Karena semakin tambah mudahnya kini internet diakses oleh sebagian besar orang di dunia dan menjamurya media sosial, tidak ketinggalan di Indonesia, membuat internet menjadi sumber rujukan nomor wahid untuk segala urusan. Baik itu urusan yang tidak serius sekedar untuk hiburan, sampai mencari data sensitif dan penting untuk keperluan tugas kuliah, pekerjaan dan lain-lain. Satu di antara kegunaan internet tersebut adalah sebagai rujukan informasi kesehatan. Sayangnya semua orang bisa menulis segala hal sesuai keinginannya, bahkan menulis sesuatu yang ia tidak kompeten di bidang tersebut. Tujuannya terkadang sepele, hanya sekedar meningkatkan Popularitas blog atau website-nya. Informasi kesehatan, termasuk yang menjadi primadona digunakan seseorang untuk menjaring traffic tersebut. Bisa dibayangkan bila ada orang yang menelan mentah-mentah, dan menggunakan informasi yang salah tersebut sebagai solusi dari masalah medis yang tengah dideritanya, boleh jadi malah memperburuk dan membahayakan jiwa. Artikel ini akan membahas cara menyiasati informasi kesehatan di internet agar kita tidak ‘tersesat’.
Fakta Tentang Informasi Kesehatan di Internet
- Menurut studi Pew Research Center di AS, jutaan warga Amerika menjadikan internet sebagai rujukan masalah medis. Studi ini mewawancara 3.001 orang dewasa menyimpulkan dari 74% yang menggunakan internet, 80%-nya menggunakan internet untuk mencari informasi medis.
- Penelitian lain melaporkan 25% pencari informasi medis membaca komen dan pengalaman orang lain mengenai suatu masalah medis, yang biasa ditulis oleh 6% pengguna internet. Kemudian 9%-nya sering berdiskusi online dan menyebarkan informasi medis dan/atau keluhannya bersama pengguna internet lain.
- 62% dari mereka juga menggunakan media sosial untuk tujuan yang sama.
- 27%-nya menggunakan alat hitung atau aplikasi online untuk mencoba ‘mendiagnosis’ keluhan medisnya.
- 25%-nya melihat video online mengenai masalah medis.
- 24%-nya mencari informasi mengenai obat dan pengobatan suatu kondisi medis.
- Hanya 15% dari mereka yang mencari informasi mengenai tempat praktek dokter atau alamat pelayanan kesehatan.
Pada dasarnya pengguna internet terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang menulis atau mem-posting suatu informasi, sementara kelompok kedua adalah mereka yang membaca dan memanfaatkan informasi tersebut. Tidak jarang seorang yang sering menulis di internet juga menggunakan internet untuk tujuan yang sama. Berarti ada 2 usaha juga bagi kita di zaman e-information ini agar informasi yang ada di internet, khususnya informasi medis menjadi dapat diandalkan, dan tidak menyesatkan. Bisa dibayangkan bila informasi yang ‘menyesatkan’ disebarluaskan oleh orang yang tidak mengerti untuk kemudian dimanfaatkan oleh orang lain yang juga tidak mengerti, maka semua menjadi ‘tersesat’ dan masuk golongan ‘sesat informasi’. Bila yang ‘sesat’ itu adalah urusan medis, maka resikonya bisa menjadi berbahaya bahkan dapat sampai mengancam jiwa.
Berikut adalah tips bagaimana cara mencari informasi yang medis yang reliable dan credible di Internet dan menjadi kelompok kedua yang ‘pintar’:
1. Jangan percaya semua yang Anda baca dan lihat di Internet
Tetaplah mencamkannya bahwa tidak semua informasi medis yang ada di internet ditulis atau di-upload oleh seorang yang ahli di bidangnya. Hindari untuk menjadi seorang dokter DIY (Do It Yourself), atau menukar dokter Anda dengan Dr. Google. Tanyalah dokter Anda atau carilah sumber-sumber yang direkomendasikan oleh website rumah sakit atau website dokter, sebelum Anda mencarinya di internet. Lihatlah tanggal posting-an dari artikel yang sedang Anda baca atau video yang sedang Anda lihat, karena boleh jadi informasinya sudah tidak akurat lagi. Terlebih lagi bila itu adalah informasi medis yang ditulis oleh sebuah produsen obat atau minuman/makanan kesehatan, karena besar kemungkinan mereka hanya menonjolkan beberapa informasi dan menyembunyikan informasi lainnya agar produknya terkesan super bagus.
2. Saring informasi yang didapatkan secara bijak
Terkadang sulit untuk menyimpulkan akurasi dan kredibilitas dari sebuah informasi medis yang ada di media massa, tidak ketinggalan yang ada di internet. Bahkan seorang ahli medispun terkadang kesulitan untuk menentukan suatu informasi itu benar atau tidak. Saringlah informasi yang didapatkan dengan cara:
- Bandingkan informasi medis yang sudah didapatkan dengan informasi dari sumber lainnya, semakin banyak semakin baik.
- Periksa siapa yang menulis atau meng-upload informasi medis yang tengah Anda dapatkan. Bila tidak ada penulisnya, bisa dianggap dulu informasinya ‘sesat’.
- Pastikan website yang sedang dibuka memiliki reputasi yang baik dan sering di-maintain oleh pemiliknya, yang kalau bisa adalah seorang yang kompeten di bidang medis.
- Bila ada informasi yang berbeda dengan yang Anda dapatkan dari dokter Anda, tanyakanlah kembali kepadanya.
- Hati-hati bila ikut suatu chatroom membahas masalah medis, karena boleh jadi banyak informasi yang ‘sesat’ tadi, dan sangat banyak sekali mitos medis.
- Hati-hati dengan iklan yang terdapat pada halaman website, yang sering menarik perhatian sehingga anda tidak fokus lagi dengan apa yang Anda cari.
Informasi tentang masalah medis yang Anda baca di internet boleh jadi sulit untuk dimengerti, membingungkan, bahkan tidak jarang justru membuat Anda semakin takut. Apa lagi bila Anda kebetulan masuk ke suatu website yang ditujukan untuk konsumsi dokter atau tenaga medis saja yang menggunakan banyak sekali istilah medis. Agar tidak menjadi ‘tersesat’, seiring dengan Anda membaca artikel atau melihat video tersebut, catatlah hal-hal yang Anda tidak mengerti, khawatir, atau takut untuk nantinya ditanyakan kepada dokter Anda. Jangan berhenti membaca artikel di tengah-tengah, karena justru akan membuat Anda semakin bertambah tidak mengerti, semakin khawatir, dan semakin takut saja. Bicarakan masalah medis Anda kepada keluarga dan teman dekat, agar mereka juga dapat memberikan informasi yang Anda butuhkan. Jangan menyebarkan informasi yang Anda sendiri belum paham sepenuhnya, agar tidak tambah banyak orang yang bingung, khawatir, takut, dan menjadi ikut ‘tersesat’.
4. Hindari Menjadi Cyberchondria
Janganlah membuat diri Anda menjadi cyberchondria. Cyberchondria adalah istilah yang dibuat untuk mereka yang menderita hypochondria akibat mendapatkan informasi medis di internet. Baca tentang hypochondria dalam artikel lain di blog saya. Seorang cyberchondria akan menjadi sangat khawatir melebihi batas kenormalan akan masalah medis yang sedang dihadapinya karena mendapatkan informasi medis di internet. Karena justru dengan memanfaatkan internet akan membuat kekhawatirannya semakin bertambah parah. Yang menciptakan istilah ini adalah Brian Fallon, MD., yang merupakan seorang professor di bagian psikiatri Columbia University.
5. Miliki website medis favorite
Manfaatkan fasilitas bookmark pada browser bila Anda sudah menemukan website favorite untuk masalah mencari informasi medis, lebih baik lagi bila juga sudah disetujui oleh dokter Anda. Teruslah mencari sampai Anda mendapatkan suatu website yang membahas masalah dan kondisi medis secara ringan atau dengan cara yang Anda suka dan mudah untuk dimengerti, sesuai dengan latar belakang pengetahuan medis Anda. Contohnya website saya ini di www.indramuhtadi.com, yang dapat Anda gunakan menjadi suatu rujukan masalah medis Anda.
6. Menjadi pengguna internet yang pintar
Hindari selalu menggunakan mesin pencari (search engine) untuk masalah medis yang umum seperti ‘sakit kepala’ karena akan ada lebih dari 4,6 juta hasil di sana! Cobalah tulis kata kunci lebih panjang seperti ‘sakit kepala demam sakit ulu hati’. Ini membuat pencarian turun hanya 133 ribu saja. Memang masih banyak, tapi setidaknya hasil pencarian Anda menjadi lebih terkerucut. Bila mau coba tulis lebih panjang lagi kata kunci dengan menambahkan lagi keluhan yang Anda rasakan. Lebih baik lagi bila Anda sudah mengetahui seorang dokter yang sering menulis di internet, masukkan namanya dalam kata kunci; seperti ‘sakit kepala indra muhtadi’. Kemudian, jangan malu untuk selalu bertanya pada dokter Anda bila masih ada yang membingungkan Anda.
7. Jadilah follower atau subscriber sumber yang baik
Daftarkan email Anda pada blog favorite Anda, sehingga setiap ada informasi baru akan secara automatis masuk ke inbox Anda. Untuk blog saya bisa Anda daftarkan pada sidebar di sebelah kanan. Kemudian follow twitter atau Facebook dokter atau orang yang kompeten di bidang medis yang sering memberikan informasi kesehatan dan Anda senang membaca posting-annya.
Calling for Doctors
Dalam artikel ini juga saya ingin mengajak teman-teman seprofesi saya untuk lebih gemar menulis. Tidak harus sampai menerbitkannya menjadi sebuah buku, walau pun buku akan menjadi lebih baik lagi. Cukuplah dulu menulis pada media-media yang sudah ada, seperti majalah kedokteran untuk umum, artikel pada tabloid atau majalah umum. Serta sudah tentu, sesuai dengan topik kali ini, menulis di internet. Memang kalau tidak dimulai, tidak akan pernah tahu. Memang kalau tidak dimulai akan merasa sangat sulit. Dan Memang kalau tidak dimulai, merasa akan memasuki suatu arena asing. Tapi bila sudah dimulai, dari yang kecil dahulu, maka akan muncul suatu ketertarikan di dunia literasi medis. Setelah itu cobalah memiliki sebuah blog atau bahkan website untuk menyalurkan aspirasi kegemaran menulis tersebut.
Ayo kita saingi banyaknya informasi medis berbahasa Indonesia di internet yang sering lebih banyak ‘sesatnya’ dari pada benarnya. Sering lebih banyak hidden agenda-nya dibandingkan ketulusan isi informasinya. Serta sering lebih banyak mitos dari pada fakta medisnya. Semakin banyak tulisan dan bahasan medis berbahasa Indonesia di internet, akan semakin baik informasi kesehatan yang dapat dinikmati oleh masyarakat pengguna internet khususnya di Indonesia. Dari, untuk, dan kepada Bangsa Indonesia.