Demam kuning atau dalam bahasa Inggrisnya yellow fever adalah penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk genus Aides, sama seperti penyakit demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan demam Zika (yang ketiganya sudah pernah saya tulis artikelnya). Nama demam kuning ini diberikan karena selain terjadi demam berdarah, penderita juga mengalami sakit kuning seperti penyakit hepatitis. Walau pun kasus tertingginya ada di Afrika, tapi seperti penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk genus Aides, penyakit yellow fever memiliki daerah endemi di sekitar khatulistiwa seperti Indonesia. Dengan mudahnya sarana transportasi di masa kini, maka penyebaran penyakit yellow fever menjadi lebih mudah juga.
Fakta dan Sejarah Yellow Fever
- Tercatat dalam sejarah pada tahun 1600an, suku Maya pernah mengalami epidemi yellow fever ini di daratan Yucatan dan Guadalupe.
- Dalam 200 tahun, yellow fever daerah epideminya meluas ke wilayah tropis dan pantai benua Amerika dan Karibia.
- Penyakit ini pertama masuk ke Amerika Utara dibawa oleh budak dari Afrika Barat, dengan kejadian epidemi pertamanya di Philadelphia dan terjadi kematian pada 5.000 dari 45.000 orang populasi atau lebih dari 10%. Sementara 17.000 orang meninggalkan kota karena merasa takut.
- Ketika itu orang kulit hitam disangka memiliki kekebalan sehingga mereka dijadikan perawat untuk merawat orang kulit putih yang sakit.
- Pada tahun 1848, seorang dokter bernama Josiah Clark Nott mengemukakan bahwa penyakit ini ditularkan oleh udara.
- Baru pada tahun 1881, seorang dokter berkebangsaan Cuba bernama Carlos Finlay menduga penyakit ini ditularkan oleh nyamuk sebagai vektornya. Ia kemudian mengusulkan untuk melakukan pemberantasan nyamuk.
- Tahun 1898 pada perang Amerika-Spanyol, jumlah tentara yang meninggal karena penyakit yellow fever lebih banyak dari pada yang gugur medan perang.
- WHO kini mengemukakan bahwa 50% penderita yellow fever yang tidak ditangani bisa meninggal dunia. WHO juga memperkirakan terjadi 200 ribu kasus setiap tahun di dunia yang menyebabkan 30 ribu kematian. Di mana 90% kasusnya terjadi di Afrika.
Demam kuning tidak dapat ditularkan secara langsung dari orang sakit ke orang sehat kecuali dengan perantara nyamuk bergenus Aides yaitu Aides aegypti dan Aides albopictus. Masa inkubasi penyakit ini dari saat gigitan nyamuk sampai mulai jatuh sakit adalah 3 – 6 hari.
Profil Nyamuk A. aegypti dan A. albopictus
Aides aegypti terdapat pada daerah padat penduduk (urban), sedangkan Aides albopictus terdapat banyak di hutan berpohon rimbun. Nyamuk spesies Aides ini menggigit di siang hari saat matahari tidak begitu panas yaitu sekitar jam 09-11 pagi dan 15-17 sore. Nyamuk-nyamuk betina meletakkan telurnya pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat 4 tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar 1 sampai dengan 4 yang memakan waktu 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa dan memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Keseluruhan poses normal dari telur sampai nyamuk dewasa memakan waktu 7-8 hari. Dalam kondisi kering, telur dapat bertahan hingga 1 bulan dan melanjutkan prosesnya bila kembali terendam air. Tapi setelah berubah menjadi larva, bila tempat menjadi kering, maka larva akan mati.
Prognosis dan Komplikasi Yellow Fever
- 85% penderita yellow fever sembuh sempurna saat masih pada fase akut atau awal dari penyakitnya.
- Dari 15% kasus penderita yang berlanjut pada tahap kedua, setengahnya juga akan sembuh sempurna.
- Setengahnya lagi meninggal dalam waktu 10-14 hari dari saat awal penyakitnya menunjukkan gejala.
- Mereka yang sembuh dari yellow fever mendapatkan kekebalan seumur hidup terhadap penyakit ini.
- Namun yang pernah mengalami fase kedua, beresiko untuk menderita kegagalan ginjal di kemudian hari.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
- 85% penderita awalnya pada tahap awal penyakit menunjukkan gejala seperti flu (flu-like illness) dengan gejala demam, sakit kepala, sakit badan, mual dan muntah. Ini membuat penegakan diagnosis pada fase awal penyakit menjadi lebih sulit.
- 15% penderita mengalami gejala tahap kedua dari penyakit ini yang lebih serius dalam 24 – 48 jam setelah gejala awal muncul. Gejalanya adalah demam tinggi , nyeri perut, mual dan muntah hebat, menderita kuning (seperti nama penyakitnya) pada kulit, mata, dan kuku penderita, terjadi perdarahan seperti demam berdarah dengue, lebam pada kulit, darah pada feses, muntah darah, sampai terjadi kegagalan ginjal. Setengah dari penderita kasus berat meninggal dalam 10-14 hari.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Jika terjadi demam tinggi, apa lagi ada bekas gigitan nyamuk pada kulit.
- Bila terjadi gejala-gejala awal seperti di atas yang tidak bisa diatasi dengan obat-obatan OTC, apa lagi yang memiliki penyakit autoimun.
Penegakan Diagnosis Yellow Fever
- Pemeriksaan darah lengkap untuk melihat angka dari trombosit, leukosit, hematokrit, dan komponen darah lainnya.
- Dapat pula diperiksa IgM dan IgG pada fase akut atau awal dari penyakit untuk menentukan virus penyebabnya.
- Bila sangat dibutuhkan untuk meyakinkan penyebab penyakitnya, bisa diperiksa RNA dari virus menggunakan Transcription-PCR (saat ini hanya ada di negara-negara maju).
Penanganan Yellow Fever
Dilakukan Sendiri
- Yang dapat dilakukan sendiri di rumah bila terdiagnosis yellow fever adalah terapi suportif selama berada pada fase akut atau awal. Bila meningkat menjadi fase kedua, maka harus segera mencari pertolongan medis.
- Membersihkan lingkungan sekitar agar bebas dari sarang nyamuk sehingga penyakit tidak menyebar ke anggota keluarga lain atau orang-orang terdekat.
Dilakukan Dokter
- Tidak ada terapi spesifik untuk yellow fever seperti halnya penyakit lain yang dibawa oleh nyamuk genus Aides ini dan seperti halnya penyakit yang disebabkan oleh virus.
- Dokter akan mengatasi segala keluhan dan gejala yang diderita oleh penderitanya.
- Bila dirawat di RS, dokter akan berusaha mencegah situasi memburuk dan mengatasi kondisi-kondisi yang timbul agar tidak berujung menjadi penyebab kematian.
Pencegahan Yellow Fever
- Hindari dengan segala cara agar tidak tergigit nyamuk terutama pada siang dan sore hari.
- Menjaga kesehatan secara keseluruhan dengan diet sehat, olah raga yang rutin dan terukur, serta istirahat yang cukup.
- Mereka yang terinfeksi harus tinggal di dalam rumah selama setidaknya seminggu dan menghindari diri dari tergigit kembali oleh nyamuk.
- Mendapatkan vaksinasi yellow fever dan melengkapi seluruh vaksinasi dewasa yang tersedia.
Vaksin Yellow Fever
Saat ini vaksin yellow fever sudah tersedia dan terdapat di Indonesia dan merupakan alat pencegahan utama dari penyakit ini. Rekomendasi dari ahli penyakit dalam dan ahli alergi di Indonesia, vaksin yellow fever diberikan kepada mereka yang akan bepergian ke daerah endemi seperti Afrika. Sekali suntik vaksin ini dapat memberikan proteksi sampai seumur hidup. Keefektivitasan vaksin ini didapat setelah 6 minggu pasca penyuntikan, sehingga bila akan bepergian ke daerah endemi vaksinasi sudah harus dilakukan setidaknya 6 minggu sebelum tanggal keberangkatan. Keluhan yang biasa timbul setelah vaksinasi yellow fever adalah gejala flu yang ringan dan dapat hilang dalam 1-2 hari. Mereka yang alergi terhadap komponen vaksin, tidak bisa divaksinasi dan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum melakukan vaksinasi. Vaksin sudah dapat diberikan kepada bayi sejak berusia 9 bulan. Selain anak berusia di bawah 9 bulan serta yang alergi terhadap komponen vaksin, vaksin juga tidak dianjurkan untuk diberikan kepada wanita hamil atau menyusui, serta untuk manula di atas 59 tahun.
IKM 2016-03