Kacamata dapat membantu seseorang agar melihat lebih jelas, tapi banyak yang tidak sadar bahwa dirinya sudah mulai memerlukan kacamata. Karena banyak yang berang-gapan bahwa mata yang dimilikinya sehat dan selamanya akan sempurna. Padahal sesehat dan sesempurna apapun penglihatan seseorang ketika masih muda, seiring dengan bertambahnya usia, ia akan memerlukan bantuan kaca-mata. Berkurangnya kemampuan mata untuk dapat melihat jelas sering tidak disadari karena prosesnya berjalan perlahan sehingga terjadi mekanisme adaptasi. Sebagian besar orang baru sadar ketika gangguan itu sudah semakin berat sehingga mulai mengganggu, atau kebetulan sedang diperiksa di optik atau sedang berobat ke dokter.
Ketika mata sudah harus dibantu dengan kacamata tetapi tidak memakainya, maka akan muncul gejala/gangguan. Sebelum gangguan itu datang, disarankan untuk rutin memeriksakan mata ke dokter setidaknya 1 kali dalam setahun. Tanda dan gejala umum yang muncul adalah:
- Pandangan kabur
- Pandang menjadi double atau ganda
- Mata harus dipicingkan agar benda terlihat lebih jelas
- Terjadi distorsi saat memandang suatu benda
- Batas tepi benda tidak jelas atau berbayang
- Pada kondisi sangat terang terlihat “halos” atau lingkaran di sekitar benda
- Kesulitan memfokuskan pandangan saat berkendara di malam hari, apa lagi sedang terjadi hujan
- Mata terasa cepat lelah
- Pusing dan/atau sakit kepala, bisa juga muncul migraine.
Artikel ini hanya membahas gangguan penglihatan (vision problems) yang dapat dikoreksi dengan bantuan kacamata, yang disebut juga sebagai gangguan rekfraksi, yaitu: myopia atau rabun jauh (nearsightedness), hypermetropia/ hyperopia/rabun dekat (farsightedness), presbyopia atau mata tua, dan astigmatism atau lebih dikenal dengan “mata silindris.” Refraksi adalah kemampuan membelokkan atau membiaskan cahaya oleh kornea dan lensa mata sedemikian rupa agar bayangan/pencitraan benda jatuh tepat pada retina. Gangguan rekfraksi terjadi saat bayangan tersebut tidak jatuh tepat atau tidak fokus pada retina. Hal ini dapat terjadi karena perubahan pada kornea, kelemahan otot siliaris, atau perubahan bentuk bola mata.
Rabun Jauh
Rabun jauh merupakan gangguan refraksi yang paling sering terjadi dan dapat terjadi pada semua usia. Di AS diperkirakan 30% populasi menderita rabun jauh. Dikenal juga dengan nama myopia atau dalam bahasa Inggris nearsightedness (lebih jelas melihat dekat). Gangguan ini membuat penderitanya melihat objek yang dekat (< 30 cm) dengan jelas, tapi kabur bila melihat objek jauh. Keluhan yang sering disampaikan tidak jelas melihat ke papan tulis, atau saat menonton TV. Myopia terjadi karena kornea dan/ atau bola mata menjadi lebih lonjong, sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Dikoreksi dengan lensa minus.
Rabun Dekat
Rabun dekat adalah gangguan refraksi yang dikenal dengan nama hypermetropia atau hyperopia. Dalam bahasa Inggris disebut farsightedness (melihat jauh lebih jelas). Kebalikan dengan rabun jauh, penderita hyperopia dapat melihat benda yang jauh dengan jelas namun kesulitan melihat benda yang dekat (< 30 cm). Gangguan ini bisa terjadi pada seluruh usia, namun lebih sering terjadi pada anak-anak di seluruh dunia. Diperkirakan terjadi pada 8,4% anak berusia 6-9 tahun, terjadi pada 2-3% anak berusia 9-14 tahun, dan pada 1% anak usia 14-15 tahun. Hyperopia terjadi karena bola mata lebih pendek atau ada abnormalitas bentuk kornea, sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Hyperopia dapat dikoreksi menggunakan lensa plus.
Rabun Mata Tua
Gangguan yang terjadi pada seluruh orang ketika beranjak tua ini disebut dengan presbyopia dan merupakan tanda normal proses penuaan. Rata-rata seseorang mulai mengalami presbyopia pada usia 38-42 tahun. Hal ini terjadi karena otot siliaris yang mengontraksi dan merelaksasikan lensa mata tidak selentur atau se-flexible ketika muda, membuat fokus dari benda tidak jatuh tepat pada retina. Sehingga yang terjadi pada presbyopia adalah kombinasi dari myopia dan hyperopia. Gangguan rekfraksi ini dapat dikoreksi dengan lensa multifocal (dijelaskan di bawah).
Astigmatism
Gangguan refraksi astigmatism di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “mata silindris,” yaitu ketika cahaya tidak terdistribusi secara merata pada retina membuat bayangan benda menjadi kabur atau tertarik/terdistorsi. Hal ini terjadi karena kornea tidak membulat sempurna. Astigmatism dapat terjadi pada seluruh usia dan dapat bersamaan terjadi dengan salah satu dari tiga gangguan refraksi yang dibahas di atas. Walaupun tidak seluruh penderita astigmatism mengalami distorsi pada penglihatannya, namun bila distorsi tersebut sudah mulai mengganggu maka dapat dikoreksi dengan lensa “silindris.”
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Gangguan rekfraksi bukan suatu penyakit sehingga tidak ada obatnya. Yang dapat dilakukan adalah mengoreksi jatuhnya bayangan benda agar tepat, fokus, dan jelas pada retina. Koreksi gangguan refraksi tersebut paling umum adalah dengan menggunakan kacamata. Namun dapat juga dikoreksi menggunakan contact lens (lensa kontak) atau tindakan operasi (vision correction surgery). Ketiga cara ini memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga jenis koreksi yang dipilih tergantung kepada beberapa faktor seperti keparahan dan tipe dari gangguan, usia, biaya, gaya hidup, kesehatan secara umum, dan pilihan pribadi penderita.
Eye Exam (Pemeriksaan Refraksi)
Sebelum memutuskan jenis koreksi yang akan dipilih, dokter atau seorang rekraksionis yang biasanya bertugas di optik akan melakukan eye exam atau pemeriksaan refraksi. Di mulai dengan menggunakan phoropter secara digital, lalu dikonfirmasi melakukan tes dengan Snellen chart yang lebih objektif agar didapatkan ukuran dan jenis kacamata atau lensa kontak paling tepat yang akan digunakan. Jenis gangguan refraksi bisa sama tapi lebih sering berbeda antara mata kiri dan kanan. Dari eye exam ini akan didapatkan kekuatan lensa (spheris) berupa minus, plus, atau progresif. Lalu apakah dikombinasi dengan lensa silindris, dan juga diukur jarak kedua pupil (pupil distance).
Jenis-Jenis Lensa Kacamata
Dari uraian di atas dapat dirangkum jenis-jenis dari lensa kacamata sbb.:
- Single vision lenses atau lensa satu ukuran yang hanya mengoreksi rabun jauh atau rabun dekat saja. Semakin tinggi power atau ukurannya, semakin mahal harganya.
- Multifocal lenses atau lensa dengan dua/tiga ukuran yang bisa mengoreksi rabun jauh dan dekat dengan double focal lenses atau koreksi gangguan penglihatan dekat-menengah-jauh menggunakan trifocal lenses.
- Astigmatism lenses atau lensa silindris yang mengoreksi gangguan astigmatism. Lensa silindris bisa digabung bersama dengan dua jenis lensa di atas.
Memilih Kacamata
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih kacamata, sbb.:
- Jenis frame atau bingkai kacamata. Ada harga ada rupa. Bila bermerek yang disebut dengan designer frames sudah tentu lebih mahal dibandingkan tidak bermerek. Material dari frame bisa terbuat dari plastik, metal, kombinasi plastik-metal, atau dari bahan komposit.
- Jenis lensa kacamata. Lensa kacamata yang terbuat dari kaca kini jarang digunakan karena rentan pecah. Bila terbuat dari plastik, lensa plastik standar adalah yang paling murah. Sementara lensa yang lebih tipis atau dari jenis high index polycarbonate harganya lebih mahal.
- Pilihan lensa multifocal menjadi beragam karena ada teknologi lensa progresif membuat peralihan dari dua atau tiga fokus yang berbeda lebih mulus sehingga tidak begitu terasa. Lalu sisi blind spot yaitu sisi tepi kiri dan kanan dari lensa multifocal juga beragam. Semakin sempit blind spot akan semakin mahal harga lensanya.
- Features lensa kacamata. Kini banyak tambahan feature dari lensa kacamata, seperti: anti UV yang dapat melin-dungi mata dari jahatnya sinar UV matahari, anti blue light yang melindungi dari sinar biru matahari dan cahaya gadget, dan lensa photochromic yang berubah menjadi gelap saat terpapar sinar matahari lalu bening kembali bila tidak terpapar sinar matahari. Dengan menggunakan lensa photochromic seseorang tidak lagi memerlukan sunglasses atau kacamata hitam.
Lensa Kontak
Lensa kontak adalah lensa tipis bening berbentuk mangkuk dangan prinsip yang sama seperti lensa kacamata. Hanya bedanya lensa kontak ditempelkan langsung di depan kornea mata. Dan seperti juga lensa kacamata, ukuran dari lensa kontak juga dibuat sesuai dengan hasil eye exam. Ukuran dari lensa kontak harus diperiksa ulang setiap tahun karena hampir selalu berubah. Jenis lensa kontak juga berbagai macam seperti:
- Soft contact lenses adalah yang paling umum, lebih nyaman dan mudah digunakan, dan bersifat disposable atau sekali pakai dan diganti setiap hari, setiap minggu, setiap dua minggu, atau setiap bulan.
- Multifocal contact lenses adalah hard contact lenses dengan fokus lebih dari satu yang menjadi pilihan untuk mengoreksi presbyopia yang dapat dipakai lebih lama.
- Toric contact lenses juga adalah hard contact lenses pilihan untuk koreksi astigmatism, dan dapat dipakai lebih lama dibandingkan dengan soft contact lenses.
- Hybrid contact lenses adalah gabungan dari soft dan hard dengan bagian tengah hard dan bagian tepi soft. Adalah yang paling mahal namun lebih nyaman dipakai.
- Cosmetic contact lenses yang berwarna atau bermotif untuk disesuaikan dengan warna baju atau makeup. Jenis lensa ini bisa plano (tanpa ukuran) ataupun satu dari 4 jenis lensa kontak di atas.
Vision Correction Surgery
Ada beberapa jenis operasi untuk mengoreksi rekfraksi:
- Standar LASIK adalah yang paling umum dilakukan. LASIK adalah kepanjangan dari Laser-Assisted In Situ Keratomileusis. Metodanya membuat sayatan kecil pada kornea membentuk flap atau lapisan, lalu dibantu dengan laser merubah bentuk dari kornea sehingga bayangan dapat tepat jatuh pada retina. Bisa dilakukan untuk keempat kelainan refraksi.
- Wavefront-guided LASIK adalah tipe lebih baru dari LASIK dengan memanfaatkan teknologi “wavefront” untuk menggambar mata secara 3D sehingga operasi bisa lebih terpersonalisasi.
- Photorefractive keratectomy (PRK) adalah dengan membuat lapisan epitel dari kornea kemudian dibentuk agar membuat bayangan jatuh tepat di retina.
- SMILE (small incision lenticule extraction) adalah operasi mirip LASIK tapi untuk koreksi myope saja.
- Conductive Keratoplasty (CK) yang menggunakan panas untuk menyusutkan kornea. Dilakukan untuk koreksi rabun dekat pada lansia.
- Phakic intraocular lenses (IOLs) adalah menanam lensa tiruan di depan lensa mata, sehingga mirip lensa kontak yang ditanam permanen. Digunakan untuk kasus ukuran mata yang sangat besar sehingga tidak bisa dilakukan operasi LASIK biasa.
- Refractive Lense Exchange (RLE) adalah mengganti lensa mata dengan lensa tiruan seperti pada operasi katarak. Dilakukan pada penderita yang tidak bisa dilakukan LASIK maupun PRK.
©IKM 2023-12