Merupakan suatu perjalanan kehidupan yang sudah pasti bagi seseorang untuk akhirnya menjadi tua. Bagaimana kondisi seseorang ketika beranjak tua bergantung kepada banyak hal, seperti kesehatan, pilihan gaya hidup, keaktivitasan fisik, bahkan bergantung pada perasaan serta tingkat stres. Seiring dengan penuaan itu, akan banyak tanda-tanda medis dan gejala-gejala penuaan yang muncul dan dirasakan bagi seseorang sehingga kumpulan dari gejala tersebut dikatakan sebagai sindroma geriatri atau geriatric syndrome.
Fakta Tentang Geriatric Syndromes
- Perubahan secara fisik terjadi pada semua organ di dalam tubuh seseorang ketika beranjak tua.
- Beberapa kondisi penyakit menjadi lebih jelas efeknya.
- Pola makan, pola olah raga, pola tidur, dan tingkat stres berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan manula.
- Dengan pemahaman yang baik dan usaha maksimal untuk memelihara kesehatan, seseorang bisa menjadi tua tanpa harus mengalami atau menderita geriatric syndromes ini.
Tingkat kesehatan seseorang ketika menjadi tua bergantung pada beberapa hal. Salah satunya adalah genetik atau riwayat kondisi medis dalam keluarga. Penyakit-penyakit yang faktor resikonya diturunkan secara genetik walau pun bisa muncul sejak seseorang masih muda, tapi banyak kemunculannya terjadi saat di usia tua. Contohnya kencing manis, penyakit jantung, hipertensi, dll. Bagi seseorang yang memiliki faktor resiko ini bukan suatu kepastian harus menderita penyakitnya. Justru biasanya bila seorang mengetahui ia memiliki faktor resiko, ia akan bergaya hidup lebih baik dan malah terhindar dari penyakit tersebut. Walau pun memiliki faktor resiko, ternyata pilihan gaya hidup saat muda justru memegang pengaruh sangat kuat terhadap kondisi kesehatan saat tua.
Geriatric Syndromes
Life begins at 40, kata pepatah berbahasa Inggris. Tapi seiring dengan tercapainya keberhasilan dalam hidup, justru mulai usia 40-50 tahunlah terjadi perubahan pada fisik yang signifikan dan terlihat kasat mata bagi seseorang. Proses yang tidak bisa dihentikan, tapi antara satu individu dan individu lain bisa berbeda dan bersifat unik dan terkadang spesifik. Tidak pula seluruh perubahan ini harus terjadi pada seseorang ketika dirinya menua. Perubahan itu adalah sbb.:
- Bentuk tubuh. Seseorang akan berubah bentuk tubuhnya, karena kehilangan masa otot dan menurunnya metabolisme lemak. Sehingga terlihat banyak otot yang mengendur dan terlihat pada bagian leher, lengan atas, dada, perut, bokong, paha, dan tungkai bawah.
- Tinggi. Tinggi seseorang akan berkurang sampai 5 cm dibanding ketika berusia tengah 20an. Ini terjadi karena perubahan struktur tulang dan menurunnya ketebalan tulang rawan pada ruas tulang belakang dan persendian.
- Penglihatan. Memasuki usia 40 tahunan, akan terjadi rabun dekat (presbyopia), sehingga biasanya seseorang jadi membutuhkan kaca mata baca ketika membaca. Ketajaman penglihatan secara keseluruhan pun menurun terutama ketika malam hari. Mata juga akan lebih mudah mengering sehingga rentan terhadap keluhan. Serta lensa menjadi lebih keruh akibat bisa terjadi katarak.
- Pendengaran. Rentang frekuensi pendengaran akan berkurang terutama pada frekuensi tinggi. Pengurangan ini dirasakan progresif mulai usia 55 tahunan.
- Muka. Yang pasti kulit muka menjadi keriput dan tumbuh bintik-bintik hitam. Selain itu karena lemak bawah kulit berkurang dan kolagen kulit mengendur, maka muka juga akan terlihat kendur dan terkesan berat ke bawah.
- Kulit dan kuku: Keelastisitasan kulit berkurang sehingga terjadi pengerutan di hampir seluruh permukaan tubuh. Produksi minyak di permukaan kulit berkurang, sehingga kulit akan terasa lebih cepat kering dan sering gatal. Akibatnya kulit lebih rentan terkena trauma seperti tergores dan lebam. Pertumbuhan kuku juga akan dirasakan lebih lambat serta kuku lebih mudah untuk rusak.
- Rambut. Sudah pasti mulai memutih atau terjadi kerontokan sampai menjadi botak. Ini dapat terjadi pada seluruh rambut di permukaan tubuh tanpa terkecuali.
- Mulut, gigi dan gusi. Produksi ludah berkurang sehingga mulut lebih kering yang berakibat pada terjadinya bau mulut dan mudah terjadi keluhan pada gusi dan gigi mudah berlubang. Selain itu gigi menjadi lebih lemah dan cendrung untuk longgar kemudian copot.
- Rasa dan penciuman. Indera perasa pada lidah berkurang sehingga makan sudah mulai tidak terasa senikmat dulu. Indera penciuman juga ikut menurun.
- Tulang dan sendi. Tulang menjadi tidak sepadat waktu muda, sehingga mudah terjadi osteoporosis dan patah. Terutama pada mereka yang sering terpapar asap rokok. Sendi bantalan pun menipis sehingga sering terasa sakit, meradang (osteoarthritis dan gout arthritis), menjadi tidak fleksibel, dan bisa sampai terjadi kaku sendi.
- Sumsum tulang dan daya tahan tubuh. Sumsum tulang menurun fungsinya sehingga rentan terkena anemia. Daya tahan tubuh juga menurun sehingga rentan terkena penyakit infeksi.
- Mobilitas dan keseimbangan. Mobilitas akan terasa semakin sulit dan keseimbangan tubuh berkurang.
- Otak dan sistem saraf. Mulai dekade ketiga dalam hidup, terjadi pengurangan berat otak, pengurangan jaringan otak dan penurunan aliran darah ke otak. Tapi otak dapat beradaptasi dengan perubahan ini. Semakin tua, akan lebih sering muncul keluhan psikiatri seperti depresi, cemas, bahkan sampai sebuah psikosa.
- Daya ingat (memory). Sangat wajar terjadi penurunan daya ingat. Tapi Harus dibedakan dengan penyakit dementia dan Alzheimer’s disease.
- Jantung dan peredaran darah. Keefisienan jantung dalam bekerja menurun sehingga otot jantung menjadi sedikit membesar yang berpengaruh pada peredaran darah dan tingkat daya tahan fisik seseorang. Selain itu tekanan darah menjadi tinggi dan rentan terkena serangan jantung.
- Paru-paru. Peru-paru juga menjadi kurang efisien sehingga tidak bisa lagi melakukan aktifitas fisik yang berat. Selain itu rentan terkena penyakit bronchitis dan pneumonia.
- Pencernaan. Saluran pencernaan menjadi lebih rentan mendapat gangguan dari sakit maag, konstipasi, peradangan dan infeksi, sampai wasir.
- Ginjal. Ukuran ginjal berkurang, dan kemampuannya dalam menyaring ikut berkurang. Menjadikan seseorang rentan terkena penyakit-penyakit saluran kemih dan hipertensi.
- Bowel and bladder control. Akan lebih sulit bagi seseorang untuk mengontrol keinginan untuk buang airnya. Bahkan sering terjadi inkontinensia urin.
- Tidur. Irama sirkardian berubah sehingga menjadi lebih sulit untuk tidur malam (insomnia) dan akan lebih sering terbangun di malam hari. Akibatnya kualitas tidur menjadi rendah.
- Hormon dan kelenjar. Selain produksinya menurun, kualitas hormon pun tidak sebaik ketika muda. Sehingga mudah terkena penyakit kencing manis, tiroid, kolesterol tinggi, osteoporosis, sampai dengan gangguan ereksi dan kekeringan pada vagina. Pada wanita, menopause terjadi mulai usia 45-55 tahun, dan pada pria, andropause terjadi di atas usia 98 tahun.
Baca artikel lain di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Semuanya kembali pada diri yang bersangkutan, bagaimana ia mempersiapkan, menyikapi dan menghadapinya.
- Tetap aktif secara fisik. Selain dapat menjaga kekuatan tubuh, metabolisme dan sistem imunitas; menjadi aktif secara fisik juga dapat mengatasi gejala depresi dan stres. Baca artikel lain tentang ‘Olah Raga untuk Senior’.
- Miliki pola makan yang sehat. Untuk yang satu ini lebih baik dimulai sejak usia muda dengan melatih mengkonsumsi diet yang seimbang, mengurangi natrium, memperbanyak serat, serta senantiasa memilih makanan sesuai kondisi kesehatan masing-masing. Baca artikel lain tentang ‘Diet Sehat’. Termasuk di dalam diet juga adalah tidak mengkonsumsi alkohol & menjauhi asap rokok. Baca artikel lain tentang ‘Rokok & Kesehatan’ dan ‘Berhenti Merokok’ .
- Istirahat yang cukup. Walau pun akan lebih mudah untuk terbangun ketika tidur malam, usahakanlah untuk tetap mencukupkan tidur malam itu antara 6-8 jam. Baca artikel lain tentang ‘Tidur dan Kesehatan’.
- Mengelola stres. Tidak mungkin hidup tanpa stres, tapi stres yang ada harus terkelola dengan baik agar tidak memberikan efek buruk terhadap kesehatan. Baca artikel lain tentang ‘Stres’.
- Menjalani hidup yang bahagia dan berfikiran positif. Pada dasarnya hidup itu harus dijalankan secara bahagia. Maka berikanlah diri suasana yang dapat menenangkan dan menyenangkan hati seperti memiliki hobi, pergi berlibur atau ibadah umrah, dll. Fikiran negatif adalah musuh dari hidup bahagia, jadi harus senantiasa melatih diri untuk berfikiran positif. Baca artikel lain tentang ‘Hormon Bahagia’.
- Menjalani kehidupan seks yang sehat. Walau pun sudah tua, bukan berarti harus berhenti beraktivitas seksual. Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia yang dapat membuat hidup lebih hidup dan lebih bermakna. Sehingga walau pun segalanya ‘tidak seperti dulu lagi’, cobalah untuk rutin dan menikmati aktivitas ini. Bila memiliki masalah harus segera berkonsultasi dengan dokter agar masalah cepat terselesaikan. Terkadang masalah hubungan seksual muncul akibat mengkonsumsi beberapa jenis obat-obatan. Bila tidak dikomunikasikan dengan dokter, tidak akan pernah ada penyelesaiannya.
- Melengkapi vaksinasi dewasa. Banyak vaksinasi yang diperuntukkan bagi orang dewasa dan manula karena ada penyakit yang justru beresiko tinggi terjadi pada manula. Maka lengkapilah vaksinasi dewasa. Baca artikel lain tentang ‘Vaksinasi Dewasa’.
- Rutin memeriksakan diri ke dokter. Jangankan bila memiliki penyakit yang harus kontrol rutin kepada dokter, tidak memiliki penyakit pun setidaknya sekali setahun melakukan general checkup. Serta rutin ke dokter gigi agar kesehatan gigi dan mulut senantiasa terjaga. Milikilah dokter langganan yang dapat diajak enak untuk berdiskusi dan menyampaikan keluhan. Medical record juga akan lebih terjaga bila tidak bergonta-ganti dokter terlalu sering. Tidak ketinggalan harus memiliki asuransi kesehatan yang baik, karena sudah menjadi keniscayaan bahwa suatu saat akan dibutuhkan seiring dengan meningkatnya usia. Baca artikel lain tentang ‘Memilih Dokter’.
- Menggunakan alat bantu. Jangan malu dan merasa tidak mampu saat harus menggunakan alat bantu; seperti kaca mata, alat bantu dengar, tongkat, kursi roda, dll. Yakinilah bahwa alat bantu justru akan mempermudah hidup.
- Miliki komunitas sosial. Dengan bersosialisasi, akan menurunkan kemungkinan untuk merasa bosan, terjadinya stres dan depresi, mengatasi post power syndrome, bahkan bisa menunda terjadinya piku atau dementia.
- Miliki aktivitas mental. Aktivitas mental yang aktif juga dapat menekan segala bentuk dari geriatric syndromes. Misalnya berusaha untuk menghafal ayat suci, gemar membaca buku atau majalah, bermain alat musik, mengerjakan puzzles, rutin menulis agenda atau diary dengan selalu menulis tanggal serta waktu kejadiannya.
- Dekatkan diri kepada Tuhan. Mungkin pamungkasnya menghadapi geriatric syndromes adalah dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan demikian akan selalu terasa bahwa hidup ini adalah persinggahan sementara dan semuanya sudah merupakan takdir dari Tuhan yang pada akhirnya akan muncul rasa ikhlas dan berserah diri dalam menjalani masa-masa senja.
Penutup
Untuk menikmati hari-hari tua yang sehat dan optimal harus dimulai sejak selagi muda. Tidak ada kata terlalu dini untuk memulai suatu kebiasaan hidup yang baik, tapi tidak ada pula kata terlalu terlambat karena lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Jadi mulailah dari sekarang mempersiapkan hari tua.
IKM 2016-03