Penyakit jantung koroner (PJK) – dalam bahasa Inggris coronary artery disease (CHD), adalah penyakit jantung yang paling sering terjadi. Penyakit ini terjadi akibat tersumbat atau rusaknya pembuluh darah yang bertugas menyuplai oksigen dan nutrisi untuk otot jantung (arteri koronaria), sehingga berakibat otot jantung menjadi bermasalah dan jantung bisa berhenti memompa. Dengan pola hidup dewasa ini yang cendrung mempertinggi resiko untuk terkena PJK, maka sangat bijaksana bila sejak dini sudah menjaga diri agar terhindar dari segala penyebab yang dapat membuat sumbatan pada pembuluh darah arteri koronaria.
Fakta Mengenai PJK
- Sekitar 610 ribu orang di AS meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung, atau penyebab setiap 1 dari 4 kematian.
- PJK memegang porsi terbesar dari jenis kejadian penyakit jantung tersebut yang membunuh 370 ribu orang setiap tahun di AS.
- Banyak orang baru menyadari mengidap PJK setelah mengalami serangan jantung.
- Dari yang terkena serangan jantung, hanya 27% yang menyadarinya dan langsung mencari pertolongan medis.
- 735 ribu orang di AS mengalami serangan jantung setiap tahun. 525 ribunya merupakan serangan pertama, dan sisa 210 ribunya terjadi pada orang yang sebelumnya pernah mengalami serangan jantung juga.
- Sekitar 47% kematian tiba-tiba akibat serangan jantung (cardiac sudden death) terjadi di luar rumah sakit. Ini menandakan, masih banyak orang yang tidak paham mengenai PJK ini.
Perjalanan PJK paling sering dimulai ketika bagian dalam dari dinding arteri koronaria rusak akibat masalah-masalah medis lain seperti kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi dalam darah, tekanan darah tinggi, kencing manis, atau merokok; yang dapat mencetus kondisi arteriosclerosis atau pengerasan arteri. Penyebab-penyebab yang sama juga dapat membuat arteri menyempit sehingga otot jantung kekurangan suplai darah. Pada awalnya kondisi kerusakan dan pengerasan arteri ini tidak menimbulkan keluhan sama sekali. Ketika otot jantung kekurangan oksigen (ischemia) dan nutrisi, barulah yang bersangkutan mengeluhkan rasa tidak nyaman atau bahkan nyeri di dada yang disebut sebagai angina pectoris. Angina dibagi dua; yang pertama adalah stable angina yaitu bila nyeri terjadi setelah ada pencetus berupa aktivitas fisik, berolah raga, atau stres. Yang kedua adalah unstable angina yaitu bila nyeri terjadi tanpa pencetus, karena arteri koronaria tiba-tiba tersumbat oleh gumpalan lemak atau bekuan darah. Kondisi ischemia dalam waktu panjang dapat membuat jantung lemah dan akhirnya rusak.
Penyebab PJK
1. Menumpuknya deposit lemak yang disebut plaque pada dinding pembuluh darah arteri koronaria kemudian terjadi atherosclerosis. Kondisi ini menyebabkan diameter bagian dalam dari arteri koronaria menjadi lebih sempit. Hal-hal yang dapat menyebabkan ini terjadi adalah:
- Kadar kolesterol darah yang tinggi
- Kadar trigliserida darah yang tinggi
3. Rusaknya dinding pembuluh darah yang bukan disebabkan oleh deposit lemak, tapi kondisi kejadian atherosclerosis yang sama. Hal-hal yang dapat menyebabkan ini terjadi adalah:
- Penyakit kencing manis
- Merokok atau asap rokok orang lain.
Faktor Resiko PJK
1. Yang tidak dapat dimodifikasi:
- Jenis kelamin; di mana wanita lebih beresiko dibandingkan pria
- Usia; semakin tua seseorang akan semakin beresiko. Lebih beresiko lagi bila usia > 65 tahun
- Berat badan; di mana orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas akan lebih beresiko
- Riwayat keluarga; ada kecendrungan PJK diturunkan di dalam keluarga dengan riwayat penyakit jantung.
- Diet yang tidak mengenal batasan dan aturan
- Tidak pernah berolah raga dan beraktivitas fisik
- Istirahat tidur malam yang sering kurang
- Stress fisik dan psikis yang tinggi
- Hati yang sering tidak merasa bahagia.
- Merokok atau senantiasa menghirup asap rokok orang lain secara rutin
- Memiliki penyakit kencing manis
- Penggunaan pil KB dalam waktu lama tanpa jeda
- Menjalani terapi hormon bagi wanita
Gejala PJK baru muncul ketika jantung bekerja lebih keras dan ketika jantung membutuhkan lebih banyak oksigen seperti ketika berolah raga, beraktivitas fisik berat, atau dalam kondisi stres. Semua gejala yang muncul bisa hilang sementara bila penderita beristirahat atau meminum obat nitroglycerin.
Gejala yang bisa muncul tersebut adalah:
- Nyeri di dada (angina pectoris)
- Nafas pendek dan memburu
- Denyut jantung menjadi cepat atau tidak beraturan
- Berkeringat banyak
- Mual dan sakit perut (hampir seperti sakit maag)
- Sakit kepala
- Merasa lemas dengan tiba-tiba
- Nyeri, rasa tertekan, atau rasa yang aneh serta tidak biasa terjadi pada punggung, leher, bahu, lengan (terutama lengan kiri), sendi rahang, atau pada perut bagian atas. Khusus nomor enam ini lebih sering dikeluhkan wanita dari pada pria.
Seseorang dapat mengalami serangan jantung tiba-tiba dan tanpa gejala (silent heart attack). Hal ini dicetus oleh kondisi yang juga tanpa gejala juga yang disebut (silent ischemia). Yaitu ketika otot jantung menderita kekurangan oksigen kemudian berhenti bekerja tanpa memberikan tanda-tanda atau keluhan pada yang bersangkutan.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
Tidak ada kata menunggu untuk mencari pertolongan medis ketika terjadi serangan jantung. Banyak orang yang tidak yakin apakah yang dialaminya suatu tanda-tanda serangan jantung atau bukan, atau ia enggan untuk meminta bantuan orang lain untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Padahal untuk penyakit jantung koroner, bila terjadi serangan jantung; semakin cepat mendapatkan pertolongan akan semakin baik dan dapat menjadi perbedaan antara hidup dan mati. Jangan berkendara sendiri ke rumah sakit. Mintalah pertolongan orang lain atau telpon ambulance. Jadi segeralah mencari pertolongan medis bila:
- Terjadi tanda-tanda seperti yang dibahas di atas.
- Sudah pernah terjadi sebelumnya, dan gejala tidak hilang dalam 5 menit setelah meminum obat dari dokter (biasanya nitroglycerin).
- Bila frekuensi terjadinya angina kini menjadi lebih sering, lebih parah, atau memiliki gejala yang berbeda.
Penegakan Diagnosis PJK
PJK sebaiknya dapat ditegakkan sebelum pernah terjadi serangan jantung. Biasanya seseorang mengetahuinya ketika menjalani pemeriksaan kesehatan rutin. Yang harus diperiksa untuk menegakkan diagnosis PJK atau bila terduga mengalami PJK adalah: Foto X-ray dada, EKG, treadmill, echocardiogram, dan pemeriksaan darah untuk; profil lemak, gula darah, fungsi jantung, sampai pemeriksaan elektrolit dan bio markers seperti CRP (C-reactive protein) untuk melihat derajat kerusakan otot jantung. Bisa juga dilakukan CT angiogram.
Penanganan PJK
Dilakukan Sendiri
Ketika baru terdiagnosis tidak ada yang dapat dilakukan sendiri bila terkena PJK. Tapi bila sudah terdiagnosis, yang harus dilakukan adalah merubah gaya hidup yang dibahas pada bagian ‘Pencegahan PJK’ di bagian akhir dari artikel ini.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan meminta penderita untuk merubah gaya hidupnya. Semua yang baik dipertahankan, semua yang buruk ditinggalkan.
- Memberikan obat aspirin atau antiplatelets lain untuk mencegah terlalu banyaknya terjadi bekuan darah.
- Memberikan obat ACE-inhibitor, ARB, Ca-channel blockers atau beta-blocker untuk membantu merendahkan tekanan darah.
- Memberikan obat golongan statin atau fibrate untuk mengontrol kadar lemak dalam darah.
- Dan dokter akan mengontrol angina dengan obat golongan nitrate. Bila dokter memberikan obat golongan nitrate, hindari untuk mengkonsumsi obat golongan sildenafil seperti Viagra, dll.
Tindakan Invasif
Bila dengan obat-obatan saja tidak membantu memperbaiki kondisi PJK, tindakan invasif bisa menjadi pilihan:
- Angioplasty. Dengan tujuan pemasangan balon, cincin (stent), dan atherectomy.
- Operasi Bypass. Dengan tujuan memberikan jalan baru bagi darah langsung dari aorta menuju ke pembuluh darah yang tersumbat.
Pencegahan PJK dan Hidup Dengan PJK
Tindakan pencegahan untuk terkena PJK pada dasarnya sama dengan menjalani hidup setelah terkena PJK; yaitu dengan merubah life style atau gaya hidup dan menghindari segala kondisi serta faktor resiko yang dapat mencetus penyakit ini.
- Mengatur diet menjadi diet yang sehat
- Berolah raga secara rutin dan terukur
- Mencukupkan istirahat tidur malam
- Menghindari stres yang tidak dapat dikontrol
- Membuat suasana hati selalu merasa senang dan bahagia (having good mental attitude)
- Memiliki kehidupan seks yang sehat dengan pasangan yang mengerti kondisi PJK
- Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain
- Tidak mengkonsumsi alkohol
- Mengontrol berat badan dan BMI tubuh agar senantiasa normal
- Me-manage kondisi medis lain yang mungkin dimiliki seperti cholesterol dan trigliserida yang tinggi dalam darah, kencing manis, dan penyakit jantung lainnya.
- Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan atau sesuai yang dianjurkan dokter
- Bagi yang sudah terkena; rutin dan teratur kontrol ke dokter dan mengkonsumsi obat yang diberikan dokter. Serta menyiapkan obat-obat emergency di tempat-tempat yang mudah dijangkau. Obat-obat itu adalah golongan aspirin dan golongan nitrate.