Istilah kelainan medis trigger finger atau dalam Bahasa Indonesia “jari pelatuk”, tidak banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Padahal penderitanya cukup banyak dan sebagian besar mereka tidak tahu sebutan untuk keluhan yang dideritanya. Trigger finger merupakan kondisi terjadinya peradangan atau inflamasi pada tendon dan/atau pembungkusnya. Tendon pada jari berfungsi ketika kita melipat jari-jari tangan. Penderita akan mengeluhkan kekakuan, nyeri, dan keterbatasan menggerakkan jari yang terkena, sedemikian rupa sehingga sebagian besar kasus jari tertekuk ke dalam ke arah telapak tangan seperti sedang memegang pelatuk (trigger) pistol. Dari sanalah datangnya nama trigger atau pelatuk.
Sebelum kita membahas khusus trigger finger, kita bahas sedikit tentang tendonitis dan tenosynovitis. Tendon sendiri adalah jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang. Dan istilah tendonitis berarti peradangan pada tendon. Berbeda sedikit dengan tendonitis, tendosynovitis adalah peradangan yang terjadi pada bungkus tendon yang dinamai tenosynovium. Tenosynovitis terjadi saat pembungkus tendon (terkadang disebut sebagai terowongan tendon) ini teriritasi dan meradang, sementara tendonnya sendiri bisa saja dalam kondisi baik. Tendonitis dan tenosynovitis dapat terjadi sendiri-sendiri, tapi dapat juga terjadi bersamaan.
Penyebab Trigger Finger
Jari-jemari kita terdiri dari kumpulan tulang-tulang berukuran kecil yang setiap 2 tulang dihubungkan oleh sendi. Tendon lalu menghubungkannya ke otot. Ketika otot berkontraksi dan memendek, tendon tertarik dan ikut menarik tulang sehingga membuat jari melipat. Ada tendon yang panjang dinamakan flexor tendons berada di sepanjang lengan bawah bagian depan sampai pada tulang-tulang jari. Seperti dijelaskan di atas, tendon ini terletak di dalam tenosynovium atau terowongan tendon (tendon sheath/bungkus tendon). Jika terowongan ini menyempit karena terjadi peradangan atau inflamasi, tendon akan ikut teriritasi dan membengkak sampai sulit bergerak sehingga mencetus stenosing tenosynovitis atau lebih dikenal dengan trigger finger yang membuat jari selalu dalam kondisi terlipat. Kondisi ini sampai bisa sangat sulit sekali untuk diluruskan oleh penderitanya.
Faktor Risiko Trigger Finger
Sebagian orang lebih besar kemungkinannya untuk menderita trigger finger dibandingkan orang lainnya. Berikut adalah faktor risiko untuk terkena:
- Seorang wanita, karena wanita lebih banyak yang terkena dibandingkan pria akibat faktor hormonal
- Berusia 40-60 tahun
- Penderita penyakit kencing manis
- Penderita penyakit hypothyroidism
- Penderita penyakit rheumatoid arthritis (RA)
- Penderita TBC
- Mengalami repetitive motion injury karena melakukan gerakan berulang menyebabkan jari-jari menjadi kaku
- Terkait pekerjaan karena alasan nomor 7, seperti seorang pemain musik, petani, dan pekerja pabrik, dll.
Gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita pada jari yang terkena trigger finger sbb.:
- Rasa sakit berkepanjangan pada pangkal jari, terutama pada pagi hari.
- Bengkak kecil yang teraba pada pangkal jari dekat telapak tangan yang hangat dan memerah.
- Kekakuan pada jari bagian dalam.
- Ketika digerakkan ada gerakan yang tersangkut sampai berbunyi pada sendi jari.
- Karena kondisi yang sama, bisa juga justru jari berada dalam posisi lurus dan sulit untuk ditekuk. Namun tetap dalam istilah medis didiagnosis sebagai trigger finger.
- Bila harus meluruskan/menekuk jari harus dibantu oleh tangan sebelahnya.
- Pada kasus yang berat, jari berada dalam posisi tertekuk ke dalam dan sangat nyeri bila diluruskan; atau dalam posisi lurus dan sangat nyeri bila ditekuk.
Pemeriksaan Untuk Trigger Finger
Selain pemeriksaan fisik pada jari yang bermasalah, dokter bisa melakukan pemeriksaan tambahan sbb.:
- Foto X-ray atau pencitraan lainnya seperti MRI
- Pemeriksaan lab untuk melihat faktor resiko/penyebab yang dapat memperlama kesembuhan sehingga harus diterapi bersamaan, seperti memeriksa:
- Gula darah untuk melihat ada/tidak kencing manis
- Pemeriksaan melihat ada/tidak hypothyroidism
- Pemeriksaan melihat ada/tidak rheumatoid arthritis
- Screening TBC
Penanganan Sendiri Trigger Finger
Penanganan trigger finger tergantung kepada tingkat keparahan kondisinya. Penderita trigger finger harus mau melakukan latihan secara sendiri di rumah, karena tidak akan sembuh atau menjadi sangat lama sembuhnya bila hanya mengandalkan obat-obatan saja. Berikut yang dapat dilakukan sendiri oleh penderita di rumah:
- Menghentikan aktivitas pencetus repetitive motion injury yang menjadi penyebabnya.
- Memakai penopang (brace/splint) untuk menahan dan mengistirahatkan jari yang sakit.
- Kompres hangat/dingin secara berulang untuk mengurangi bengkak, sesuai petunjuk dokter.
- Melakukan gerakan latihan (dibahas di bawah).
- Minum obat yang diberikan dokter. Biasanya anti inflamasi non steroid seperti ibuprofen, meloxicam, dll.
Adan 10 gerakan latihan untuk penderita trigger finger yang dilakukan 5 kali untuk setiap gerakan dan diulang 3 kali sehari. Lama latihannya minimal selama 10-15 menit, lalu bisa ditambah bila keluhan semakin berkurang. Pada awalnya tidak mengapa bila belum bisa melakukan semua gerakan, tapi berusahalah perlahan melakukan semuanya. Dan bila jari terasa sangat sakit karena gerakan latihannya, maka dapat dihentikan beberapa hari sampai nyeri hilang untuk diteruskan kembali. Ke-10 gerakan tersebut sbb.:
- Finger extensor stretch. Letakkan tangan secara datar di permukaan meja, lalu menggunakan tangan sebelah-nya mengangkat jari yang sakit sejauh bisa dilakukan dan ditahan beberapa detik, lalu dilepaskan kembali.
- Finger abduction. Tangan di hadapan lalu menggunakan jari telunjuk dan jempol tangan sebelahnya untuk menggerakan jari yang sakit ke arah jari-jari sebelahnya.
- Finger spread. Kuncup dan temukan/satukan semua ujung kelima jari. Dengan menggunakan karet gelang yang mengelilingi kelima jari, lakukan gerakan membuka melawan lingkaran karet gelang yang menjadi tahanan.
- Palm presses. Gerakan menggenggam lalu membuka. Lebih baik bila menggunakan bantuan bola yang terbuat dari busa dalam latihan menggenggam ini.
- Object pickups. Letakkan benda-benda kecil seperti uang logam atau biji/kacang di atas meja. Lalu pindahkan benda-benda tersebut dengan cara mengambilnya menggunakan jari yang sakit dan ibu jari.
- Towel grasp. Letakkan handuk di atas meja, lalu renggut handuk tersebut dengan gerakan meremas dan mengepalkan telapak tangan, lalu dilepaskan kembali.
- ‘O’ exercise. Regangkan telapak tangan kelima jari seregang-regangnya, lalu tekuk jari-jemari dan sentuh ibu jari menggunakan jari yang sakit, membentuk huruf 'O'.
- Finger and hand openers. Dengan posisi telapak tangan menghadap muka, lalu lakukan gerakan membuka dan menutup kepalan tangan. Kemudian lakukan hanya untuk jari yang sakit dibantu oleh tangan sebelahnya.
- Tendon gliding. Sentuh kelima ujung jari dengan jempol tangan yang sama secara bergantian.
- Finger stretches. Dengan dibantu oleh tangan sebelahnya, bantu tekuk kelima jari tangan ke arah telapak tangan. Lalu ulangi dengan menekuknya ke arah berlawanan sejauh mampunya, dan tahan selama mampunya.
Setelah melakukan kesepuluh gerakan latihan di atas, pijatlah tangan, telapak tangan, dan seluruh jari-jari dengan pijatan lembut selama beberapa menit. Lakukan penekanan pada lokasi-lokasi yang kaku selama masing-masing 30 detik. Pijatan dan penekanan ini bisa diulang beberapa kali sehari walaupun tidak melakukan gerakan latihan di atas.
Operasi
Sebelum jatuh ke pilihan terapi operasi, sering juga dokter menyarankan untuk disuntik menggunakan steroid pada tendon yang bermasalah. Suntik steroid ini dapat menghilangkan keluhan sampai 12 bulan, namun 56% kasus akan kambuh lagi. Sehingga pilihan akhir dari trigger finger sering merupakan tindakan operasi dengan tingkat kekambuhan hanya 3%. Operasinya termasuk operasi kecil sehingga pasien bisa tidak harus sampai di-opename. Yang dilakukan dokter adalah melonggarkan terowongan tendon yang bermasalah. Walaupun operasi kecil, namun penyembuhannya bisa berminggu-minggu sampai 6 bulan. Selama penyembuhan penderita tetap dapat beraktivitas normal dengan batasan gerakan pada jari yang bermasalah. Perlahan gerakan akan semakin normal sampai sembuh dan jari dapat digerakkan bebas kembali.
Percutaneous release dan Tenosynovectomy
- Percutaneous release dapat dilakukan untuk jari tengah dan jari manis, yang merupakan tindakan lebih sederhana dari pada operasi. Tindakan ini dapat dikerjakan di ruang praktek dokter dengan pembiusan lokal. Yang dilakukan dokter adalah menusukkan jarum sampai pada bungkus tendon yang meradang lalu melakukan robekan menggunakan ujung jarum pada area tersebut. Terkadang dokter bisa sambil menggunakan USG untuk memudahkan melihat ujung jarumnya. Jadi sama sekali tidak ada irisan pada kulit.
- Tenosynovectomy dilakukan untuk penderita rheumatoid arthritis di mana operasi maupun percutaneous release tidak dapat dilakukan. Yang dilakukan dokter adalah membuang sebagian dari bungkus tendon sehingga jari yang bermasalah lebih mudah untuk bergerak.
Pencegahan Trigger Finger
Yang terpenting sebenarnya adalah mencegah agar jangan sampai terkena trigger finger, terutama bagi mereka yang memang beresiko tinggi untuk terkena, dengan cara sbb.:
- Menghindari aktivitas yang melakukan gerakan berulang dan membebankan sendi-sendi jari.
- Secara teratur lakukan peregangan dan pijatan pada jari dan tangan bila terpaksa harus melakukan gerakan berulang karena tuntutan pekerjaan.
- Atur cara duduk dan posisi tangan saat beraktivitas/ bekerja sedemikian rupa sehingga lebih ergonomis, serta beristirahat secara berkala.
- Hiindari penyakit faktor resiko terjadinya trigger finger.