Mempelajari data, mengamati kondisi real di lapangan, dan mengikuti berita dunia; besar harapan kita pada awal Oktober 2022 ini bahwa sebentar lagi pandemi COVID-19 (C19) akan segera berlalu. Kita sudah berada di ujung terowongan gelap yang panjang dan cahaya terang pada ujung terowongan sudah dapat kita lihat dengan jelas. Namun perlu disadari bahwa penyakit C19 akan terus berada bersama kita. Hanya saja tidak seberat seperti pada puncak pandemi, karena saat ini sebagian besar penduduk Indonesia dan juga dunia sudah mendapatkan kekebalan baik dari vaksinasi, secara alami terinfeksi, atau keduanya. Pada ujung masa pandemi ini, kita harus tetap waspada agar tidak terjadi pandemi lanjutan di dunia atau epidemi di Indonesia. Caranya adalah dengan mengetahui apa yang harus dilakukan saat terkena gejala seperti flu dan mengerti perbedaan antara gejala C19, influenza (flu), batuk pilek biasa, atau sekedar gejala karena reaksi alergi.
Istilah flu memang sangat umum digunakan untuk semua gejala yang terasosiasikan dengan penyakit tersebut. Gejala tersebut seperti sakit-sakit badan, sakit kepala, demam, batuk, pilek, bersin, hidung meler, dan sakit tenggorokan. Padahal belum tentu orang yang mengalami beberapa atau semua gejala tersebut sedang menderita penyakit flu yang disebabkan oleh virus influenza. Bisa saja hanya batuk pilek biasa atau bahkan sekedar reaksi alergi. Dan pada masa di ujung pandemi ini, juga bisa sebenarnya dia sedang menderita C19 dengan gejala yang ringan. Dalam istilah kedokteran kelompok gejala tersebut disebut sebagai “flu like symptoms” atau “bergejala seperti flu”. Jadi belum pasti sebuah infeksi influenza, melainkan keterangan bahwa seseorang bergejala seperti penyakit influenza.
Jangankan orang awam, bahkan ahli medis dan dokter pun tidak akan bisa memastikan secara yakin apa yang sedang diderita seseorang saat gejala awal seperti di atas tersebut muncul. Apakah hanya gejala alergi, batuk pilek biasa, influenza, atau infeksi C19. Baru dalam beberapa hari perjalanan penyakit, keempatnya bisa lebih dipastikan, atau tidak sedikit kasus bahkan sampai penderita sembuh diagnosis pastinya tidak pernah ditegakkan. Jadi sangat penting bagi penderita untuk:
- Melakukan hal-hal yang dapat meringankan gejala dan mempercepat kesembuhan.
- Menghindari hal-hal yang dapat memperberat gejala dan memperlambat kesembuhan.
- Menjaga agar tidak menjadi sumber petaka bagi orang lain karena menularkan penyakitnya.
What To Do
Berikut hal-hal yang harus dilakukan bila muncul gejala:
- Menggunakan masker, bila berdekatan atau berada di dalam satu ruangan dengan orang lain. Selain mewujudkan rasa peduli kita terhadap kesehatan keluarga, teman, dan orang lain yang berada di sekitar kita; masker juga dapat melindungi diri dari kemungkinan terpapar infeksi sekunder karena daya tahan tubuh sedang tidak maksimal.
- Rajin mencuci tangan dengan cara yang dianjurkan, karena tangan kita merupakan perantara penyebaran infeksi ke orang lain, juga dari lingkungan ke dalam tubuh.
- Menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin, dengan lengan sambil mengarahkan ke tempat yang kosong di mana tidak ada orang.
- Mengkonsumsi makanan sehat untuk membantu sistem imun di dalam tubuh melawan penyakit dan menjaga tubuh tetap bertenaga. Walaupun nafsu makan biasanya turun bahkan hilang ketika sakit, namun sangat penting tetap memaksakan diri untuk makan secara teratur dengan makanan yang sehat dan bergizi.
- Cukupkan hidrasi terutama dari air mineral, teh tawar, dan minuman berelektrolit; namun hindari kopi dan minuman berkafein tinggi seperti energy drink. Sistem imun di dalam tubuh sangat memerlukan kecukupan asupan cairan untuk dapat bekerja secara optimal. Selain itu penyakit infeksi cendrung akan membuat sel-sel di tubuh dehidrasi.
- Stay at home dan beristirahat karena “obat” utama dari penyakit infeksi adalah beristirahat dengan cukup, agar tubuh dan sistem imun dapat secara optimal melawan agen-agen sumber penyakit tersebut.
- Informasikan tempat kerja/sekolah bahwa sedang sakit, dan sebisa mungkin akan mengerjakan pekerjaan dari rumah (work from home). Teman di kantor/sekolah tentu akan senang bila ada yang sakit untuk tidak datang ke kantor, agar menekan kemungkinan terjadinya penularan penyakit.
- Konsumsi obat-obatan OTC atau istilah di Indonesia “obat warung” (obat bebas) untuk mengatasi awal gejala yang terasa. Minum obat-obatan yang memang biasa digunakan. Bila dalam 2 hari gejala tidak berkurang, segera ke dokter.
What Not To Do
Sebaliknya ada hal-hal yang harus dihindari untuk tidak dilakukan bila muncul gejala:
- Jangan pergi bekerja atau berangkat ke sekolah. Anda sedang sakit dan berkemungkinan besar membawa agen penyakit sejak 2 hari sebelum gejala muncul sampai dengan 7-10 hari berikutnya. Jadi ketika hari pertama bergejala pun sebenarnya sudah 2 hari terlambat untuk mencegah menularkan penyakitnya kepada orang lain.
- Hindari bersalaman dan berpelukan karena Anda harus menjaga jarak dengan orang lain untuk lebih memastikan tidak menjadi sumber penularan penyakitnya.
- Jangan memaksakan diri karena penyakit seperti flu ini merupakan penyakit yang progresif. Artinya akan terus bertambah berat sebelum nantinya membaik. Memperbanyak istirahat pada hari-hari awal gejala, sangat dapat mempercepat kesembuhan penyakit.
- Hindari makanan olah dan makanan tinggi gula. Yang Anda butuhkan adalah makanan bernutrisi tinggi, bukan sekedar makanan berkalori tinggi. Karena bila sudah mengkonsumsi makanan berkalori tinggi namun rendah nutrisi, biasanya akan malas untuk makan kembali.
- Cobalah untuk tidak skip meals atau melewatkan satu jadwal makan. Lebih baik dipaksakan makan sedikit, dari pada tidak makan sama sekali.
- Cobalah menghindari tempat ramai seperti pasar, mall, supermarket, dll. sampai dengan benar-benar sembuh, karena walaupun Anda mungkin sudah merasa membaik, namun resiko sebagai sumber penularan masih ada.
- Jangan terlalu percaya dengan informasi obat-obatan alternatif yang belum jelas khasiatnya. Alih-alih membaik, besar kemungkinan malah terkena masalah lain seperti sakit perut, sakit liver, dan sakit ginjal.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Sambil melakukan 8 hal “what to do” dan menghindari melakukan 8 hal “what not to do” seperti di atas, cobalah untuk mulai mengenali gejala dari penyakit yang sedang diderita. Pada hari ketiga dan seterusnya biasanya gejala sudah mulai semakin khas. Apakah yang sedang Anda derita sebuah gejala alergi, batuk pilek biasa, influenza, atau terkena infeksi C19.
Gejala Alergi
Penderita alergi dengan manifestasi pada saluran pernafasan biasanya sangat bisa meyakinkan bahwa yang dialaminya merupakan serangan dari reaksi alergi yang dimilikinya. Namun terkadang bisa saja berbeda dari yang biasa dialami:
- Onset of symptoms (kecepatan muncul gejala) = mendadak dan terjadi setelah terpapar oleh kondisi/zat alergen seperti dingin, debu, rambut hewan, dll.
- Severity of symptoms (keparahan gejala) = ringan.
- Length of symptoms (lamanya gejala bertahan) = bisa bertahan selama kondisi/zat alergen masih ada di sekitar.
- Anosmia & ageusia (kehilangan kemampuan mencium dan merasa di lidah) = jarang terjadi.
- Nafas pendek = tidak biasa terjadi.
- Batuk = ada/tidak, tergantung kebiasaan gejala alergi.
- Bersin = biasa terjadi.
- Hidung meler = biasa terjadi.
- Sakit menelan = kadang-kadang.
- Demam = tidak ada.
- Fatigue (lemah/lesu) = kadang-kadang.
- Sakit kepala = kadang-kadang.
- Sakit badan = tidak ada.
- Diare = tidak ada.
Gejala Batuk Pilek Biasa
Batuk pilek biasa disebabkan oleh bakteri atau virus yang tidak berbahaya. Baca dalam artikel lainnya. Gejalanya sbb.:
- Onset of symptoms (kecepatan muncul gejala) = bertahap.
- Severity of symptoms (keparahan gejala) = ringan.
- Length of symptoms (lamanya gejala bertahan) = < 14 hari.
- Anosmia & ageusia (kehilangan kemampuan mencium dan merasa di lidah) = jarang terjadi.
- Nafas pendek = tidak biasa terjadi.
- Batuk = biasa terjadi, namun batuk ringan.
- Bersin = biasa terjadi.
- Hidung meler = biasa terjadi.
- Sakit menelan = biasa terjadi.
- Demam = jarang terjadi, kalaupun ada demam ringan.
- Fatigue (lemah/lesu) = kadang-kadang, tapi ringan.
- Sakit kepala = kadang-kadang.
- Sakit badan = kadang-kadang, tapi ringan.
- Diare = tidak ada.
Gejala Infeksi Influenza
Influenza disebabkan virus influenza yang lebih berbahaya dari batuk pilek biasa. Baca dalam artikel lainnya. Gejalanya sbb.:
- Onset of symptoms (kecepatan muncul gejala) = mendadak dan cepat.
- Severity of symptoms (keparahan gejala) = dari ringan sampai berat.
- Length of symptoms (lamanya gejala bertahan) = 7-14 hari.
- Anosmia & ageusia (kehilangan kemampuan mencium dan merasa di lidah) = jarang terjadi.
- Nafas pendek = tidak biasa terjadi.
- Batuk = biasa terjadi, terutama batuk kering.
- Bersin = tidak ada.
- Hidung meler = kadang-kadang.
- Sakit menelan = biasa terjadi.
- Demam = biasa terjadi.
- Fatigue (lemah/lesu) = biasa terjadi.
- Sakit kepala = biasa terjadi.
- Sakit badan = biasa terjadi.
- Diare = kadang-kadang.
Gejala Infeksi COVID-19
Sementara C19 yang akan selalu ada di sekitar kita gejalanya paling berat. Baca dalam artikel lainnya. Gejalanya sbb.:
- Onset of symptoms (kecepatan muncul gejala) = bertahap mulai dari ringan, kemudian cepat menjadi berat.
- Severity of symptoms (keparahan gejala) = ringan sampai berat.
- Length of symptoms (lamanya gejala bertahan) = 7-25 hari.
- Anosmia & ageusia (kehilangan kemampuan mencium dan merasa di lidah) = biasa terjadi.
- Nafas pendek = kadang-kadang, dan bisa sampai berat.
- Batuk = biasa terjadi, terutama batuk kering.
- Bersin = tidak biasa terjadi.
- Hidung meler = tidak biasa terjadi.
- Sakit menelan = kadang-kadang.
- Demam = biasa terjadi.
- Fatigue (lemah/lesu) = kadang-kadang.
- Sakit kepala = kadang-kadang.
- Sakit badan = kadang-kadang.
- Diare = kadang-kadang.
Mencari Pertolongan Medis
Bila gejala semakin berat, atau termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi, apa lagi memiliki kondisi/penyakit comorbid, lebih baik untuk memeriksakan diri ke dokter sebelum hari ketiga. Karena bisa beresiko terkena komplikasi seperti bronchitis atau pneumonia. Gejala berat yang harus diperhatikan adalah: kesulitan bernafas, sakit dada, muntah, tidak bisa masuk makanan/minuman, dehidrasi, atau penurunan kesadaran.
©IKM 2022-10