Berpuasa pada hakekatnya adalah menjalankan ibadah. Dengan keimanan kita, kita meyakini bahwa di balik setiap perintah ibadah tersebut ada hikmah dan manfaat untuk diri dari orang yang menjalaninya. Sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad SAW: “Berpuasalah kamu maka kamu akan sehat”. Dari ilmu kesehatan berpuasa sangat bermanfaat bagi tubuh orang yang menjalaninya. Namun untuk mendapatkan seluruh hikmah dan manfaat dari berpuasa; dan jangan malah jatuh sakit karena berpuasa; kita harus memiliki pengetahuannya untuk senantiasa sehat dan bugar di bulan puasa.
Manfaat Puasa bagi Kesehatan
1. Bagi Kesehatan Jiwa
Saat marah hormon adrenalin dan cortisol (dua hormon stres) akan dapat meningkat sampai 20 kali lipat. Saat puasa, karena perasaan tidak dipenuhi rasa marah, hormon-hormon ini akan rendah dan jiwa akan merasa tenang. Penelitian di Moscow menunjukkan penderita schizophrenia yang dianjurkan berpuasa mengalami kemajuan lebih baik dibandingkan dengan yang tidak puasa.
Seperti yang dijelaskan di atas, saat puasa terjadi penurunan adrenalin. Selain itu juga terjadi penurunan LDL (lemak jahat), peningkatan HDL (lemak baik), peningkatan apoprotein Alfa-1, penurunan cortisol, peningkatan melatonin (hormon perbaikan sel), dll. Semua kondisi ini sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah manusia.
3. Bagi Perbaikan Sel-Sel Dalam Tubuh
Biasanya saat bulan Ramadhan, makan kita lebih teratur dan lebih bergizi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Keadaan ini membuat suplai asam lemak dan asam amino akan tercukupi sehingga pembentukan tunas-tunas protein untuk membangun sel baru menjadi lebih sempurna.
4. Bagi Sistem Pencernaan
Dengan teratur tidak menggunakan pencernaan selama kurang lebih 14 jam sehari selama 29 atau 30 hari, maka tubuh memiliki kesempatan untuk secara teratur juga mengistirahatkan pencernaan sehingga terciptalah kondisi bagi tubuh untuk memperbaiki kerja sistem pencernaan dan membersihkan tubuh dari sisa-sisa pencernaan yang mengandung toksin bagi tubuh. Kadar asam lambung saat puasa lebih rendah dari orang yang kelaparan dan bagi penderita penyakit maag, kondisi ini sangat baik.
5. Bagi Sistem Saluran Kemih
Kondisi tidak minum selama kurang lebih 14 jam, kemudian menggantikannya secara cukup saat berbuka ternyata berefek baik untuk ginjal. Kondisi ini dapat meningkatkan kekuatan osmosis dalam ginjal, meminimalkan volume air dalam darah, yang berakibat memacu kinerja pengatur keseimbangan cairan dan tubuh dan bertambahnya produksi prostaglandin yang akhirnya memperbaiki fungsi kerja sel darah merah.
6. Bagi Sistem Pertahanan Tubuh
Karena tubuh dilaparkan selama kurang lebih 14 jam, kondisi ini dapat memicu terjadinya peningkatan fungsi sistem pertahanan tubuh. Diteliti orang yang rutin berpuasa, lebih kuat pertahanan tubuhya dan lebih sulit terkena infeksi.
7. Bagi Sistem Saraf dan Otak
Kondisi lapar adalah kondisi yang dianggap tubuh sebagai kondisi darurat. Kondisi lapar saat berpuasa ini akan mencetus terjadinya peningkatan aktifitas motor korteks di otak yang dapat meningkatkan kreatifitas otak. Penelitian di Chicago menunjukkan, mahasiswa yang berpuasa memiliki konsentrasi lebih tinggi dan mendapatkan nilai lebih baik.
8. Bagi Kesuburan
Penelitian menunjukkan dengan berpuasa terjadi peningkatan produksi hormon-hormon kesuburan baik pada laki-laki mau pun pada wanita. Sehingga memperbaiki produksi sperma pada pria dan pematangan sel telur pada wanita. Pada hari awal-awal puasa terjadi penurunan hormon-hormon ini, tapi kemudian meningkat lebih tinggi saat akhir Ramadhan dibandingkan dengan sebelumnya.
9. Bagi Proses Penuaan
Penelitian anti-aging medicine di AS, menunjukkan bahwa diet teratur saat bulan puasa secara signifikan melindungi otak dari penyakit degeneratif seperti demensia atau pikun dan Alzheimer.
10. Bagi Penderita Penyakit Metabolisme
Penderita penyakit metabolisme seperti penyakit kencing manis atau diabetes mellitus (DM), hipertensi, kadar lemak tinggi, dan obesitas; mendapatkan manfaat yang tinggi saat puasa karena puasa dapat menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol dan trigliserida.
11. Bagi Penderita Radang Sendi
Terjadi peningkatan sel netrofil pada orang yang berpuasa. Untuk penderita radang sendi kondisi ini merupakan suatu keuntungan karena dapat mempercepat terjadinya resolusi dan penyembuhan dari radang yang diderita oleh sendinya.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Pola makan dan minum terdiri dari jenis, jumlah atau porsi, dan jadwal. Khusus di bulan puasa jadwal makan dan minum sudah pasti antara waktu berbuka saat Maghrib sampai dengan Imsak sebelum waktu Subuh. Tapi walau pun demikian tidak bisa selama waktu tersebut kita senantiasa memasukkan makanan ke dalam tubuh kita dan tetap harus ada aturannya. Sementara jenis dan jumlah juga diatur sedemikian rupa agar asupannya senantiasa cukup sesuai kebutuhan. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan ketika membicarakan pola makan dan minum saat berpuasa seperti di bawah:
1. Aspek Niat
Secara medis, niat sebenarnya adalah usaha kita untuk memotivasi diri kita. Motivasi yang kuat untuk berpuasa menyebabkan fisik kita kuat untuk menghadapi sesuatu yang diakibatkan oleh puasa tersebut. Ditambah lagi dengan keyakinan bahwa di balik perintah itu terkandung manfaat yang luar biasa, maka badan kita akan “berlaku” seperti apa yang kita sugestikan, dengan izin Allah tentunya. Demikian juga halnya dengan meniatkan bahwa selama siang hari kita tidak akan makan dan minum. Maka Insya Allah tidak akan ada efek negatif selama kita berpuasa di siang hari. Justru penyakit banyak muncul akibat jenis, jumlah, dan jadwal yang salah di waktu malam hari.
2. Aspek Jumlah (Porsi) Makanan dan Minuman
Ketika puasa porsi makan dibagi menjadi 40% saat sahur, 50% saat berbuka, dan 10% saat malam hari setelah tarawih. Hindari secara terus menerus mengunyah makanan di malam hari, karena pencernaan juga harus diberi waktu untuk mencerna dengan tenang. Ini baru dari segi persentasenya saja. Jumlahnya akan sangat tergantung kepada individu masing-masing, sesuai dengan berat badan dan kondisi medis yang ada. Konsumsilah jumlah kalori sesuai dengan yang terbakar, agar berat badan dan Indeks Massa Tubuh (BMI) akan senantiasa stabil. Tidak berbeda dengan minum, juga harus dibagi menjadi porsi yang hampir sama; 40% saat sahur, 40% saat berbuka, dan 20% dicicil antara waktu buka dan sahur. Untuk orang dewasa 100%-nya sekitar 2,5 L, sementara untuk anak proporsional terhadap berat badannya dibanding orang dewasa.
3. Aspek Makan Sahur
Saat sahur sebaiknya diawali dengan makanan yang merangsang seseorang untuk makan lebih banyak, misalnya sup, baru makanan pokok. Makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung gula harus dihindari karena akan memacu tubuh meproduksi insulin untuk segera menetralkan kadar gula dalam darah. Akibatnya rasa lapar akan cepat timbul dan badan pun menjadi cepat lemas dan lesu. Kalau bisa mengkonsumsi minuman berelektrolit tinggi saat sahur tapi hindari makanan yang mangandung natrium tinggi seperti yang terlalu asin, terlalu gurih, dan kerupuk. Tubuh kita akan berusaha mengeluarkan natrium yang berlebih melalui air kencing dan keringat, sampai kadarnya sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya tubuh akan menjadi dehidrasi karena cairan pun ikut keluar dan berpuasa akan terasa lebih haus. Kemudian perbanyak makan yang mengandung protein tinggi karena protein akan diolah lebih lambat dibanding jenis makanan lain, sehingga bertahan lebih lama sebagai cadangan energy. Jangan lupa untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat. Karena selain untuk mempertahankan volume di perut lebih lama, serat tinggi baik untuk pencernaan dan tinggi kandungan mineralnya. Selain itu makanan tinggi serat saat sahur akan mengurangi bau mulut karena aktivitas mengunyah makanan yang berserat akan menyebabkan kegiatan otot-otot mulut untuk aktif dan merangsang keluarnya air ludah lebih banyak. Hal ini akan membilas gigi dan mulut. Tidak ketinggalan juga berbagai jenis buah-buahan untuk menjaga mikro nutrien yang cukup selama berpuasa. Dan terakhir, cobalah untuk selalu mengakhirkan makan sahur, kira-kira selesai menjelang sebelum imsak. Selain sesuai dengan sunnah Rasul, ternyata memang lebih sehat agar lama berpuasa tidak lebih dari sekitar 14 jam.
4. Aspek Berbuka Puasa
Saat berbuka, sebaiknya kita mengawali makan dan minum dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula; namun yang ber-indeks glukosa rendah. Ini dimaksudkan agar kadar gula naik tidak terlalu tinggi sehingga badan kita kembali segar; tapi tidak memancing insulin diproduksi terlalu banyak. Jadi manis di sini bukan dalam jumlah yang besar, dan jangan yang terlalu manis. Disunnahkan oleh Nabi dengan 3 butir kurma atau kalau tidak ada malah cukup dengan air putih saja. Bila terlalu banyak yang manis akibatnya nanti malah akan terasa lemas, padahal perut dalam keadaan kenyang; dikarenakan kadar gula turun drastis sebagai efek dari terjadinya rush insulin. Saat berbuka juga sebaiknya banyak minum air putih dan biasakan minuman saat makan adalah air putih. Saat tajil cobalah untuk menghindari minum es, karena es dapat menahan rasa lapar. Akibatnya, hidangan lain yang lebih bergizi dan lebih berenergi bisa tidak disantap, sehingga mengurangi asupan nutrisi dan kalori yang diperlukan. Kecepatan makan berbuka juga harus dijaga, jangan terlalu cepat serta tidak boleh terlalu kenyang. Kedua hal ini akan memicu insulin lebih banyak dan berlebih yang akan menimbulkan efek seperti yang dijelaskan di atas.
5. Aspek Rokok
Rokok juga termasuk yang harus digarisbawahi di sini, karena rokok di bulan puasa akan sangat banyak sekali efek negatifnya; melebihi efek negatif di luar bulan puasa. Kita tidak akan membahas mengenai 4000 zat dalam rokok di mana 50 di antaranya bersifat karsinogenik; tapi kita hanya membahas rokok di bulan puasa saja. Pertama rokok di saat sahur, hanya akan membuat rasa haus dan biasanya seorang perokok lebih mementingkan rokoknya dari pada makanan dan minuman. Sehingga seringnya makan dan minum seorang perokok saat sahur lebih sedikit dibandingkan orang yang tidak merokok. Kemudian rokok akan memperburuk kondisi kesehatan mulut dan menyebabkan berkurangnya air liur yang berfungsi membilas gigi dan mulut. Hal ini akan berujung pada adanya bau mulut di sepanjang hari dan gigi cepat rusak. Bagi seorang perokok berbuka puasa biasanya dijadikan ajang balas dendam. Malah ada yang tajil dengan rokok. Bisa dibayangkan ketika tubuh sedang membutuhkan energi dari makanan dan membutuhkan asupan cairan, malah asap dan racun rokok yang didapat. Tak berbeda dengan sahur, seorang perokok biasanya akan makan dan minum lebih sedikit saat berbuka. Biasanya mereka baru akan makan banyak setelah selesai Sholat Tarawih. Selain terlalu dekat waktunya dengan waktu tidur dan makan sahur, tubuhnya akan terlambat mendapatkan kalori yang dibutuhkan, seperti layaknya seperti orang yang berpuasa hampir 20 jam. Hal ini sangat tidak baik bagi kesehatan.
IKM 2017-06