Anak berkebutuhan khusus atau disingkat ABK, biasa dikenal dalam bahasa inggris sebagai children with special needs. Mereka memiliki kebutuhan khusus karena memiliki masalah kesehatan, masalah emosi, atau gangguan dalam belajar; yang membuat mereka membutuhkan obat-obatan khusus, terapi khusus, peralatan khusus, atau perhatian dan cara khusus dalam pendidikannya. Tidak semua ABK bisa mudah untuk diidentifikasi, karena banyak ABK memiliki tampilan fisik yang normal sementara masalahnya terletak pada emosi dan perkembangan mereka. ABK bukan berarti mereka tidak pintar, tidak berbakat, atau tidak mampu. Tapi mereka membutuhkan tantangan spesifik dibandingkan anak normal dalam tumbuh kembang serta dalam pendidikannya.
Fakta Tentang ABK
- 0.14% bayi di seluruh dunia lahir dengan down syndrome, dan 0.31% dengan cerebral palsy.
- 2% anak di seluruh dunia terdiagnosis autisme, sementara 7% terdiagnosis ADHD.
- 8% anak di seluruh dunia memiliki kesulitan belajar, dan 14% mengalami keterbatasan/cacat pertumbuhan.
- 19% dari seluruh anak sekolah berusia di bawah 18 tahun di AS adalah anak berkebutuhan khusus.
- 25% anak berusia 13-18% di AS teridentifikasi mengalami gangguan kecemasan.
- Terjadi peningkatan kasus autisme (289.5%) di AS antara tahun 1997-2008, di mana kasus pada anak laki-laki lebih tinggi dari anak perempuan.
- Di AS, ada sebanyak 20% anak yang menderita alergi atau asma, 1 dari 1000 anak dengan juvenile arthritis, 1 dari 35rb anak dengan muscular dystrophy, dan 1 dari 750 anak dengan multiple sclerosis.
Sebenarnya meletihkan dan sulit menjalani kehidupan sebagai seorang ABK. Ada yang memiliki masalah pada fisik dan kesehatannya, ada yang memiliki masalah dengan emosinya, serta ada yang mengalami kesulitan dalam belajar dan bersosialisasi. Mereka membutuhkan bantuan dari semua pihak. Tidak saja orang tua dan guru, tapi juga dari lingkungan dan teman-temannya. Karena tidak jarang seorang ABK harus menghadapi kondisi di-bully oleh teman-temannya. Berikut pengingat agar seorang ABK juga mendapatkan tempat dalam kehidupannya:
- Orang tua harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus dalam membesarkan dan menjaga anaknya yang berkebutuhan khusus.
- Anak dengan kecacatan harus dipersiapkan keterlanjutan pendidikannya, kemudian kelak mampu untuk mencari nafkah dan menjalani kehidupan yang mandiri.
- Bila kekuatan dan ketahanan fisik serta staminanya tidak dapat mengikuti aktivitas sekolah normal, maka ia dimasukkan ke sekolah khusus yang memiliki fasilitas dan prasarana khusus.
- Sekolah dan lingkungan sekolah jangan sampai mendeskriminasi ABK.
- Di rumah dan lingkungan tempat tinggal ABK juga memiliki akses alat bantu sesuai dengan kondisinya.
- ABK memiliki pengasuh (care taker), tenaga medis dan dokter yang tepat untuk kondisinya.
- ABK memiliki asuransi khusus sesuai dengan kondisinya.
Pembagian ABK
- Masalah fisik; seperti chronic asthma (asma kronis), juvenile arthritis, muscular dystrophy, multiple sclerosis, epilepsy, dll.
- Masalah gangguan sensoris; gangguan penglihatan sampai buta dan gangguan pendengaran sampai tuli.
- Masalah pertumbuhan; seperti autism, dyslexia, down syndrome, processing disorder, dll.
- Masalah tingkah laku atau emosi; seperti ADD, bipolarism, oppositional defiance disorder, dll.
Menangani ABK dengan Masalah Fisik
- Alergi dan asma;
- jelaskan kepada anak tentang alerginya,
- informasikan kepada sekolah,
- siapkan obat-obatan darurat di dekatnya,
- dan siapkan skenario untuk membawanya ke UGD bila terjadi sesuatu.
- Juvenile arthritis;
- informasikan kepada sekolah,
- pastikan sekolahnya memiliki ruangan ergonomik baginya untuk bergerak dan beraktivitas.
- Muscular dystrophy;
- informasikan kepada sekolah,
- terutama guru agar tidak menganggapnya sebagai gangguan mental,
- sesuaikan instrumen pendidikan serta mainan sesuai dengan kondisinya.
Menangani ABK dengan Gangguan Sensoris
- Gangguan penglihatan sampai kebutaan;
- sedini mungkin ditangani oleh dokter untuk mencegah kebutaan,
- persiapkan alat bantu penglihatannya,
- bila buta total sesuaikan pendidikannya dengan kondisinya.
- Gangguan pendengaran sampai ketulian;
- sedini mungkin ditangani oleh dokter untuk mencegah ketulian,
- persiapkan alat bantu pendengarannya,
- bila tuli total sesuaikan pendidikannya dengan kondisinya.
ABK dengan masalah pertumbuhan dapat belajar seperti anak lainnya. Mereka hanya membutuhkan metoda khusus agar lebih mudah berkonsterasi dan tidak mengganggu teman-temannya.
- Autisme;
- tidak menyahut bila dipanggil namanya sampai usia 12 bulan,
- lambat perkembangan bicara dan bahasanya, menghindari kontak mata,
- cepat kesal dengan perubahan-perubahan kecil di sekitarnya.
- Dyslexia;
- terlihat pintar tetapi kesulitan untuk membaca dibanding anak seusianya,
- secara lisan anak cerdas tetapi kesulitan dalam menulis,
- sering larut dalam khayalan-khayalannya (day dreaming).
Hal-Hal yang Harus Diketahui Orang Tua dengan ABK
1. Anda tidak sendiri
Banyak orang tua yang memiliki tantangan yang sama dengan yang Anda alami. Bergabunglah dalam komunitas orang tua lain yang juga memiliki ABK. Selain akan mengurangi beban, juga akan banyak informasi dan tips berguna bagi Anda dan terutama bagi anak Anda.
2. Anda adalah Pahlawan bagi anak Anda
Mungkin bukan sebagai seorang Superman, tapi seorang yang bisa membesarkan ABK adalah seorang pahlawan terutama bagi anak Anda. Menjadi orang tua adalah tugas berat, apa lagi menjadi orang tua bagi ABK. Anda senantiasa melakukan hal-hal yang tidak terfikirkan oleh orang tua yang tidak memiliki ABK.
3. Anda tidak sempurna, tapi tidak masalah
Tidak ada orang tua yang sempurna. Jangan merasa bersalah bila Anda memutuskan sesuatu yang kurang tepat untuk ABK yang Anda miliki. Belajarlah memaafkan diri Anda, dan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, carilah pengetahuan sebanyak-banyaknya mengenai kondisi anak Anda.
4. Membuat keputusan sulit
Sering Anda harus membuat keputusan yang sulit dan menyedihkan yang berhubungan dengan anak Anda. Kuatkan diri Anda, konsultasikan keputusan Anda kepada dokter atau orang yang ahli, dan jangan sesali keputusan Anda. Yakinlah itu adalah hal terbaik untuknya.
5. Sediakan waktu khusus untuknya
Tidak peduli betapa sibuknya kehidupan sosial dan karir Anda, memiliki waktu untuk anak Anda merupakan suatu yang harus dijadwalkan juga. Sempatkan untuk bercanda, bermain, bercerita, dan melakukan hal-hal bersamanya.
6. Waktu terapi, adalah waktunya bermain
Anggaplah selalu waktu terapi anak Anda adalah waktunya bermain. Tidak hanya Anda, anak Anda pun akan merasakan bila Anda tidak menikmati sesi-sesi terapi untuk dirinya. Ia akan menjalani sesi terapi dengan senang hati, karena yang ada difikirannya adalah pergi bermain dengan Anda.
7. Sebaliknya, waktu bermain adalah terapi
Berikan ia dorongan untuk bermain dan mengikuti berbagai macam ekstra kurikuler. Sambil bermain, sesungguhnya ia juga sedang menjalani terapi untuk kondisinya.
8. Menjadi orang tua ABK seperti lari marathon
Seperti mengikuti marathon, Anda tidak perlu menang, yang penting Anda sampai ke finish. Luangkanlah waktu untuk diri Anda sendiri. Milikilah kehidupan normal yang berkarir, bersosialisasi dan memiliki kehidupan percintaan yang normal, serta mempunyai hobi dan melakukan hal yang menyenangkan. Bila Anda terlalu letih dan stres, juga tidak akan baik akibatnya bagi anak Anda.
9. Rayakan keberhasilan
Tidak peduli betapa kecilnya, bila itu merupakan suatu keberhasilan yang dicapai oleh anak Anda, rayakanlah! Rayakan bersama orang-orang terdekat Anda dan dengan anak Anda.
10. Jangan membandingkan
Jangan membandingkan anak Anda dengan anak lain, apa lagi dengan anak yang tidak berkebutuhan khusus. Jangan terpengaruh dengan cerita-cerita atau bacaan yang ditulis oleh mereka yang tidak memiliki ABK. Anak Anda bukan anak mereka, mereka tidak sama.
Penutup
Jangankan seorang anak berkebutuhan khusus, sesungguhnya setiap anak itu unik dan memiliki kelebihannya masing-masing. Tidak ada yang sia-sia dari ciptaan Yang Maha Kuasa. Terkadang kita hanya tidak tahu rahasia besar dibalik semua kejadian yang dialami dalam kehidupan. Memiliki anak berkebutuhan khusus sudah tentu menjadi tugas yang berat, tapi Percayalah Anda hanya diberikan tugas tersebut karena Dia yakin Anda dapat menjalaninya. Anak adalah merupakan titipan-Nya, amanahlah dalam menjaga titipan itu. Lakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan, maka hasil akhirnya merupakan hal yang juga sudah menjadi ketetapan-Nya.
IKM 2017-02