Tidak ada yang dapat menghalangi aktivitas keseharian kita, sehebat rasa nyeri di tubuh. Salah satu rasa nyeri pengha-lang aktivitas tersebut adalah rasa nyeri di telapak kaki, karena membuat penderitanya sulit untuk berjalan. Dalam istilah medis dikatakan sebagai plantar fasciitis, yaitu rasa nyeri dan kaku, bisa diiringi dengan sedikit membengkak pada telapak kaki terutama pada bagian tumit. Hal ini terjadi karena ada peradangan pada ligamen (jaringan ikat yang menyambungkan tulang) yang terdapat pada telapak kaki. Plantar fasciitis cukup sering dikeluhkan orang, dan dalam kondisi ringan, biasanya bisa diatasi sendiri di rumah. Tapi dalam kondisi berat, sampai harus dioperasi.
Ligamen pada telapak kaki tersebut diberi nama plantar fascia, merupakan jaringan ikat yang tebal membentuk struktur seperti jaring laba-laba yang menghubungi tulang tumit dengan bagian depan telapak kaki. Fungsinya adalah sebagai shock absorber (peredam kejut), yang membentuk lengkungan pada telapak kaki dan berkontribusi besar membantu saat kita berjalan. Plantar fascia ligaments ini mengalami keausan sejalan dengan aktivitas pemiliknya. Beban yang terlalu berat pada telapak kaki akan membuat-nya meradang yang mencetus rasa nyeri dan kaku. Semakin berusia seseorang, maka semakin besar kemungkinan untuk menderita plantar fasciitis.
Ada beberapa penyebab dan faktor risiko dari plantar fasciitis, sbb.:
- Keausan akibat pemakaian berlebihan, seperti jalan terlalu jauh, atau berolahraga terlalu berat.
- Terutama pada gerakan olahraga lari jarak jauh.
- Overstretching (terlalu ditarik) dari telapak kaki baik saat bergerak ataupun saat berolahraga.
- Mulai sering terjadi pada orang usia 40 tahun ke atas.
- Wanita sering menderita ketika hamil, saat berat badan bertambah dan beban berat terhadap telapak kaki.
- Sering terjadi pada mereka yang obesitas.
- Lebih berisiko pada mereka dengan telapak kaki yang rata (flat feet) dan telapak kaki terlalu melengkung (high arches).
Plantar Fasciitis pada Anak-Anak
Penyakit ini bukan hanya dominasi orang dewasa, karena anak-anak juga dapat menderitanya. Pada anak plantar fasciitis paling sering terjadi karena menggunakan sepatu yang sudah sempit, atau sepatu dengan sol bagian dalam yang tidak membentuk lengkungan kaki. Kondisi ini harus segera ditangani oleh dokter untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan. Pastikan anak mengurangi gerakan berlari, melompat, atau berdiri dalam waktu lama selama masa penyembuhan.
Gejala Plantar Fasciitis
Keluhan utama penderita plantar fasciitis adalah nyeri pada telapak kaki terutama pada bagian tumit. Tapi biasa juga dirasakan nyerinya sampai ke bagian tengah kaki. Kejadiannya bisa pada sebelah kaki saja, dan bisa juga pada kedua belah kaki. Rasa nyeri plantar fasciitis akan muncul perlahan dari nyeri yang ringan, lalu bertahap bertambah nyeri seiring dengan waktu. Rasa nyerinya bisa nyeri tumpul (seperti nyeri terpentok) atau bisa juga nyeri tajam (seperti nyeri tertusuk). Sebagian penderita malah merasa seperti rasa terbakar pada bagian tumit dan telapak kakinya. Rasa nyeri biasa dirasakan lebih buruk di pagi hari saat melangkah turun pertama kali dari tempat tidur. Serta penderita akan kesulitan saat menaiki anak tangga.
Bedakan Dengan Lumbar Radiculopathy
Lumbar radiculopathy atau sciatica dapat memberikan gejala mirip dengan plantar fasciitis. Sebuah kondisi yang terjadi akibat adanya jepitan syaraf tulang punggung bagian bawah. Jepitan dapat menyebabkan nyeri dan mati rasa pada tungkai bagian bawah sampai ke kaki dan telapak kaki. Perbedaannya dengan plantar fasciitis, pada sciatica keluhan tidak hanya terjadi pada telapak kaki, melainkan terasa mulai dari punggung bagian bawah dan bokong. Biasa juga diiringi oleh kekakuan otot dari mulai punggung, tungkai atas, sampai ke tungkai bawah. Kondisi lain juga dapat menimbulkan gejala yang mirip seperti keseleo, extensor tendinitis (radang tendon), dan peripheral neuropathy (kematian syaraf tepi).
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter juga sering meminta dilakukan pemeriksaan tambahan dalam menegakkan diagnosis. Yang paling sering dilakukan adalah foto Rontgen atau MRI untuk melihat struktur dan bentuk dari jaringan di kaki, terutama untuk tulang, ligamen dan otot-ototnya. Juga untuk memastikan tidak ada kondisi lain yang dapat juga mencetus nyeri di telapak kaki. Pemeriksa-an MRI lebih membantu dari pada X-ray, karena bisa sampai melihat penebalan dari plantar fascia juga adanya pembengkakan atau peradangan pada jaringan lunak.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Dilakukan sendiri di rumah
Seperti rasa nyeri pada struktur musculo-skeletal (seputar tulang, otot, dan sendi) lainnya, rasanya nyeri karena plantar fasciitis pada kondisi awal dapat ditangani sendiri di rumah. Yaitu dengan mengistirahatkan kaki yang nyeri untuk tidak digunakan berjalan terlebih dahulu. Lalu dapat dilakukan kompres dingin 3-4 kali sehari selama 15-20 menit. Serta dapat menggunakan obat oles anti radang dan pereda nyeri. Biasanya dari golongan natrium diclofenac atau sejenisnya. Obat anti radang dan anti nyeri per oral atau yang diminum juga bisa membantu. Dan terakhir, dapat memakai braces atau alat bantu penahan posisi telapak kaki yang dapat dibeli di toko alat kesehatan.
Dilakukan dokter
Dokter pastinya akan juga memberikan obat anti inflamasi dan anti nyeri baik secara topikal (dioles di kulit), dan per oral (diminum); bila penderita belum mengkonsumsinya. Dalam kondisi lebih berat, dokter bisa menyarankan untuk dilakukan penyuntikan kortikosteroid lansung pada daerah nyeri pada plantar fascia. Penyuntikan ini biasa dibantu dengan USG untuk mendapatkan lokasi yang paling pas.
Fisioterapi
Yang paling utama dalam penanganan plantar fasciitis adalah menjalani fisioterapi dengan gerakan yang dilakukan oleh terapis dan dapat diulang juga di rumah. Gerakan biasanya terfokus untuk melakukan stretching atau tarikan telapak kaki pada plantar fascia dan tendon Achilles.
Shock wave therapy
Bila seluruh cara di atas, tetap tidak dapat menghilangkan keluhan dengan sempurna, maka ada pilihan untuk diterapi menggunakan gelombang kejut disebut extracorporeal shock wave therapy. Merupakan bagian dari yang dilakukan oleh dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR) serta para terapis bersertifikat di klinik fisioterapi. Terapi ini menggunakan gelombang suara yang mem-bombard-ir pada daerah yang nyeri. Gelombang tersebut akan membuat peradangan lokal, sehingga tubuh terangsang untuk melakukan perbaikan termasuk memper-baiki kerusakan yang terjadi pada plantar fascia. Tindakan ini dapat menimbulkan efek samping seperti nyeri sementara, kebas, dan pembengkakan lokal.
Operasi
Sebagai penanganan terakhir, bila shock wave therapy juga kurang berhasil, adalah tindakan operasi. Biasanya hanya dilakukan bila nyeri bertahan lebih dari 6 bulan. Tindakan operasi tentu beresiko terjadinya kerusakan syaraf dan bisa berefek samping timbul nyeri lain yang bersifat kronis. Ada 2 pendekatan operasi yang biasa dilakukan yaitu:·Gastrocnemius recession yaitu melonggarkan otot betis untuk meningkatkan fleksibilitas pergelangan kaki.·Plantar fascia release yaitu memotong sebagian dari plantar fascia yang menegang.
Waktu Penyembuhan Plantar Fasciitis
Sebagian besar penderita, keluhannya berkurang dalam hitungan beberapa bulan dengan penanganan sederhana seperti memodifikasi olahraga, cara berjalan, mengistira-hatkan kaki, kompres es, dan stretching. Tapi sebagian lagi sampai harus menjalani fisioterapi rutin 6 bulan sampai 2 tahun lamanya, serta beberapa mendapatkan suntik kortikosteroid dan shock wave therapy. Hanya sebagian kecil sekali yang sampai harus dilakukan tindakan operasi. Tapi proses kesembuhan ini akan sangat tergantung dengan usaha penderita untuk menanganinya, dan usaha penderita untuk menjaga agar jangan sampai terulang kembali.Komplikasi Plantar FasciitisBila tidak ditangani, plantar fasciitis dapat mencetus timbulnya keluhan nyeri baru di sekitar kaki, seperti nyeri pada tumit yang tidak kunjung hilang (kronis). Akibatnya cara berdiri dan berjalan penderitanya akan berubah sehingga dapat menyebabkan cedera pada tungkai, lutut, panggul, bahkan sampai ke punggung.
Tips Menjalani Keseharian dengan Plantar Fasciitis
- Mengganti sepatu dengan yang memiliki sol bagian dalam berbentuk lengkungan kaki, serta hindari menggunakan sepatu dengan hak tinggi.
- Mengganti sepatu bila sudah tidak nyaman dipakai, atau bila solnya sudah aus terpakai.
- Gunakan night splint atau bidai khusus yang digunakan pada saat tidur di malam hari selama lebih kurang 6 bulan untuk membantu meregangkan plantar facia.
- Lakukan peregangan telapak kaki yang dibantu dengan tangan ketika sedang duduk beristirahat.
- Sambil diregangkan, dapat dipijat juga dengan bantuan benda berbentuk bola yang keras. Disarankan untuk menggunakan bola golf.
- Kompres dengan es untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri 3-4 kali sehari selama 15-20 menit. Dapat juga dengan mengoles telapak kaki dengan es batu sambil dipijat dengan bola golf.
- Kurangi berat badan, bila berlebih atau obesitas.
- Istirahatkan kaki yang sakit sebanyak mungkin.
- Konsumsi obat anti peradangan seperti NSAID (non-steroid anti inflammation drug).
- Lalukan TENS therapy (transcutaneous electrical nerve stimulation).
Pencegahan Plantar Fasciitis agar Tidak Berulang
Merubah gaya hidup sedikit, dapat mencegah plantar fasciitis agar tidak berulang. Misalnya dengan menggunakan sepatu dengan sol bagian dalam yang membentuk lengkungan kaki, dan mengganti sepatu bila solnya sudah aus terpakai. Bagi seorang pelari sepatu harus diganti bila telah digunakan 600-800 kilometer. Hindari berlari terlalu sering dan perbanyak olahraga yang lebih bersifat low impact seperti berenang dan bersepeda. Sebelum dan setelah melakukan gerakan olahraga pastikan melakukan peregangan termasuk peregangan betis, pergelangan kaki, dan telapak kaki. Lalu pertahankan berat badan jangan sampai berlebihan, apa lagi obesitas.
Penutup
Plantar fasciitis merupakan penyebab biasa terjadinya nyeri kaki pada orang dewasa. Kenali keluhan khasnya yaitu nyeri telapak kaki terutama pada saat bangun tidur saat pertama menginjakkan kaki ke lantai. Dengan mengenali gejala awal ini, tindakan pencegahan kerusakan lebih jauh serta rencana pengobatan dapat dilakukan lebih dini. Pergunakan obat-obat yang aman dan segera konsultasikan ke dokter bila sakit bertambah parah.
©IKM 2023-07