Kalium atau yang dalam bahasa Inggris disebut potassium termasuk ke dalam golongan mineral atau elektrolit. Tidak banyak yang mengetahui bahwa kalium memegang peranan yang sangat penting di dalam tubuh kita. Kadarnya harus tepat, karena bila terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan masalah dan kondisi medis pada persyarafan, otot dan jantung, mulai dari yang ringan sampai serius. Kalium tidak bisa disintesis oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari makanan atau minuman. Di Indonesia banyak orang yang cendrung kekurangan kalium yang disebut sebagai hipokalemia (hypokalemia) karena kebiasaan dietnya sering tidak cukup asupan kalium.
Fakta Tentang Kalium dan Hipokalemia
- Hampir 1 dari 5 orang di AS yang dirawat di RS memiliki kadar kalium yang rendah di dalam darahnya.
- Wanita lebih beresiko tinggi mengalami hipokalemia dari pada pria
- Hampir 98% di dalam tubuh kita, kalium terdapat di dalam sebuah sel, sehingga perubahan kecil saja kalium di luar sel sudah dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
- Kalium berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh seperti kontraksi otot dan persyarafan.
- Karena kalium juga berfungsi pada kontraksi otot jantung, membuatnya juga berfungsi sebagai pengatur tekanan darah.
- Keseimbangan kalium di dalam tubuh diatur oleh ginjal yang membuang kelebihan kalium melalui urin.
Kadar kalium yang normal di dalam darah adalah 3.5 – 5.0 mEq/L. Bila kadarnya lebih rendah dari 3.5 mEq/L, maka kondisinya disebut sebagai hipokalemia. Hal ini akan mencetus gangguan proses selular yang dapat membuat penderitanya merasa lemah dan memiliki gangguan pada otot dan syaraf. Di Indonesia banyak cukup banyak orang yang sering mengalami keluhan ini akibat kondisi hipokaliemia seperti kesemutan dan keram otot. Ini disebabkan orang di Indonesia sangat senang dengan makanan asin dan gurih yang mengandung natrium tinggi. Natrium pada level sel akan memenangkan kompetisi terhadap kalium membuat transportasi kalium masuk dan keluar dari sel menjadi terganggu.
Secara umum, orang yang berfaktor resiko tinggi untuk terjadi hipokalemia adalah:
- Memiliki gangguan makan (eating disorder) seperti anorexia nervosa dan bulimia
- Diet rendah kalium
- Diet tinggi natrium
- Alkoholik
- Penderita AIDS
- Paska operasi bariatric
Penyebab Hipokalemia
- Menggunakan obat diuretik, bronchodilator, steroid, dan theophylline, dan antibiotik golongan aminoglycoside dalam jangka panjang.
- Menggunakan obat herbal yang berefek samping menghambat penyerapan kalium atau berkompetisi dengan kalium di level sel.
- Menggunakan obat pencahar terlalu banyak.
- Menggunakan insulin dalam waktu panjang.
- Defisiensi magnesium, kalsium, atau asam folat; karena biasanya terjadi juga defisiensi mineral lain termasuk kalium.
- Diet tinggi natrium (makanan yang asin atau gurih).
- Konsumsi alkohol dalam jumlah banyak.
- Muntah dan diare.
- Berkeringat terlalu banyak.
- Diabetic ketoacidosis.
- Penyakit gagal ginjal.
- Kelainan ginjal seperti renal tubular acidosis.
- Penyakit kelenjar adrenalin seperti Cushing’s disease.
- Leukemia.
Biasanya gejala kekurangan kalium hanya gejala ringan dan sering mirip dengan gejala kondisi medis lain seperti gangguan pada saluran pencernaan, penyakit ginjal, gangguan otot, dan gangguan syaraf. Hal ini membuat tanda dan gejala hipokalemia menjadi tidak khas.
Bila benar disebabkan oleh rendahnya kalium di dalam darah, maka beberapa tanda dan gejala dapat terjadi seperti:
- Gangguan pada otot seperti rasa lemah, letih, keram terutama pada otot lengan dan tungkai.
- Bila gangguan pada otot semakin parah, penderita dapat mengeluh tidak mampu menggerakkan lengan atau tungkainya.
- Gangguan pada persyarafan seperti kesemutan dan baal.
- Gangguan pada pencernaan seperti kembung, mual dan muntah, serta sembelit.
- Gangguan pada irama jantung seperti palpitasi atau jantung berdebar cepat.
- Buang air kecil dalam jumlah banyak (sehingga akan mengeluhkan haus yang berkepanjangan juga).
- Tekanan darah menjadi sangat rendah yang dapat membuat seseorang pingsan.
- Bisa terjadi gangguan psikis seperti depresi, bingung, berhalusinasi sampai menjadi psikosis atau gila.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila ada gejala seperti di atas apa lagi terjadinya lebih dari sekali atau menjadi rutin, harus mencari pertolongan medis agar bisa dicari penyebab kondisi hipokalemia.
- Bila menggunakan obat-obatan seperti yang di bahas di atas dalam jangka panjang, jangan lupa menanyakan pada dokter akan keamanannya atau upaya pencegahan hipokalemia.
- Bila setelah memeriksa EKG, kemudian ditemukan adanya gangguan perlistrikan di jantung, harus dikonsultasikan ke dokter untuk melihat adanya kemungkinan hipokalemia.
Penegakan Diagnosis Hipokalemia
Terkadang sulit untuk mencari penyebab rendahnya kadar kalium dalam darah ini. Sehingga dokter sering melakukan pemeriksaan laboratorium yang terkadang tidak sedikit untuk menggugurkan beberapa penyebab yang bisa dideteksi dari pemeriksaan laboratorium. Bisa juga diagnosis hipokalemia ditegakkan ketika memeriksa kondisi medis lain yang sering terjadi pada ketidakseimbangan elektrolit di dalam darah. Kalium akan diperiksa bersamaan dengan glukosa, magnesium, kalsium dan fosfor. Bila pasien sedang menjalani terapi digoxin, atau obat-obat lain, maka dokter terkadang memeriksa kadar obat-obatan tersebut di dalam tubuh penderita.
Penanganan Hipokalemia
Dilakukan Sendiri
- Hindari berkeringat terlalu banyak ketika berolah raga, karena kalium banyak diekskresikan juga melalui keringat. Atau segera ganti keringat yang keluar dengan minu
- Hentikan penggunaan obat-obatan dan suplemen yang menyebabkan hipokalemia, serta konsultasikan dengan dokter.
- Pertinggi diet kalium dengan banyak memakan pisang, kurma, madu, tomat, jeruk, dll.
- Hentikan makanan yang dapat menyebabkan kondisi hipokalemia seperti makanan tinggi natrium (makanan asin dan gurih).
Dilakukan Dokter
- Dokter akan mengatasi segala keluhan yang mungkin muncul agar pasien lebih nyaman.
- Potassium replacement therapy atau terapi penggantian kalium akan disesuaikan dengan kondisi dan hasil pemeriksaan laboratorium.
- Bila kondisi hipokalemia tidak terlalu rendah (2.5-3.5 mEq/L) biasanya dengan gejala ringan atau tidak bergejala, dokter akan menterapinya dengan tablet suplemen kalium saja. Terapi ini murah, aman, dan dapat diserap sangat baik pada saluran pencernaan.
- Bila kondisi hipokalemia lebih rendah dari 2.5 mEq/L, tanpa atau dengan adanya aritmia, maka dokter akan memberikan terapi kalium dengan cara disuntikkan melalui pembuluh darah (intra vena), dan pasien biasanya diobservasi di UGD. Pemberian kalium dengan cara intra vena ini harus secara perlahan dan hati-hati untuk mencegah terjadinya gangguan jantung yang lebih serius.
- Bila kondisinya lebih parah lagi, maka terapi digabung antara tambahan kalium melalui suntik (intra vena) dan tablet suplemen.
Pencegahan Hipokalemia
- Secara rutin mengkonsumsi makanan yang tinggi dengan kadar kalium seperti pisang, kurma, madu, tomat, jeruk, dll.
- Hindari terlalu sering memakan makanan yang asin dan gurih karena mengandung natrium dalam jumlah besar.
- Jangan terlalu banyak menggunakan pencahar.
- Bila tengah menjalani terapi dengan obat yang dapat menurunkan kadar kalium, harus secara rutin memeriksa kadar kalium darahnya.
- Tidak mengkonsumsi alkohol.
- Menjauhi diri dari kemungkinan menderita eating disorder.
- Hindari mengkonsumsi obat-obat herbal yang tidak jelas efek sampingnya.