Mastitis adalah radang kelenjar payudara yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Mastitis dapat terjadi pada seluruh wanita, walau pun paling sering terjadi pada bulan-bulan awal Ibu yang sedang menyusui. Sayangnya banyak kasus mastitis yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga sering kali Ibu yang menderita memutuskan untuk berhenti menyusui bayinya karena takut membahayakan si bayi. Padahal seharusnya Ibu yang bersangkutan masih tetap dapat meneruskan menyusui buah hatinya, bila mendapatkan informasi yang tepat. Walau pun mastitis bisa sangat mengganggu dan terasa nyeri, tapi biasanya dengan penanganan yang tepat bisa sembuh sempurna.
Fakta Tentang Mastitis
- Semua ibu yang sedang menyusui bisa menderita mastitis setiap saat, terutama pada 2 bulan pertama usia bayi saat bayi masih sedikit minumnya.
- Mastitis terjadi pada 10-33% wanita yang menyusui.
- Abses pada payudara sebagai lanjutan dari mastitis terjadi pada 5-11% wanita yang mengalami mastitis.
- Usia yang paling sering pada wanita untuk menderita mastitis adalah pada awal 30-an.
Mastitis paling sering terjadi ketika bakteri masuk ke dalam kelenjar payudara atau kelenjar susu dari puting. Ibu yang sedang menyusui sering terdapat retakan dan peradangan pada putingnya yang membuat bakteri dapat masuk bila ibu yang bersangkutan tidak menjaga higienitas payudaranya. Penyebab berikutnya terjadi bila produksi ASI sudah cukup banyak, sementara belum sempat disusui oleh bayinya atau tidak terkejar oleh bayi dalam mengkonsumsi ASI yang diproduksi. Akibatnya akan terjadi nyeri dan peradangan pada kelenjar susu tersebut.
Faktor Resiko Mastitis
- Pernah mengalami mastitis sebelumnya.
- Sering menunda menyusui bayi ketika produksi ASI sudah cukup banyak.
- Tidak menyusui atau memompa ASI sampai tuntas sehingga menyisakan ASI di dalam kelenjar payudara.
- Memiliki lecet pada puting susu.
- Mengalami anemia atau kurangnya Hb yang membuat Ibu lebih rentan terhadap infeksi seperti mastitis.
Tanda dan Gejala Mastitis
Mastitis biasanya diawali dengan rasa yang sangat nyeri pada payudara, yang sering muncul antara 4-6 minggu usia bayi. Selain itu dapat terjadi perubahan warna memerah pada sisi yang meradang serta terasa sedikit lebih hangat. Kadang-kadang juga sampai disertai oleh demam dan sakit-sakti badan seperti akan terkena flu (flu like syndrome). Saat kondisi mastitis semakin parah, wanita yang menderitanya bisa mengeluhkan pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketikak terutama pada sisi yang sama dengan payudara yang sedang meradang. Sementara sudah pasti keluhan seperti demam dan sakit-sakit pada badan akan juga bertambah parah.
Pada beberapa kasus, ketika gejala bertambah parah, akan terbentuk kantung nanah atau abses pada area yang terkena akibat terjadi sumbatan pada saluran ASI. Pada permukaan kulit, abses akan terlihat seperti tonjolan memerah yang nyeri bila disentuh.
Ada satu kondisi infeksi pada puting susu yang disebabkan oleh jamur. Infeksi ini biasa bermula dari jamur yang tumbuh di mulut bayi yang menular kepada puting susu ibunya. Keluhan dari infeksi jamur adalah terasa nyeri pada puting susu saat menyusui dan setiap kali selesai menyusui.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Kapan pun terasa sakit pada payudara, terutama masa-masa rentan terkena mastitis, sebaiknya langsung mencari pertolongan medis untuk mencegah keadaan bertambah buruk. Semakin cepat sebuah kasus mastitis ditangani, akan semakin baik hasilnya, dan semakin minim keluhan dan penderitaannya.
- Bila sudah dicoba untuk ditangani, tapi rasa nyeri tidak kunjung mereda.
- Sudah ada terlihat nanah yang keluar dari puting susu atau daerah lain dari payudara.
- Bila terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau ketiak.
- Bila terjadi keluhan demam yang tinggi (>38°C).
- Bila lecet, retakan dan luka pada puting tidak kunjung sembuh.
- Bila dicurigai ada infeksi jamur, agar ibu dan bayi diobati secara bersama-sama.
Hampir selalu diagnosis mastitis dapat ditegakkan hanya dari anamnesis dan dengan cara pemeriksaan fisik saja oleh dokter. Jarang sekali dibutuhkan pemeriksaan lab, kecuali dokter mencurigai ada kondisi medis yang melatar belakangi atau memperparah kejadian mastitis, atau mastitis tidak sembuh setelah diberikan satu seri antibiotik. Yang diperiksa adalah darah dan bisa juga sample dari ASI untuk dikultur dan diketahui jenis bakteri penyebab pasti mastitis. Bila terjadi abses pada payudara, mungkin akan dilakukan pemeriksaan USG payudara untuk melihat keparahan abses dan memandu dokter untuk menguras isi abses. Abses yang dikeluarkan bisa diperiksa dan dikultur juga.
Penanganan Mastitis
Pada dasarnya, mastitis tidak akan sembuh tanpa ditangani. Ada yang dapat ditangani sendiri untuk meringankan keluhan dan mencegah kondisi bertambah buruk, tapi juga ada yang harus mendapatkan penanganan dokter.
Dilakukan Sendiri
- Cobalah untuk memperbanyak istirahat.
- Perbanyak minum atau asupan cairan.
- Kompres hangat payudara yang menderita mastitis.
- Gunakan pelapis bra sekali pakai untuk mencegah bakteri berkumpul di dalam bra.
- Sampai batas nyeri yang bisa ditahan, cobalah memijat secara perlahan dari mulai pangkal ke arah puting susu yang tujuannya juga untuk membuat aliran ASI menjadi lancar.
- Dapat mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri yang aman seperti paracetamol dan ibuprofen.
- Gunakan cream berdasar lanolin untuk mengobati lecet dan puting yang pecah.
- Bila puting terasa sangat sakit, pakailah pelapis puting ketika menyusui atau gunakan pompa baru diberikan kepada bayi.
- Kecuali sudah terjadi abses dan keluar nanah, jangan berhenti menyusui bayi karena malah dapat menambah buruk kondisi mastitis. Menyusui bayi dari payudara yang terkena mastitis tetap aman untuk bayi, karena bakteri yang ada akan mati terbunuh oleh sistem pencernaan bayi.
- Letakkan handuk lembab hangat selama 15 menit pada payudara yang sedang sakit setiap sebelum menyusui bayi, atau setidaknya 3 kali dalam sehari. Ini akan membantu aliran ASI lebih lancar.
- Mulailah menyusui bayi dari sisi yang sakit agar kosong terlebih dahulu. Namun bila terasa sangat nyeri, mulailah dari sisi yang tidak sakit. Nanti setelah ASI pada sisi yang sakit sudah keluar, baru pindah ke sisi tersebut. Kosongkan sisi yang sakit, baru pindah ke sisi yang sehat sampai bayi puas.
- Bayi sering tidak nyaman menyusu dari sisi yang sakit, karena selain rasa susu terasa berbeda, payudara ketika terjadi mastitis pun terasa lebih keras dan hangat. Tapi usahakan bayi tetap menyusu dari sisi yang sakit tersebut.
- Bila tetap tidak bisa menyusui bayi atau karena sudah terjadi abses, harus secara rutin mengeluarkan ASI dengan cara memompanya. Cara ini akan mempercepat penyembuhan mastitis.
Dilakukan Dokter
Selain menyarankan hal-hal seperti di atas, dokter akan melakukan hal-hal seperti:
- Memberikan obat antibiotik, biasanya yang broad spectrum dan dipilihkan yang aman untuk Ibu menyusui. Antibiotik harus diminum sampai habis, walau pun sudah merasa sembuh.
- Memberikan obat penahan nyeri dan anti inflamasi untuk mengatasi rasa sakit dan peradangan.
- Bila sudah terjadi abses, dokter akan menguras isi abses. Abses biasa sembuh dalam 5-7 hari setelah pengosongan.
Pencegahan Mastitis
- Lakukan inisiasi dini agar bayi terbiasa dan tergantung untuk menyusu ASI dari ibunya, tidak menggunakan susu formula.
- Jaga kesehatan dengan cara istirahat yang cukup, makan bergizi, dan asupan cairan yang banyak selama masa menyusui.
- Rawat payudara dengan rutin memijatnya agar saluran ASI lancar dan tidak tersumbat.
- Rawat juga puting susu dengan krim berdasar lanolin untuk mencegah terjadinya retak dan lecet.
- Jaga kebersihan pelapis puting, kebersihan pompa susu, dan kebersihan bra dan payudara secara keseluruhan.
- Cegah anak menderita infeksi jamur pada mulutnya dengan memeriksakannya ke dokter.
- Susui bayi secara bergantian pada kedua sisi payudara, dan yakinkan ASI keluar sampai habis setiap sesi menyusui.
- Jangan menunda-nunda menyusui bayi. Susui bayi setiap 2-3 jam sekali atau setiap kali bayi memintanya. Jangan segan membangunkan bayi yang sedang tidur bila sudah tiba saatnya untuk menyusui.
- Bila harus menunggu lebih dari 4 jam untuk menyusui, pompa dan keluarkan ASI yang bisa ditampung untuk kemudian diberikan kepada bayi.
- Keringkan puting susu dengan cara diangin-angin atau dengan lap kering setiap kali selesai menyusui atau memompa, jangan terburu-buru memasang bra. Puting yang lembab, akan rentan terkena infeksi dan mencetus mastitis.
- Ketika akan menyapih, lakukan secara bertahap agar bayi tidak terkejut dan payudara beradaptasi dengan memproduksi ASI sesuai dengan berkurangnya frekuensi menyusu bayi secara bertahap tersebut.