolan awal antara dirinya dan dokter gigi.
- Hindari menceritakan hal-hal seram tentang dokter gigi, atau menceritakan pengalaman orang tua bila pernah memiliki sakit gigi dan berobat ke dokter gigi. Hindari untuk menggunakan kata bor, suntik, jarum, dll.
- Sebelum diperiksa, komunikasikan kepada dokter gigi, apa yang menjadi kekhawatiran anak agar dokter gigi dapat memiliki rencana untuk menghadapinya.
- Hindari sogokan bila anak mau ke dokter gigi, dan hindari pula ancaman hukuman dengan akan dibawa ke dokter gigi.
Berikut adalah tips dalam menjaga kesehatan gigi anak yang sering terabaikan:
- Miliki kebiasaan baik memelihara gigi di dalam keluarga. Selain akan menularkan kebiasaan baik tersebut kepada anak, juga dapat menghindari penularan penyakit infeksi yang bisa terjadi di dalam mulut kepada anggota keluarga. Anak sudah bisa diajar menggosok giginya sendiri sejak usia 3 tahun.
- Hindari menggunakan alat makan yang sama dengan anak, karena bisa saja terdapat kuman dari suatu penyakit yang ada di dalam mulut orang tuanya.
- Ketika anak sudah terlelap tidur, usahakanlah membersihkan sisa-sisa susu di gigi (biasanya menumpuk di area gigi depan atas) sebisa mungkin dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi air matang hangat atau menggunakan kain bersih.
- Ajarkan anak kebiasaan untuk berkumur dengan air putih setelah anak meminum susunya.
- Setelah anak menyikat giginya sebelum tidur, hindari untuk kembali memakan atau meminum yang manis-manis. Karbohidrat atau yang manis-manis akan menjadi media yang baik bagi bakteri untuk tumbuh dan 2.5% meningkatkan kemungkinan gigi anak menjadi berlubang.
- Yakinkan air yang dikonsumsi di rumah sudah memiliki cukup fluoride, konsultasikan kepada dokter gigi anak untuk kebutuhan fluoride anak.
- Berikan anak makanan yang kaya dengan nutrisi untuk menjaga kesehatan giginya seperti sayur dan buah-buahan. Bila diperlukan berikan suplemen.
- Pilihkan sikat dan pasta gigi anak yang sesuai dengan umurnya.
- Minta ajarkan kepada dokter gigi cara melakukan flossing untuk gigi anak.
- Jangan menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol untuk anak.
- Gunakan disclosing tablets (tablet kunyah khusus) di apotek, pakai sesekali setelah anak menyikat gigi. Gunanya untuk mengetahui adanya plaque pada gigi anak karena akan menjadi berwarna.
- Hindarkan anak dari kebiasaan menghisap jari dan kalau bisa hindari menggunakan empeng, serta hentikan penggunaan meminum susu dari botol saat anak berusia 3 tahun. Kebiasaan-kebiasaan ini dapat membuat gigi anak menjadi tonggos.
- Hindarkan anak dari memiliki kebiasaan menggigit-gigit kuku/ballpoint/pensil dan semacamnya karena dapat menyebabkan perubahan kerapihan posisi dan susunan giginya.
- Perhatikan kondisi gigi susu anak. Terutama saat proses pergantian ke gigi dewasa. Gigi susu yang rusak dapat mengganggu pertumbuhan gigi dewasa dan gigi dewasa menjadi kurang baik.
- Perhatikan gigi remaja (ABG) di usia 10 – 18 tahun, karena pada usia ini semua gigi dewasa tumbuh. Bila ada lubang kecil dapat segera ditambal sehingga mencegah pencabutan. Juga pada usia ini sangat efektif bila akan dilakukan pemasangan kawat gigi/behel.
- Bila gigi anak sudah terlanjur rusak (terutama di usia 3-6 tahun), konsultasikanlah dengan dokter gigi anak anda secepatnya, apabila anak sudah mampu untuk mengikuti instruksi dokter, maka dokter gigi akan melakukan tindakan pembersihan dan perawatan sesuai kondisi masing-masing giginya.
- Hindarkan anak dari terpapar asap rokok yang sangat merusak gigi.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
Selain kunjungan rutin ke dokter gigi anak, segeralah untuk mencari pertolongan medis bila terjadi hal-hal berikut:
- Bila anak mengeluhkan sakit pada gusi dan giginya.
- Bila gusi anak berdarah atau bengkak.
- Bila terdapat warna putih seperti jerawat pada gusi anak menunjukkan bahwa terjadi infeksi yang mengandung nanah dan harus dibersihkan. Ini biasa terjadi pada anak yang masih meminum susu dari botol apa lagi dilakukan sebelum tidur.
- Bila gigi anak menjadi longgar dan goyang, terutama pada gigi dewasanya.
- Bila nafas anak menjadi berbau tidak sedap.
- Bila gusi anak menyusut dari bentuk normalnya.
- Bila gigi anak sudah ditambal, kemudian tambalannya lepas.
- Bila anak mendapatkan trauma pada daerah muka dan mulut.
Penutup
Sebenarnya tidak sulit untuk memiliki anak yang giginya sehat, susunan giginya indah, dan terhindar dari penyakit-penyakit gigi dan gusi. Tapi biasanya walau pun tidak sulit, sering orang tua mengabaikannya karena dianggap bukan sesuatu yang penting. Padahal pertumbuhan dan perkembangan anak bisa terhambat saat sakit tidak terkecuali bila terjadi sakit pada giginya, karena sudah pasti aktivitas makan anak akan menjadi terganggu. Menjaga kesehatan gigi anak dimulai dari masa kehamilan dan tidak pernah berakhir sampai anak beranjak dewasa. OIeh karenanya orang tua dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi anak serta memiliki ketelatenan dalam menjaga kesehatan gigi anak-anaknya.
IKM 2015-09