Ada dua jenis penyakit ginjal berupa sindroma atau kumpulan gejala yang mirip satu sama lainnya, namun berbeda di satu dan lain hal. Keduanya dapat mencetus kondisi yang serius, dan bila tidak segera mendapat pertolongan medis dapat membuat penderitanya gagal ginjal sampai meninggal dunia. Kedua sindroma penyakit ginjal tersebut dikenal dengan sindroma nefrotik (nephrotic syndrome) dan sindroma nefritik (nephritic syndrome). Perbedaan mendasar antara keduanya adalah pada sindroma nefrotik terjadi kehilangan protein dalam jumlah besar, sementara pada sindroma nefritik terjadi kehilangan darah; keduanya melalui saluran kemih atau urin.
Fakta Tentang Sindroma Nefrotik dan Nefritik
- Kedua sindroma ini terjadi akibat beberapa proses dan kejadian penyakit dan dapat terjadi pada anak-anak dan juga pada dewasa.
- Tapi sindroma nefritik lebih sering terjadi pada anak usia 2-12 tahun, dan lebih sering terjadi pada pria.
- Sindroma nefritik bersifat lebih akut dari pada sindroma nefrotik karena seringnya disebabkan oleh respon sistem imun yang dicetus oleh infeksi atau penyakit lain.
- Sindroma nefrotik terjadi pada 3 per 100 ribu dewasa setiap tahun, tapi ada posisi 9 pada penyebab kematian karena penyakit di dunia. Sementara sindroma nefrotik terjadi pada 2-16.9 per 100.000 anak setiap tahun, di mana pada dewasa kencing manis merupakan penyebab sekunder tersering.
Sindroma Nefrotik
Kejadian sindroma nefrotik dapat merupakan penyakit primer atau pun sekunder terhadap kondisi atau penyakit lainnya. Semua penyakit yang merusak lapisan dasar dari glomerulus (glomerular basement membrane) dapat mencetus sindroma nefrotik. Glomerulus adalah unit saringan di dalam ginjal kita.
- Minimal Change Disease (MCD); yang merupakan penyebab utama sindroma nefrotik pada anak-anak. Dibandingkan dengan masalah ginjal lainnya, MCD termasuk yang mudah untuk ditangani. Tapi bila tidak ditangani dapat mencetus kejadian gagal ginjal.
- Focal segmental glomerulosclerosis (FSGS); yang merupakan penyakit ginjal yang sering terjadi terutama di AS. Juga merupakan penyebab sindroma nefrotik pada anak-anak dan remaja.
- Membranous nephropathy; yang merupakan penyebab biasa sindroma nefrotik pada dewasa. Terjadi karena penebalan lapisan di dalam glomerulus. Kejadian ini sering dikaitkan dengan hepatitis B, malaria, SLE, dan keganasan.
- IgA nephropathy; yang dikenal juga dengan Berger disease dan merupakan penyebab biasa penyakit glomerulus di dunia.
- Glomerulonephritis; seperti namanya, terjadi peradangan pada glomerulus dan dapat mencetus sindroma nefrotik dengan sangat mudah.
- Penyebab lainnya; seperti diabetic nephropathy (kerusakan ginjal akibat kencing manis) dan Amyloidosis.
Sindroma Nefritik
Kejadian sindroma nefritik terjadi akibat adanya peradangan pada glomerulus sampai dengan terjadinya kerusakan sehingga darah dan protein lolos sehingga terdapat di dalam urin. Awal kerusakan biasa dicetus oleh immune-mediated injury atau disebabkan oleh reaksi sistem imunitas tubuh; di mana tubuh mentarget dan merusak komponen pada glomerulus. Dapat juga terjadi akibat immune complexes yang terjadi pada tubuh lainnya terperangkap pada saringan glomerulus sehingga mencetus reaksi peradangan di glomerulus.
Penyebab sering pada anak dan remaja:
- Post-streptococcal glomerulonephritis; infeksi pada glomerulus oleh bakteri streptococcus, yang terjadi 2-4 minggu setelah infeksi saluran nafas bagian atas seperti radang tenggorokan dan congek (OMA). Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang.
- Immune complex depositions disease yang terjadi setelah SLE, IgA nephropathy dan Henoch-Schönlein purpura, suatu vasculitis sistemik di mana terjadi deposisi IgA pada kulit dan ginjal.
- Hemolytic uremic syndrome; yang sering terjadi pada anak setelah infeksi pencernaan akibat E. coli 0157.
Penyebab sering pada dewasa:
- Setelah kejadian infeksi virus; mononucleosis, campak (measles), gondongan (mumps), malaria, hepatitis B atau hepatitis C dan schistosomiasis.
- Rapidly progressive (crescentic) glomerulonephritis; yang terjadi akibat vasculitis seperti Wegener’s granulomatosis dan Microscopic polyangiitis, serta SLE.
- Abdominal abscesses (abses di dalam rongga perut).
- Goodpasture’s syndrome (Anti-GBM disease).
- Membranoproliferative glomerulonephritis I dan II; yang terjadi setelah SLE, scleroderma, dan Sjogren’s syndrome.
- Infective endocarditis.
Sindroma Nefrotik
- Urine terlihat keruh dan berbuih. Buih ini tidak mudah hilang dan cendrung menetap.
- Terjadi oedema atau bengkak pada tubuh, terutama pada mata, tungkai, dan kaki. Gejala ini merupakan penyebab utama pasien datang ke dokter. Oedema ini terjadi akibat albumin yang bertugas mengontrol cairan pada sel terbuang di urin, mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan osmotik pada plasma, sehingga terjadilah retensi cairan di tubuh.
- Pembesaran liver.
- Pembesaran pembuluh darah di leher.
Sindroma Nefritik
- Urine berwarna coklat seperti teh, sampai berwarna merah karena;
- Terdapat darah di dalam urin.
- Jumlah urin sedikit.
- Oedema atau bengkak terutama di sekitar mata, tungkai dan kaki.
- Terjadi tekanan darah tinggi.
- Mual, muntah, sakit kepala, lemas, tidak bersemangat, dan bingung akibat tingginya ureum dalam darah (uraemia).
- Pandangan kabur akibat pecahnya pembuluh darah retina.
- Sesak, serta batuk berdahak merah muda akibat akumulasi cairan di paru-paru.
Pemeriksaan Lab Sindroma Nefrotik dan Nefritik
Urinalysis, elektrolit darah, BUN (blood urea nitrogen), kreatinin darah, ANA test, antiglomerular basement membrane antibody, Antineutrophil cytoplasmic antibody (ANCA) untuk vasculitis, serum complement C3 & C4, kultur darah, kultur tenggorokan, sampai biopsi ginjal.
Perbedaan Pada Hasil Lab
Sindroma Nefrotik
- Urine terlihat keruh dan berbuih
- Proteinuria (terdapat protein pada urin) >3.5g dlm 24 jam
- Hypoalbuminaemia (turun kadar albumin dalam darah) <25 g/L, akibat terbuang banyak di urine
- Rasio kreatinin (creatinine ratio) meningkat (300-350 mg/mmol).
- Hyperlipidemia (kadar lemak darah yang tinggi; kolesterol >386 mg/dL). Ini terjadi karena liver mengkompensasi kejadian hypoalbuminaemia; ketika liver memproduksi albumin, kolesterol pun akan banyak diproduksi.
Sindroma Nefritik
- Urine terlihat berwarna coklat hingga merah.
- Hematuri (terdapat darah dalam urin) baik yang kasat mata mau pun secara mikroskopis; menandakan telah terjadinya kerusakan dari glomerulus.
- Terdapat protein pada urin tapi tidak setinggi sindroma nefritik.
- Glomerular filtration rate (kecepatan saringan glomerulus) menurun karena terjadi retensi garam dan cairan. Hal ini mencetus azotemia dan oliguria.
- Azotemia (meningkatnya waste product/nitrogen dalam darah.
- Oliguria (jumlah urin menurun) <300 ml per hari.
Penanganan Sindroma Nefrotik dan Nefritik
Penanganan sindroma nefrotik dan nefritik harus terpantau terus oleh dokter karena akan dapat terjadi relapse atau kejadian ulang, bila pencetusnya kembali terjadi. Relapse biasanya lebih buruk dari kejadian sebelumnya. Jadi yang terpenting dari penanganan adalah mencari dan mengobati penyebabnya.
Dilakukan Sendiri
Tidak banyak yang dapat dilakukan sendiri dalam penanganannya selain menjalani dan menuruti saran dokter serta berusaha hidup sehat. Sebaiknya penderita bedrest, diet rendah cairan, rendah garam (natrium), dan rendah kalium (potassium).
Dilakukan Dokter
- Dokter memberikan hormon dan obat sitotoksik untuk mengatasi kebocoran protein di ginjal.
- Dokter juga akan memberikan obat immunosuppressant untuk mengatasi peradangan di ginjal.
- Sudah pasti dokter akan berusaha mencari penyebab dan mengatasi serta mencegahnya untuk berulang.
- Dapat diberikan immunotherapy bila penyebab merupakan penyakit autoimmune disease. Immunotherapy juga dapat meningkatkan suplai darah ke sel-sel ginjal untuk mempercepat perbaikan sel-selnya.
- Bila perlu dilakukan cuci darah (dialysis).
Prognosis Sindroma Nefrotik dan Nefritik
Karena kondisi medis kedua sindroma ini sangat bergantung pada kondisi patologis atau penyakit lainnya yang bisa berbagai macam, maka prognosisnya juga tergantung sepenuhnya pada kondisi atau penyakit penyebabnya tersebut. Bila kondisi membaik, maka gejala dari nefrotis atau nefritis pun akan membaik yang dapat hilang dalam 1-2 minggu. Sementara hasil lab urin bisa kembali normal dalam beberapa bulan. Kejadian pada anak biasanya dapat sembuh lebih baik, dan hanya sedikit yang menderita komplikasi. Tetapi pada dewasa penyembuhan terjadi lebih lambat, dan bila berulang biasanya terjadi gagal ginjal terminal yang membutuhkan dialysis (cuci darah) sumur hidup atau transplantasi ginjal.
Pencegahan Sindroma Nefrotik dan Nefritik
Yang dicegah adalah penyakit atau kondisi-kondisi medis penyebabnya seperti yang diuraikan di atas, untuk hal-hal yang dapat dicegah. Bila terjadi karena kondisi medis yang tidak dapat dicegah, maka tidak ada yang dapat dilakukan. Tapi secara umum menjalani hidup yang sehat, dan bergaya hidup ginjal sehat merupakan tindakan yang bijak mencegah segala bentuk penyakit ginjal. Gaya hidup yang sehat mencakup; makan yang teratur, menjauhi rokok dan asap rokok orang lain, olah raga yang rutin dan terukur, istirahat yang cukup, stres yang terkontrol, dan hati yang senantiasa bahagia.
IKM 2017-03