Multiple sclerosis (MS) merupakan sebuah penyakit auto immune, di mana sistem pertahanan tubuh sendiri yang menyebabkan terjadinya proses peradangan. Peradangan pada penyakit yang masih belum ada obat untuk menyembuhkannya ini terjadi pada beberapa area pada sistem syaraf pusat (SSP). SSP yang terdiri dari otak dan syaraf pada tulang belakang ini bekerja sebagian besar untuk gerak refleks seperti gerakan menghindar dari menyentuh sesuatu yang sangat panas. Maka pada pasien MS fungsi ini tidak terjadi, sehingga dapat membuat hidup penderitanya menjadi rentan terhadap cedera. Seperti pada penyakit auto immune lainnya, penyebab pasti dari MS masih belum diketahui.
Fakta Tentang Multiple Sclerosis
- Kasus paling banyak terdapat pada orang keturunan Eropa bagian Utara dan Selandia Baru, walau pun dapat terjadi pada semua ras dan suku bangsa.
- MS diturunkan di dalam keluarga atau bersifat genetik.
- Wanita 2 sampai 4 kali lebih beresiko mengidap MS dibandingkan pria.
- Usia paling rentan terkena MS adalah usia dewasa antara 20-50 tahun, dengan rata-rata usia awal penderita terkena MS pada 34 tahun.
- Lebih dari 30% penderita MS mengalami kelumpuhan total setelah 20-25 tahun.
- Genetik atau faktor keturunan. Anak dari seorang penderita MS memiliki resiko 5% juga akan terkena MS.
- Awal kehamilan dirinya dulu terjadi di musim dingin (pada negara-negara 4 musim).
- Letak geografis tempat tinggal saat berusia di bawah 15 tahun yang lebih dekat kepada kutub bumi meningkatkan resiko MS; seperti negara Scandinavia dan Selandia Baru serta Canada bagian Utara dan Negara Bagian Alaska, AS.
- Defisiensi Vitamin D, akibat kurang paparan sinar matahari. Baca artikel tentang pentingnya vitamin D ini.
- Memiliki penyakit auto immune lainnya.
- Merokok dan asap rokok orang lain yang memang dapat merusak sistem auto immune seseorang. Resiko MS naik 5 kali lipat pada perokok.
- Mengalami rasa sedih yang amat mendalam dan stres berat.
Perjalanan Penyakit Multiple Sclerosis
Setiap serabut syaraf memiliki selubung berbahan dasar lemak yang disebut dengan myelin yang membuat syaraf dapat mengirim sinyal secara aman dari dan ke otak dalam waktu yang sangat cepat. Pada kasus MS, myelin ini di rusak oleh sistem pertahun tubuh penderitanya. Bila bungkus myelin ini rusak (disebut dengan demyelination atau plaques), sinyal yang sampai di otak bukan hanya akan terlambat, bahkan bisa diartikan salah oleh otak. Dari kejadian salah interpretasi inilah gejala MS dapat terlihat dan terdiagnosis oleh dokter. Beberapa penderitanya bisa hanya memiliki gejala yang ringan dan masih bisa menjalani kehidupannya. Tapi sebagian lagi bisa sampai terjadi kelumpuhan ringan sampai dengan berat, bahkan sampai tidak dapat melakukan aktivitas keseharian sama sekali.
Prognosis Multiple Sclerosis
- Penyakit MS ini belum bisa disembuhkan secara sempurna.
- Sebagian kecil penderita menderita MS yang ringan dengan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Tapi MS ringan ini hanya dapat diketahui sejalan dengan waktu di mana tidak menjadi bertambah buruk setelah beberapa tahun. Jadi penderitanya tetap harus rutin kontrol ke dokter.
- 65% penderita mengalami relapse atau kambuhan di mana gejalanya berulang dari gejala ringan, tiba-tiba bisa memburuk, tapi kemudian membaik kembali dalam hitungan beberapa hari sampai minggu. Tapi biasanya setiap serangan meninggalkan gejala sisa.
- Sebagian besar penderitanya mengalami relapse yang semakin jarang yang dikatakan sebagai kemajuan sekunder dari penyakitnya.
- 15% penderita MS mengalami jenis relapse yang kian memburuk dengan gejala sisa atau kecacatan yang juga lebih berat.
- Kematian pada kasus MS terjadi akibat penyakit lain sebagai komplikasi seperti pneumonia, serangan jantung, atau akibat suatu kecelakaan.
- Hanya 5-10% penderita MS yang dapat mengalami perbaikan di mana gejala sisa serta kecacatan dapat membaik seiring waktu.
Gejala Multiple Sclerosis
Gejala MS bisa berbeda antara penderita satu dengan yang lainnya. Gejala bisa berupa gangguan penglihatan, gangguan syaraf perasa, dan gangguan syaraf motorik. Dalam 20-30 tahun, 30% penderitanya dapat menderita kelumpuhan yang sangat signifikan; sisanya bisa saja bebas dari segala gejala dan hanya terlihat sesekali saja. Hal ini membuat cukup sulit untuk mendiagnosis MS dan sering salah di mana kali pertama dianggap sebagai suatu gangguan kejiwaan.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Sebagian besar penderita MS mengalami optic neuritis atau peradangan syaraf penglihatan dengan keluhan hilangnya penglihatan yang disertai rasa nyeri bila menggerakkan bola mata. Bila terdiagnosis secara dini, kebutaan total dapat dihindari.
- Sebelum terjadi kebutaan, penderita biasa mengeluhkan pandangan kabur atau berkabut, pandangan ganda, melihat kilatan-kilatan cahaya, atau perubahan warna-warna benda yang dilihatnya.
- Keluhan ini bisa hilang pada sebagian besar penderitanya, tapi sebagian lagi mengalami gangguan penglihatan yang permanen.
Gejala yang juga mungkin muncul adalah gejala akibat rusaknya otak kecil (cerebellum) seperti:
- Gangguan keseimbangan seperti susah untuk berdiri dan berjalan atau mengontrol tubuhnya.
- Gangguan gerakan motorik halus seperti kesulitan memakai kancing baju atau menulis, serta sering menjatuhkan benda yang sedang dipegang.
- Sering mengeluhkan vertigo.
- Mengeluhkan nyeri pada bagian muka.
- Terkadang terjadi penurunan fungsi pendengaran.
Gejala dari gangguan fungsi sensorik dan motorik, bisa sering salah dianggap sebagai gejala pada penyakit lain seperti:
- Cepat merasa lelah (fatigue).
- Keram otot yang terasa sangat nyeri.
- Kehilangan kekuatan satu atau lebih lengan dan tungkai.
- Kehilangan kemampuan mendeteksi perubahan suhu pada benda yang sedang dipegang atau sentuh.
- Mengeluhkan kebas (baal) dan atau rasa tersetrum kecil pada dada, perut, lengan dan tungkai.
Bila sudah mengenai syaraf organ dalam, maka dapat timbul gejala:
- Mengeluhkan sembelit (sulit BAB).
- Mengeluhkan sulit BAK atau terjadi retensi urin.
- Sehingga bisa terjadi infeksi pada saluran kemih.
Serta gejala-gejala lain yang pernah diketahui terjadi pada penderita MS seperti:
- Keluhan semakin terasa setelah mandi menggunakan air panas atau terlalu banyak berolahraga.
- Terjadi kejang (pada 5% penderita MS).
- Mengeluhkan gangguan tidur seperti insomnia, daytime sleepiness, narcolepsy, dll.
- Mengeluhkan gangguan ingatan.
- Mengalami depresi.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
Karena merupakan penyakit yang merusak SSP, maka gejalanya bisa sangat beragam. Sehingga seseorang harus segera mencari pertolongan medis bila sudah mengalami pola gejala seperti yang diuraikan di atas. Seperti juga penyakit lainnya, semakin cepat tertangani, maka kerusakan akibat penyakit MS ini dapat dicegah atau setidaknya diperlambat.
Penegakan Diagnosis Multiple Sclerosis
Karena juga sulit menegakkan diagnosis pasti dari MS, jadi bila dokter mencurigai suatu MS akan dilakukan:
- Pemeriksaan darah dan urine lengkap, untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis penyakit lain.
- Melakukan MRI otak dan saraf tulang punggung, untuk melihat gambaran adanya kerusakan syaraf.
- Pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dirasakan perlu untuk memperkuat diagnosisnya.
Penanganan Multiple Sclerosis
Dilakukan Sendiri
Hampir tidak ada yang dapat dilakukan sendiri penderitanya selain menuruti segala anjuran dokter untuk mencegah komplikasi serta mencegah kerusakan syaraf lebih lanjut.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan mengatasi keluhan penderita untuk membuat penderitanya lebih nyaman; seperti:
- Obat kortikosteroid untuk mengatasi peradangan yang terjadi.
- Tricyclic antidepressants untuk mengurangi rasa nyeri pada syaraf.
- Muscle relaxants.
- Anti depresi bila ada gejala depresi pada penderita.
- Sildenafil atau viagra pada penderita laki-laki yang mengalami gangguan fungsi seksualnya.
- Dokter juga akan memberikan obat-obatan yang sudah dipercaya dapat mengatasi progres penyakit MS:
- Suntik interferon atau immunomodulatory yang diharapkan dapat memperbaiki sistem pertahun tubuh. Obat ini dapat menurunkan kejadian relapse sebanyak sepertiganya dan dapat menekan kecepatan kerusakan yang terjadi akibat MS ini. Pemberian obat ini akan menimbulkan gejala seperti flu (flu-like symptoms) yang akan hilang dengan sendirinya.
- Suntik glatiramer acetate sekali sehari yang merupakan kombinasi asam amino. Obat ini juga terbukti mengurangi relapse sampai sepertiganya dan juga memiliki efek perbaikan dari kondisi MS secara keseluruhan.
- Natalizumab, sebuah antibodi monoclonal yang berikatan dengan sel darah putih dan mencegah mereka merusak myelin. Obat ini mengurangi relapse sampai dua-pertiganya dan mencegah akumulasi kecacatan yang dapat terjadi. Tapi obat ini meningkatkan resiko infeksi otak akibat efikasi sel darah putih yang ditekan.
- Obat lainnya seperti fingolimod, teriflunomide, dimethyl fumarate, alemtuzumab, dalfampridine, serta obat-obat kemoterapi yang dipakai pada pasien leukemia (kanker sel darah putih).
Pencegahan Multiple Sclerosis
Karena penyebabnya tidak diketahui, maka relatif susah untuk mencegah penyakit MS ini. Yang dapat dilakukan adalah menghindari semua faktor resiko yang masih dapat dihindari, di antaranya:
- Tidak memilih tempat tinggal anak di bawah usia 15 tahun yang lebih dekat ke kutub.
- Selalu menyempatkan diri terpapar sinar matahari setiap hari agar mendapat cukup Vitamin D.
- Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain.
- Menjalani kehidupan yang bahagia, jangan sampai mengalami rasa sedih yang berkepanjangan.
IKM 2015-10