Chemotherapy atau ditulis kemoterapi, sering disingkat juga menjadi chemo adalah cara menangani kanker dengan menggunakan obat-obatan tertentu yang bertujuan merusak dan pada akhirnya diharapkan menghancurkan sel-sel kanker di dalam tubuh makhluk hidup terutama manusia. Namun banyak sekali mengenai kemoterapi yang harus dipahami sebelum menjalaninya, karena tidak sedikit juga informasi kurang tepat dan mitos di masyarakat Indonesia tentang kemoterapi.
Fakta Tentang Kanker dan Chemotherapy
- Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), di tahun 2012 ada 14.1 juta kasus kanker baru dengan 8.2 juta kematian karena kanker di seluruh dunia.
- Di tahun 2030 diperkirakan akan ada 21.7 juta kasus kanker baru dengan 13 juta kematian di seluruh dunia.
- Faktor yang menaikkan angka ini adalah gaya hidup yang buruk termasuk di dalamnya merokok dan obesitas.
- Semakin rendah stadium suatu kanker, semakin tinggi keberhasilan kemoterapi. Di sini diagnosis dini menjadi teramat penting.
- Keberhasilan kemoterapi tidak dapat dilihat dari beratnya efek samping, karena beredar mitos semakin berat efek samping berarti semakin berhasil kemoterapi; dan sebaliknya.
Kemoterapi ketika diberikan kepada penderita kanker memiliki beberapa tujuan seperti:
- Mengurangi gejala atau keluhan akibat adanya kanker, disebut sebagai palliation of symptoms. Keluhan bisa hilang biasanya karena ukuran kanker mengecil sehingga tidak menimbulkan rasa sakit lagi.
- Menekan laju pertumbuhan kanker dan mencegah kanker agar tidak menyebar atau bermetastase dengan mencegahnya untuk tumbuh.
- Sebagai adjuvant therapy atau terapi tambahan dari tindakan operasi atau penyinaran. Untuk tujuan ini kemoterapi dapat dilakukan sebelum tindakan dengan tujuan mengecilkan ukuran kanker agar lebih mudah ditangani. Atau dapat juga dilakukan setelah tindakan untuk menghancurkan sel-sel kanker yang masih tersisa, agar operasi dan penyinaran menjadi lebih efektif.
- Sudah tentu tujuannya adalah menyembuhkan kanker. Kanker dikatakan sembuh bila sudah tidak terdeteksi lagi secara medis dan kanker tidak tumbuh lagi.
Cara Kerja Chemotherapy
Kemoterapi bekerja dengan cara memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel kanker yang memiliki karakteristik membelah atau tumbuh dengan cepat. Sayangnya semua sel tubuh yang juga memiliki karakteristik membelah cepat juga terkena imbasnya dan ikut rusak. Sel-sel tubuh yang dimaksud adalah sel mukosa pencernaan dari mulai mulut sampai usus, sel kulit dan sel rambut, sel-sel darah (termasuk sel pertahanan tubuh), serta sel-sel organ reproduksi. Semakin selektif sebuah obat kemoterapi untuk hanya mentarget sel-sel kanker dan tidak mengganggu sel-sel sehat, adalah kriteria untuk sebuah efektivitas dari obat kemoterapi.
Saat ini ada lebih dari 100 jenis obat kemoterapi yang berbeda, yang pemberiannya akan disesuaikan dengan tipe kanker dan kondisi umum kesehatan penderita. Bahkan dosis serta frekuensi pemberian obat yang juga akan berbeda sesuai dengan jenis obatnya, rencana terapi, stadium dari kanker, target dari pemberian kemoterapi, dan tergantung juga dengan respon tubuh terhadap terapi tersebut. Kemoterapi biasa diberikan dalam bentuk siklus 4-mingguan, misalnya 1 minggu pemberian, kemudian 3 minggu istirahat. Waktu istirahat diberikan agar tubuh memiliki waktu untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang ikut rusak selama minggu pemberian kemoterapi. Harga obat kemoterapi juga tergantung dari jenis, dosis, dan rencana terapi dokter.
Cara Pemberian Obat Chemotherapy
Kemoterapi dapat dilakukan di rumah sakit, di klinik, bahkan di rumah penderita, dengan cara sbb.:
- Disuntikkan intra-muscular atau ke dalam otot yang biasanya pada otot lengan atas, paha, atau panggul.
- Disuntikkan sub-cutan atau di bawah kulit yang biasanya pada lengan, tungkai, atau perut.
- Disuntikkan intra-arterial atau ke dalam pembuluh darah arteri pada lokasi arteri terdekat yang menyuplai darah ke sel kanker.
- Disuntikkan intra-peritoneal atau ke dalam rongga perut.
- Dimasukkan ke dalam intra-venous atau ke dalam pembuluh darah vena, Biasanya menggunakan infusan sama seperti pemberian infus pada umumnya atau menggunakan infuse pump.
- Diminum, seperti meminum obat biasa.
- Dioles pada kulit. Biasanya berbentuk krim untuk kanker yang terdapat pada kulit.
Penanganan kanker masih merupakan cabang ilmu kedokteran yang terus berkembang, sehingga banyak sekali uji klinik obat baru untuk kemoterapi atau yang disebut dengan cancer treatment clinical trial atau cancer treatment studies atau cancer research study. Cara baru ini bisa menggunakan obat yang benar-benar baru, atau mencoba kombinasi dan cara baru dalam pemberiannya. Tujuannya sudah pasti agar kemoterapi menjadi lebih berhasil. Bila pada rumah sakit atau klinik tempat menjalani kemoterapi tersebut kebetulan sedang diadakan cancer treatment study ini, maka pasien bisa saja ditawarkan untuk ikut serta.
- Manfaat mengikuti cancer treatment study. Menjadi bagian dalam sesuatu kemajuan sudah pasti bermanfaat untuk orang lain, terutama yang juga menderita jenis kanker yang serupa. Semoga saja cara baru ini lebih baik dan dapat menyembuhkan kanker yang sedang diderita.
- Resiko mengikuti cancer treatment study. Cara baru tidak selalu lebih baik, dan belum tentu juga cocok untuk kondisi kanker yang tengah diderita, walaupun selalu ada garansi bahwa uji klinis tidak akan diberikan bila hasilnya akan lebih buruk dari standar yang ada.
- Biaya mengikuti cancer treatment study. Asuransi kesehatan bisa saja tidak mau meng-cover biaya kemoterapi untuk suatu uji klinis, sehingga seluruh biaya biasanya ditanggung oleh lembaga yang sedang meneliti.
Efek Samping Chemotherapy
Kemoterapi memberikan efek yang berbeda-beda pada setiap orang yang menjalaninya. Hal-hal yang dirasakan penderita tergantung pada kesehatannya sebelum memulai kemoterapi, tipe dan stadium kanker, serta jenis, dosis dan cara pemberiannya. Dokter tidak akan dapat memastikan efek yang mungkin terjadi, sampai kemoterapi itu dijalani. Dokter hanya dapat menjelaskan sesuai dengan laporan dari penelitian dan statistik yang ada. Dokter secara regular akan melakukan tes darah dan foto Rontgen untuk memantau penderita. Keluhan yang paling umum dilaporkan adalah lemas, merasa sangat letih, hilang nafsu makan, mual, muntah, diare, sariawan banyak, inkontinensia urin, dan rasa sakit-sakit pada tubuh. Juga keluhan umum di mana terjadi perubahan pada rambut yang rontok sampai botak, kulit yang mengering serta menghitam, menurunnya fungsi kognitif, menurun gairah seks, gangguan ereksi, sampai menurunnya jumlah sel-sel darah di dalam tubuh sehingga mudah terjadi biru-lebam dan mudah terkena infeksi. Tapi bila terjadi demam terutama selama sesi kemoterapi, maka dokter harus segera memberikan perhatian khusus karena bisa jadi efek dari rendahnya leukosit.
Ada penderita yang langsung merasakan efek samping sesaat setelah selesai satu sesi kemoterapi, tapi ada juga yang hanya merasakan efeknya setelah beberapa sesi. Keluhan-keluhan ini bisa bertahan selama menjalani siklus kemoterapi, tapi pada beberapa pendertia keluhan dirasakan berkurang walau pun sesi kemoterapi masih dijalani. Sebagian besar dari keluhan, sebenarnya akan hilang ketika seluruh siklus kemoterapi selesai dijalani. Beberapa keluhan bisa bertahan dan baru hilang dalam hitungan bulan sampai tahun, serta juga ada yang tidak hilang sama sekali, bahkan ada beberapa tipe obat kemoterapi yang dapat mencetus kanker baru seperti leukemia beberapa tahun setelahnya. Efek samping yang menetap itu seperti berkurangnya pendengaran (hearing loss) terjadinya kerusakan otot jantung, paru-paru, syaraf, ginjal, dan organ reproduksi. Bila terjadi kerusakan ovarium pada wanita, yang bersangkutan bisa mengalami gejala menopause sampai benar terjadi menopause. Dan bila terjadi kerusakan testis pada pria, yang bersangkutan bisa menjadi mandul. Bila terjadi kehamilan ketika kemoterapi di jalankan, obat kemoterapi tersebut bisa mencetus kecacatan pada janin.
Mengatasi Efek Samping Chemotherapy
Sebagian besar efek dari kemoterapi tidak dapat dihindari dan dicegah 100%. Cara terbaik adalah merubah mindset dan berfikir positif sehingga tubuh juga berusaha untuk mengatasi efek samping yang ada. Mual bisa dikurangi dengan merubah pola makan menjadi porsi kecil tapi sering. Namun, dokter tetap memiliki cara mencegah atau mengatasi efek samping dari kemoterapi. Seperti memberikan analgetik untuk mengatasi rasa nyeri, dan mencegah untuk terjadinya mual dengan memberikan obat anti mual. Terkadang dokter juga meresepkan medical marijuana untuk mengatasi mual bila seluruh anti mual yang ada tidak bisa menghilangkan keluhan mual pada pasiennya. Sementara untuk mengantisipasi kemandulan pada pria, banyak penderita yang masih ingin memiliki anak menyimpan spermanya di bank sperma sebelum dimulai kemoterapi.
Menjalani Hidup dengan Chemotherapy
- Sesi kemoterapi. Jangan datang sendiri ke tempat terapi karena efek samping yang timbul dapat membuat penderita sangat lemah. Harus selalu ada yang mengantar dan menemani. Catat nomor telepon klinik atau dokter, agar bila terjadi sesuatu dapat langsung menghubungi.
- Buat daftar pertanyaan untuk dokter. Jangan sia-siakan waktu ketika bertemu dokter, buatlah daftar pertanyaan yang ingin didiskusikan agar tidak ada yang terlewat. Tanyakan semua, jangan takut dikatakan bodoh karena bertanya. Menjalani kemoterapi merupakan perjuangan hidup yang harus dijalani secara sungguh-sungguh.
- Mengatasi perasaan sedih. Wajar bila pasien kemoterapi merasa sedih, takut, marah, frustrasi, tidak berdaya, kesepian, dan bahkan depresi. Cobalah untuk selalu rileks, sebisa mungkin melakukan olah raga ringan, cari teman curhat, bergabung ke dalam support group, serta yang tak kalah penting mendekatkan diri kepada Tuhan. Cara-cara tersebut dapat mengatasi rasa sedih menjalani kemoterapi.
- Mengkonsumsi suplemen dan obat. Setiap obat yang dikonsumsi tidak terlepas sebuah suplemen harus dikonsultasikan dengan dokter, karena dapat bereaksi dengan obat kemoterapi.
- Bekerja dan berkarir. Banyak penderita kanker yang masih bisa beraktivitas dan bekerja selama menjalani kemoterapi. Tapi penting sekali bagi penderita untuk selalu mengetahui batas kemampuan tubuhnya agar tidak malah terjadi kondisi yang tidak diinginkan.
Daftar Pertanyaan untuk Menjalani Chemotherapy
- Mengenai kankernya; tipe kanker dan stadium dari kanker
- Sebelum mulai kemoterapi; seberapa penting untuk dijalani, apa tujuan yang akan dicapai, apa keuntungan dan resikonya, adakah cara lain selain kemoterapi.
- Mengenai obat baru; adakah obat baru yang sedang diujikan untuk jenis kanker yang diderita, apakah bisa untuk berpartisipasi, serta untung/ruginya.
- Mengenai sesi kemoterapi; berapa siklus yang akan dijalani, berapa lama durasi setiap sesinya.
- Mengenai jenis obat kemoterapi; Jenis kemoterapi apa yang akan diberikan, bagaimana metoda pemberiannya,
- Mengenai efek samping; apa saja efek samping yang bisa langsung terjadi, dan efek samping yang muncul kemudian, apa saja yang harus dilakukan mengatasi efek samping tersebut, berapa lama efek samping itu bertahan, dan apakah bisa hilang sempurna nantinya.