Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-277: Fakta & Fantasi tentang Diet & Metabolisme

30/9/2017

0 Comments

 
Picture
Pendahuluan
Metabolisme adalah kumpulan reaksi kimia yang membakar kalori di dalam tubuh yang dibagi dalam 3 kategori yaitu resting metabolic rate (RMR), the thermic effect of physical activity (TEPA), dan the thermic effect of feeding (TEF). Banyak sekali mitos dan fakta tentang metabolisme ini dan beredar viral di dunia maya. Tidak sedikit pula orang yang menyalahkan sistem metabolisme yang ada di dalam tubuhnya bila suatu kondisi medis muncul, apa lagi yang terkait dengan pola makan atau diet, lalu kemudian membandingkannya dengan orang lain yang bisa bebas makan tanpa mengalami kenaikan berat badan. Memang betul setiap orang memiliki sistem metabolismenya sendiri-sendiri, tapi hampir semua orang sebenarnya berada pada metabolisme dalam batas normal.
 
Diet dan Metabolisme
  • 60-75% kalori di dalam tubuh justru terbakar ketika kita sedang beristirahat. Bahkan ketika makanpun ada 10% kalori yang terbakar. Hanya 15-30% saja kalori yang terbakar saat aktivitas fisik.
  • Yang membedakan kecepatan metabolisme seseorang dengan orang lain adalah umur dan perbandingan massa otot vs. massa lemaknya; bukan genetik atau berat badan.
  • Dalam sehari, laki-laki dewasa sebaiknya mengkonsumsi 1800 kalori, sedangkan perempuan dewasa 1200 kalori.
  • Ada banyak sekali fakta dan mitos tentang diet dan metabolisme yang akan kita bahas di bawah.

Read More
0 Comments

Topik ke-276: STRES untuk HEBAT, Part 1

16/9/2017

1 Comment

 
Picture
Pendahuluan
Stres untuk Hebat, bukan berarti bahwa bila ingin hebat maka Anda harus terlebih dahulu harus stres. Tetapi apa bila Anda ingin hebat, maka Anda harus “menggunakan” stres yang ada menjadi ingredient tambahan yang harus ada dalam konteks menjadi hebat. Semua kehebatan di dunia ini, semua pencapaian dalam karir, semua harta yang dimiliki, semua kesuksesan, bahkan semua keberhasilan dapat saja dinilai hebat, namun tanpa adanya ingredient stres rasanya kehebatan tersebut akan menjadi hambar. Justru kehebatan baru dirasakan hebat ketika harus meraihnya dengan sebuah perjuangan di mana di dalamnya sudah tentu akan selalu terdapat elemen stres.
 
2 Orang di Dunia yang tidak Stres
Mengapa tidak? Sekarang mari kita perdalam lagi. Sekarang coba tanyakan diri kita, kira-kira siapa orang yang ada di dunia ini yang tidak memiliki stres dalam kehidupannya? Jawabannya hanya ada dua orang. Yang pertama adalah orang yang sudah meninggal, dan kedua adalah orang gila. Bila Anda merasa masih hidup dan merasa tidak gila, maka sesungguhnya Anda memiliki stres. Jadi di sini saya tidak mengajak Anda untuk menghilangkan stres, malah sebaliknya saya akan menggelitik Anda dengan mengatakan bahwa sesungguhnya Anda memiliki stres; kecuali Anda sudah meninggal atau Anda sudah kehilangan kewarasan Anda.
 
Stres Bersifat Subjektif
Masalahnya sekarang, stres itu bersifat amat sangat subjektif. Bagi seorang yang penuh dengan cobaan hidup dan senantiasa terkena stres yang berat, maka pada level tertentu ia akan menjadi kuat terhadap stres yang ringan. Sebaliknya bagi seorang yang jarang terkena cobaan hidup, hidupnya senantiasa nyaman dan tentram, jarang terkena stres yang berat, maka pada level tertentu ia sangat rentan terhadap stres bahkan untuk stres yang ringan sekalipun. Saya menggunakan terminologi ‘level tertentu’ dalam argumen saya di atas, karena bagi orang pertama yang hidup penuh dengan stres, ia dapat berada pada suatu level yang hanya dengan stres ringan saja sudah dapat merubah dirinya dari orang waras menjadi orang gila. Tidak berbeda untuk orang kedua yang hidup dengan stres ringan, sekali terkena stres berat juga dapat merubah dirinya menjadi orang gila.
 
Stres itu Unik dan Spesifik
Masalahnya sekarang juga, stres itu sangat unik dan spesifik untuk individu atau orang tertentu. Satu faktor pencetus stres atau stressor bagi satu orang, boleh jadi bagi orang kedua bukanlah suatu hal yang besar dan dirinya tidak terpengaruh atau kuat dalam menghadapinya. Sebaliknya satu stressor bagi orang kedua, yang membuat dirinya instan menjadi stres, boleh jadi malah bagi orang pertama merupakan suatu yang biasa dan ia akan santai-santai saja dalam menghadapinya. Begitulah seterusnya untuk orang yang berbeda akan memiliki stressor yang berbeda pula.
 
Hubungan Stres dengan Perjalanan Hidup
Ini semua disebabkan karena stres erat sekali hubungannya dengan pengalaman dan perjalanan hidup seseorang. Pengalaman dan perjalanan hidup seseorang itu mengukir kepribadian, pola fikir atau mindset, dan cara pandang dirinya terhadap hidup dan memaknai stres itu sendiri. Bagi yang kuat, ia akan dapat memenangkan ‘pertempuran’ melawan kondisi stres kehidupan bagi dirinya tersebut dan menjadi hebat. Sebaliknya bagi yang tidak kuat, akan membuat dirinya tambah terpuruk, menjadi seorang yang neurosis, bahkan bisa sampai menjadi seorang yang psikosis atau gila.
 
Neurosis vs Psikosis
Perbedaan antara seorang yang stres dengan gejala-gejala neurosa atau seorang neurosis yang pada dirinya dengan orang gila atau psikosis, memang sangat tipis. Perbedaannya berada pada kemampuan dirinya untuk bisa menempatkan dirinya pada konteks kenyataan atau realita. Seorang yang masih waras, walaupun hidup penuh dengan stres yang berat boleh saja memiliki gejala-gejala neurosa tapi ia senantiasa masih dapat berpijak pada kenyataan atau realita. Ia masih tahu tentang posisi dirinya dalam kehidupan dan lingkungan sosial, masih menyadari akan hidup dan tanggung jawab dalam kehidupannya, dan tidak kalah penting ia masih mengenal Tuhan-nya.
 
Sementara orang yang ketika terkena satu episode stres dalam kehidupannya, kemudian tidak bisa kembali pada kenyataan dan realita, maka ia dikatakan sudah gila atau psikosis. Orang tersebut akan tidak tahu lagi posisi dirinya dalam kehidupan dan lingkungan sosialnya, kehilangan kesadaran akan hidup dan lupa akan tanggung jawab dalam kehidupannya, serta yang pasti ia sudah tidak lagi mengenal Tuhan-nya. Anda akan temui bahasan lebih mendalam tentang hal ini pada kupasan dalam Part 2; tentang bagaimana mengontrol stres.
 
Stres yang Dibutuhkan untuk menjadi Hebat
Jadi stres yang seperti apa yang kita butuhkan? Stres yang bagaimana yang masih kita katakan sehat? Serta stres pada level apa yang berguna bagi kita agar kita menjadi hebat? Semua aspek dalam medis apa pun itu, yang kita butuhkan, yang kita katakan sehat, dan yang berguna bagi kita, termasuk di dalamnya stres; adalah yang ‘sedang-sedang saja’. Dan bila kita bicara tentang stres, adalah stres yang kita tahu bagaimana cara mengontrolnya.

Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Picture
Kita sudah bahas di atas, bahwa tidak mungkin seorang yang hidup terlepas dari stres. Setiap hari kita mengalami apa yang disebut sebagai stres. Hanya saja, bila stresnya terlalu kecil dan kita sudah biasa menjalaninya, maka hal tersebut menjadi sesuatu yang biasa. Hal tersebut tidak kita katakan lagi sebagai suatu stressor, malah hal tersebut dapat kita abaikan sampai pada suatu titik kita tidak merasakan stres sama sekali. Contohnya sesederhana merasakan haus dan lapar. Sesungguhnya ketika kita merasakan haus atau lapar, kita terkena stres yang amat sangat ringan dengan tujuan kita berusaha untuk mencari minuman atau makanan untuk mengatasi dan memuaskan rasa haus dan lapar kita. Hal ini kita alami setiap hari, tanpa kecuali, sehingga kita tidak pernah mengatakan stres ketika merasa haus atau lapar. Kecuali bila rasa haus dan lapar tersebut menjadi teramat sangat terasa sementara kita tidak mampu untuk menghilangkannya, barulah kita menyadari kita tengah stres karena rasa haus atau lapar.
 
Contoh berikutnya sesederhana berkendara di pagi hari untuk berangkat bekerja misalnya. Sesungguhnya setiap saat ketika berkendara, baik naik mobil, naik motor, atau pun kendaraan umum kita senantiasa berada dalam kondisi stres. Namun karena sudah terbiasa, dijalani setiap hari dengan kondisi yang nyaris sama, secara rutin untuk kurun waktu yang panjang; membuat kita menjadi master mengatasi stres dalam berkendara dari rumah berangkat bekerja sampai bahkan tidak merasakan stres tersebut sama sekali. Kecuali terjadi suatu kondisi yang tidak biasa, seperti kemacetan total, kendaraan yang ditumpangi mogok, atau terhadang dengan demonstrasi di jalan, barulah kita menyadari kita tengah stres dalam berkendara.
 
Yang Sedang-Sedang Saja
Jadi ketika saya sebutkan yang ‘sedang-sedang saja’ juga menjadi sangat subjektif dan berbeda bagi setiap orang. Tak bedanya seperti seekor katak percobaan yang dimasukkan ke dalam mangkuk berisi air panas, maka ia akan langsung terkejut dan berusaha untuk segera keluar dari mangkuk tersebut. Tapi ketika katak percobaan itu sebelumnya sudah berada dalam mangkuk berisi air biasa, lalu dipanaskan pelan-pelan di atas api; maka tubuhnya akan beradaptasi secara perlahan seiring dengan air yang memanas. Katak kedua ini mungkin malah bisa bertahan lebih lama pada suhu yang lebih panas dibandingkan dengan suhu air pada percobaan katak yang pertama.
 
Hal yang sama juga terjadi pada kita, manusia. Bila kita tiba-tiba langsung berada dalam kondisi yang tidak nyaman, kondisi yang tidak kita sukai, atau kondisi yang memberatkan kita; maka kita akan instan merasakan stresnya. Tetapi bila ketidaknyamanan, hal yang tidak disukai, serta hal yang memberatkan itu terjadi secara perlahan dengan kecepatan seiring dengan terbangunnya daya tahan dan toleransi dalam diri; maka boleh jadi kita tidak merasakan adanya stres tersebut. Seorang yang baru pindah dari daerah ke kota Jakarta, bisa langsung merasakan stres di hari pertama ia berangkat ke tempat kerjanya karena kemacetan di jalan. Sementara yang sudah tinggal di Jakarta, katakanlah untuk 20 tahun terakhir, akan merasa kemacetan biasa-biasa saja dan menjalani hari-hari berangkat ke tempat kerja dalam kemacetan dengan tenang-tenang saja, padahal Jakarta sudah semakin bertambah macet dalam 20 tahun terakhir.
 
Pentingnya Ingredient Stres
Di awal saya menyampaikan bahwa kehebatan yang kita nikmati akan terasa hambar bila tidak ada ingredient stres. Maksud saya juga sama seperti uraian di atas. Katakanlah ada seorang anak pengusaha kaya yang sejak kecilnya hidup dalam kondisi berkecukupan, selalu nyaman, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Suatu saat ketika ayahnya menyerahkan perusahaan pada dirinya, orang lain bisa menganggap dirinya hebat, tapi apa yang ia rasakan akan polos dan hambar saja. Ini terjadi karena ia mendapatkannya dengan tanpa perjuangan. Absennya pengalaman merasakan perjuangan dan berada dalam stres membangun perusahaan, justru bisa menjadi sebuah kekurangan dan cacat dalam dirinya. Bila sesuatu terjadi pada perusahaan yang ia pimpin, walaupun sesuatu yang kecil misalnya, bisa menggiringnya membuat keputusan strategis keliru yang justru dapat membuat perusahaannya bangkrut di kemudian hari.
 
Di lain pihak, ada seorang anak dari orang tua yang biasa-biasa saja. Dia memulai usahanya dengan kerja keras dan segala pengorbanan. Mungkin seperti pengusaha sukses, ayah dari anak yang kita bicarakan di atas. Dalam perjalanan meniti usahanya penuh dengan segala benturan, berhadapan dengan segudang kegagalan, dan sudah pasti menghiasi hari-harinya dengan stres. Tapi justru dengan adanya ingredient stres tersebutlah ia dapat menjadi pengusaha besar, yang dapat menuntunnya membuat keputusan-keputusan strategis yang tepat dan malah membuat perusahaannya bertambah besar, sehingga akhirnya dapat diwariskan kepada anaknya. Dalam setiap langkah dan batu kilometer kesuksesan ketika membangun usahanya, ia sudah pasti akan senantiasa merasa hebat. Bukan dari kaliber keberhasilan yang diraih pada setiap langkahnya, tapi dari setiap kepuasan dan keberhasilan-keberhasilan kecil ketika meraihnya dan ketika sadar ia sudah dapat mengatasi semua masalah dan stres yang timbul karenanya.
 
Penutup Part 1
Hidup itu adalah layaknya suatu perjalanan, hidup itu adalah suatu proses, dan setiap kejadian dalam hidup adalah cara mendewasakan orang yang menjalaninya. Tidak ada yang terjadi dalam hidup dan proses kehidupan itu yang terjadi percuma atau terjadi sia-sia. Seseorang bisa menjadi seperti apa ia saat ini adalah karena perjalanan, proses dan kejadian yang ia alami dalam hidup dan kehidupannya. Karena tidak mungkin seorang yang hidup dan masih waras itu lepas dari apa yang dikatakan sebagai stres, maka sudah pasti stres bukan sesuatu yang kita harus takuti, stres bukan sesuatu yang harus kita hindari, dan sudah tentu bukan sesuatu yang harus kita ingkari.
 
Karena bukan sesuatu yang ditakuti, dihindari dan diingkari; maka sudah tentu berarti stres adalah sesuatu yang harus kita jadikan teman, yang harus kita hadapi, dan harus kita akui keberadaannya. Justru dengan mengakui keberadaan stres pada diri, kita akan mampu untuk mengontrolnya, kita akan mampu untuk mengatasinya, dan malah kita akan mampu untuk memanfaatkannya. Itulah sebabnya dengan singkat bisa kita katakan bahwa untuk menjadi hebat Anda memerlukan stres; Stres untuk Hebat.

Copyright IKM 2017-09
1 Comment

Topik ke-275: Diet untuk Bentuk Tubuh Ideal

8/9/2017

0 Comments

 
Picture
Pendahuluan
Sebenarnya antara diet atau pola makan, harusnya dipisahkan dengan bentuk tubuh ideal. Saya katakan demikian karena tujuan dasar dari mengatur diet bukan semata-mata membentuk tubuh ideal, melainkan untuk membuat tubuh tetap fit, sehat, dan jauh dari segala macam penyakit. Diet sendiri juga termasuk satu pilar dari lima pilar gaya hidup sehat yang tidak dapat dipisahkan dan harus senantiasa dijaga. Sementara bentuk tubuh yang akan menjadi lebih baik karena seseorang menjaga dietnya merupakan bonus dari mengatur diet tersebut. Lebih jauh, menurut saya sebenarnya tidak ada bentuk tubuh yang ideal, karena idealnya bentuk tubuh sangat subjektif. Yang penting seseorang puas dengan bentuk tubuhnya dan ia dalam kondisi sehat dan jauh dari resiko-resiko penyakit. Inilah esensi dasar dari bentuk tubuh yang ideal.
 
Fakta Tentang Diet dan Bentuk Tubuh Ideal
  • Diet dan bentuk tubuh ideal merupakan dua topik yang paling banyak mitosnya yang beredar di masyarakat dan internet.
  • Kaum pria lebih mudah berhasil menjalani program diet dibandingkan kaum wanita, dan ini sepertinya berlaku untuk setiap ras dan suku bangsa di dunia.
  • Mereka yang mau memaafkan diri sendiri bila salah dalam menjalani program diet, biasanya akan lebih mudah untuk bangkit dan kembali ke program yang direncanakan, ketimbang mereka yang menghukum diri yang malah semakin merasa terpaksa menjalaninya.
  • Bentuk tubuh ideal sebenarnya sesuatu yang diciptakan oleh dunia mode yang menjadi semakin ekstrim sehingga semakin sulit dicapai, dan malah semakin berbahaya juga bagi kesehatan yang bersangkutan.


Read More
0 Comments
    Home >> Medical Articles >> 2017

    Medical Articles 2017

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Manfaatkan STRES untuk menjadi HEBAT; baca di sini

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan menikmati artikel lainnya melanjutkan ke blog tahun 2018. Click di sini.
    Atau melihat blog tahun 2016. Click di sini.


    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Selama pandemi COVID-19, Dr. Indra juga aktif sebagai New Normal Consultant (Konsultan Adaptasi Kebiasaan Baru) di beberapa perusahaan.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.


    Click di sini untuk berkonsultasi dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to
    contact me.


    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017

    Categories

    All
    Air Minum
    Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
    Berpuasa Yang Sehat
    Cairan Infus & Terapi Infus
    Complementary & Alternative Medicine
    Dehidrasi
    Diet Untuk Bentuk Tubuh Ideal
    Electronic Muscle Stimulation
    Eye Floaters
    Fakta & Fantasi Tentang Diet & Metabolisme
    Fitness For A Better Healthy Life
    Fitness Trackers
    Kanker Getah Bening - Lymphoma
    Kemoterapi (Chemotherapy)
    Kesuburan (Fertilitas) - Fertility
    Luka Bakar (Burns)
    Makanan Untuk Kecantikan (Beauty Diet)
    Mastitis (Radang Payudara)
    Menopause
    Nyeri Haid (Dysmenorrhea)
    Olahraga & Diet Mengatasi Kegemukan
    Olahraga Untuk Kecantikan (Beauty Exercise)
    Part 1
    Part 2 (Beauty Stress)
    Pembesaran KGB
    Penurunan Pendengaran (Hearing Loss)
    Sindroma Nefrotik Vs Nefritik
    Sirosis Hepatis (Cirrhosis)
    SLE (Systemic Lupus Erythematosus)
    STRES Untuk HEBAT
    Terapi Radiasi (Radiation Therapy)
    Tersengat Listrik (Electrical Shock)
    Tidur Untuk Kecantikan (Beauty Sleep)
    Transfusi Darah (Blood Transfusion)
    Varicocele


    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge

    Picture

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index

Proudly powered by Weebly