Hepatitis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada hati (liver) yang dapat disebabkan oleh infeksi, alkohol, obat-obatan tertentu, zat kimia yang korosif, racun, bisa binatang, dll. Salah satu penyebab infeksi yang dapat menyebabkan hepatitis adalah virus Hepatitis C atau Hepatitis C Virus (HCV). Penyakit Hepatitis C karena HCV ini dapat menyebabkan kerusakan liver yang permanen, sirosis, kanker hati, sampai kegagalan sama sekali fungsi liver itu sendiri. Masalahnya, banyak orang yang tidak menyadari dirinya terkena Hepatitis C sampai sudah terjadi kerusakan pada livernya, yang prosesnya bisa berjalan bertahun-tahun sebelum akhirnya baru disadari. Walau pun Hepatitis C dapat menjadi sangat serius, tapi dengan penanganan yang tepat penderitanya dapat berfungsi maksimal dalam menjalani kehidupannya.
Fakta Tentang Hepatitis C
- Kepedulian terhadap Hepatitis C kini semakin meningkat di seluruh dunia.
- HCV merupakan penyebab utama terjadinya penyakit liver kronis di AS dan penyebab tersering dan terberat hepatitis kronis yang disebabkan oleh virus dibandingkan virus-virus Hepatitis lainnya.
- Lebih dari 3 juta orang di AS memiliki antibodi terhadap HCV, yang berarti mereka pernah terinfeksi HCV, di mana 50%-nya tanpa disadari.
- Sepertiga dari pengguna narkoba suntik mengidap Hepatitis C.
- Dipercaya terdapat 17 ribu kasus baru Hepatitis C akut di AS setiap tahun.
- HCV bertanggung jawab terhadap ribuan kematian setiap tahun di AS.
Saat ini ada 9 jenis virus Hepatitis yang diberi nama dari A sampai I, tapi yang menyebabkan penyakit pada manusia ada 5 yaitu virus Hepatitis A, B, C, D, & E. Virus Hepatitis C adalah penyebab penyakit Hepatitis C yang tidak terkait dengan virus Hepatitis lainnya. HCV merupakan virus yang sangat kecil, hanya berukuran 60 nanometer sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron. HCV berkembang biak di dalam sel liver adalah merupakan virus RNA yang memiliki genotypes yang beragam.
HCV ditularkan antar manusia paling mudah dengan cara kontak dengan darah penderita sebelumnya. Kontak darah ini dapat terjadi pada pemakaian bersama jarum suntik yang merupakan penyebab utama penularan HCV. Dapat juga terjadi penularan akibat alat-alat kesehatan yang tidak tersterilkan secara sempurna seperti alat-alat bedah dan alat-alat dokter gigi, alat-alat endoskopi, colonoskopi, laparoskopi, dll. Tidak juga menutup kemungkinan ditularkan dari alat-alat di salon dan di tukang cukur, alat-alat tato, tindik, dll., serta penggunaan bersama sikat gigi.
Penularan melalui transfusi darah banyak terjadi sebelum tahun 1992, karena screening terhadap HCV baru dilakukan pada darah donor mulai tahun 1992. Setelah tahun 1992, penularan HCV melalui transfusi darah hampir tidak ada.
Pada kasus yang jarang, HCV ditularkan dari ibu kepada bayi yang sedang dikandungnya serta dari hubungan seksual terutama bagi mereka yang memiliki partner seks yang banyak.
HCV tidak ditularkan dengan cara berpelukan, berciuman, bersin, batuk, minum/makan dari gelas/piring yang sama, atau saat berenang di kolam renang.
Perjalanan Penyakit Hepatitis C
Beberapa penderita terkena Hepatitis C untuk waktu yang tidak lama dan sembuh, yang dikatakan sebagai Hepatitis C akut. Tapi sebagian besar penderita yang terinfeksi menjalani penyakitnya untuk waktu yang lama dan dikatakan sebagai Hepatitis C kronis. Jadi ketika kejadian infeksi tidak terselesaikan oleh sistem pertahanan tubuh, maka akan menjadi kronis. Walaupun penderita Hepatitis C kronis dapat menjalani kehidupan yang normal, tapi sebagian dari mereka dalam hitungan tahun akan mengarah kepada kerusakan liver, sirosis, dan dapat mencetus kanker liver.
Gejala Hepatitis C
Hepatitis C Akut
- Mayoritas orang dengan infeksi Hepatitis C yang baru tidak mengalami gejala sama sekali.
- Jika bergejala, seringnya seperti gejala flu biasa.
- Gejala khas yang dapat dirasakan adalah: fatigue (rasa lelah yang sangat), demam, nyeri sendi, nyeri perut, mual, hilang nafsu makan, dan terjadi kuning pada mata, kuku, dan telapak tangan, serta air seni menjadi berwarna seperti teh atau Coca-Cola.
- Gejala-gejala tersebut dapat muncul 4-12 minggu setelah paparan HCV.
- Sebagian besar penderita mengeluhkan fatigue selain gejala-gejala seperti pada infeksi akut.
- 15-30% penderita mengalami sirosis hepatis yang terjadi setelah 20-30 tahun sejak terpapar HCV. Sirosis adalah kondisi saat jaringan liver berubah menjadi jaringan ikat yang tidak berfungsi, yang kemudian mengeras sehingga sering dikatakan sebagai pengerasan liver.
- Gejala sirosis hepatis yang dapat timbul adalah perut membesar karena terjadi asites atau kumpulan cairan di dalam rongga perut. Bisa juga timbul gejala tungkai yang bengkak atau bahkan sampai seluruh tubuh membengkak (anasarca).
- Gejala lainnya seperti warna kuning pada tubuh yang tidak bisa hilang, kulit yang gatal akibat tingginya bilirubin, sering mengalami demam yang tinggi, mual dan muntah, gangguan tidur, penurunan berat badan, sampai terjadi halusinasi dan gangguan mental.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila merasa atau khawatir baru saja tertular darah orang lain, terutama yang dicurigai beresiko tinggi mengidap Hepatitis C.
- Apa bila Anda seorang tenaga medis yang terpapar darah pasien di sarana pelayanan medis.
- Saat mengalami mual dan muntah yang bertahan 1-2 hari.
- Bila mata, kuku dan tubuh menguning apa lagi diiringi dengan urine yang berubah warna menjadi seperti air teh.
- Bila terjadi nyeri perut yang disertai dengan demam tinggi.
Penegakan Diagnosis Hepatitis C
- Dilakukan pemeriksaan fungsi liver seperti SGOT, SGPT, Gamma GT, dan Alkali Fosfatase. Pada penderita Hepatitis C, angka-angka enzim liver ini meningkat tajam.
- Penegakan diagnosis pasti dari Hepatitis C adalah memeriksa adanya antibodi HCV di dalam darah. Sayangnya pemeriksaan ini harus dilakukan antara 4-10 minggu dari paparan awal, sehingga tidak dapat dilakukan sebelum 4 minggu.
- Bila didapati adanya antibodi HCV, maka pasien yang bersangkutan harus dites menggunakan PCR assay untuk menghitung jumlah virus (titer virus) yang terdapat di dalam tubuhnya. PCR assay walau pun mahal dapat dilakukan secepat 2 minggu dari paparan awal. Hasil PCR assay yang negatif atau titer virus yang negatif dapat berarti tidak adanya infeksi, infeksi sudah dapat teratasi oleh daya tahan tubuh penderita, atau virus terakumulasi di dalam liver tidak keluar ke dalam darah.
- Terkadang dilakukan juga pemeriksaan untuk melihat genotype dari HCV, yang saat ini sudah ditemukan sebanyak 6 genotypes. Tujuannya adalah untuk menentukan pilihan terapi yang paling baik. Di AS genotype 1 adalah yang paling sering ditemukan.
- Untuk melihat tingkat kerusakan liver dapat dilakukan biopsi liver.
Penanganan Hepatitis C
Dilakukan Sendiri
Tidak ada cara spesifik yang dapat dilakukan sendiri dalam mengobati Hepatitis C. Tapi penderita Hepatitis C harus menjalani kehidupan yang sehat serta menjauhi kebiasaan lama yang menyebabkannya tertular HCV. Selain itu harus menjalani semua saran dari dokter seperti istirahat yang cukup, jangan kurang minum, tidak mengkonsumsi alkohol, menghindari menggunakan obat-obatan di luar anjuran dokter, serta tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat.
Dilakukan Dokter_
- Dokter akan mengobati semua keluhan yang mungkin dirasakan oleh penderita.
- Walaupun tidak bisa diberikan pada semua penderita, kombinasi antara suntik Pegylated interferon (PEG-Intron) dan antiviral oral merupakan pilihan terbaik saat ini dalam mengobati Hepatitis C. Antiviral yang biasa diberikan adalah ribavirin, boceprevir atau telaprevir. Terapi ini bisa diberikan sampai hitungan bulan di mana keberhasilannya sangat tergantung kepada tingkat kerusakan liver yang sudah terjadi, jumlah virus yang terdapat di dalam tubuh serta tipe genotype HCV yang menginfeksi.
- Ada cara terapi baru yang disebut Protease inhibitors yang terbukti berespon baik terhadap HCV type 1. Dengan mengkombinasikan bersama PEG-Intron + antiviral, dapat mempersingkat waktu pengobatan.
- Pengobatan Hepatitis C akan lebih sulit bagi penderita yang juga memiliki penyakit jantung atau penyakit autoimmune.
- Efek yang dirasakan dari pengobatan bisa timbul: fatigue, anemia, nyeri otot, mual-muntah, diare, demam ringan, sakit kepala, kulit memerah, hidung tersumbat, dan batuk.
- Pada kasus gagal liver terminal, maka transplantasi liver merupakan satu-satunya pilihan yang dapat dilakukan.
Pencegahan Hepatitis C
Saat ini belum ditemukan vaksin untuk Hepatitis C, sehingga cara terbaik untuk mencegah terkena Hepatitis C adalah dengan menghindari diri dari kemungkinan tertular seperti yang dibahas di atas. Selain itu karena penyakit Hepatitis C ini dapat sampai merusak liver bahkan dapat menyebabkan kematian, maka penderita Hepatitis C harus menjaga sedemikian rupa agar livernya tidak terkena penyakit lain. Salah satunya adalah dengan mendapatkan vaksinasi Hepatitis A dan Hepatitis B.
IKM 2015-11