Hearing loss adalah kondisi terjadinya penurunan pendengaran sampai dengan hilangnya pendengaran sama sekali. Kondisi medis yang satu ini bisa terjadi secara seketika, tapi sebagian besar terjadi secara gradual dengan perlahan-lahan. Tergantung dari penyebabnya masalah berkurang atau hilangnya pendengaran ini dapat berupa kasus ringan yang bersifat sementara atau berupa kasus berat yang bersifat permanen. Walaupun terkesan sepele, tapi penurunan pendengaran yang tidak atau terlambat terdiagnosis dapat mencetus depresi dan isolasi sosial bagi penderitanya.
Fakta Tentang Hearing Loss
- WHO tahun 2013 melaporkan hearing loss diderita oleh lebih dari 360 juta orang di dunia.
- Di AS, hearing loss diderita oleh 1 dari 3 orang berusia 60 tahun ke atas, 1 dari 6 dewasa usia 41-50 tahun, 1 dari 14 dewasa berusia 29-40 tahun, dan 1 dari 5 remaja. Totalnya mencapai 12% dari populasi orang di AS.
- Rata-rata, orang menunggu sampai 7 tahun sebelum mencari pertolongan dari hearing loss yang dideritanya.
- Sebagian besar kasus hearing loss dapat teratasi dengan alat bantu dengar, tapi baru 20% saja penderita hearing loss di dunia yang baru menggunakannya.
Untuk lebih memahami lebih jauh tentang hearing loss maka harus mengetahui dulu proses atau cara manusia mendengar adanya suara. Kita mendengar melalui 2 cara, yaitu cara hantaran atau konduksi udara, dan cara konduksi tulang di kepala.
1. Cara hantaran udara bisa dijelaskan sebagai berikut:
- Gelombang suara bergerak di udara masuk ke saluran telinga luar (dari daun telinga sd. gendang telinga). Udara yang bergetar akibat adanya gelombang suara ini kemudian menggetarkan gendang telinga (membran timpani/ tympanic membrane).
- 3 buah tulang pendengaran manusia yang dinamai malleus, incus dan stapes yang ada pada bagian tengah telinga kita ikut bergetar akibat bergetarnya gendang telinga.
- Gerakan ketiga tulang ini kemudian menyebabkan perbedaan tekanan pada cairan kental yang terdapat pada saluran kecil di dalam organ rumah siput (cochlea), yang kemudian menggerakkan rambut-rambut halus di sana.
2. Cara hantaran tulang terjadi ketika gelombang suara atau sumber getaran lainnya menyebabkan tulang di tengkorak kita bergetar. Getaran ini juga akan menyebabkan perbedaan tekanan juga pada cairan kental di dalam cochlea seperti cara pertama.
Pergerakan dari rambut-rambut halus di dalam rumah siput itulah yang dibaca oleh syaraf pendengaran kita (nervus auditorius). Frekuensi yang berbeda akan menggerakkan rambut yang berbeda. Sinyal syaraf ini kemudian diteruskan ke lobus pendengaran di otak kita untuk diproses dan disensasikan sebagai kehadiran suara dengan adanya perbedaan frekuensi oleh persepsi kita.
Jenis dan Penyebab Hearing Loss
Ada 2 jenis dasar dari hearing loss yaitu konduksi dan sensorineural.
1. Mixed hearing loss. Atau gangguan pendengaran karena gabungan dari dua penyebab seperti pada nomor 2 dan 3.
2. Hearing loss konduksi. Terjadi akibat masalah fisik atau terganggunya mekanisme hantaran gelombang suara. Hal ini dapat disebabkan oleh masalah atau kondisi sbb.:
- Sumbatan pada saluran telinga luar seperti kumpulan kotoran telinga (cerumen/earwax), benda asing, infeksi telinga luar (otitis externa), dan hematoma.
- Robek gendang telinga yang terjadi karena cedera tertusuk seperti oleh cotton bud, karena adanya infeksi otitis media atau congek, dan bisa juga karena suara keras seperti suara ledakan.
- Dislokasi salah satu atau lebih dari tiga tulang pendengaran yang biasanya terjadi akibat trauma atau cedera kepala.
3. Hearing loss sensorineural. Terjadi akibat kerusakan rambut-rambut halus di dalam cochlea atau kerusakan syaraf. Hal ini dapat disebabkan oleh masalah/kondisi sbb.:
- Acoustic trauma, yaitu paparan lama dari suara keras yang dapat terjadi secara perlahan sejalan dengan waktu dan dapat juga terjadi seketika. Yang secara perlahan terjadi bila seseorang sering terpapar dengan suara ber-volume keras seperti suara musik, mesin pemotong rumput, mesin pabrik, mesin kendaraan bermotor, dll. Suara keras terus menerus merusak struktur telinga tengah secara perlahan. Sedangkan yang terjadi seketika contohnya suara ledakan yang merusak struktur telinga tengah secara instan.
- Barotrauma, yaitu cedera akibat tekanan yang biasanya terjadi pada orang yang gemar menyelam.
- Trauma kepala, yang sering menyebabkan patahnya tulang temporal di tengkorak yang merusak organ di dalamnya.
- Penuaan (presbycusis). Pendengaran manusia menurun dan berkurang kemampuannya seiring dengan perubahan-perubahan pada telinga bagian tengah karena pertambahan usia. Prosesnya berjalan secara perlahan, merupakan kasus ringan sampai berat dan selalu bersifat permanen.
- Penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, terjadi pada penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit kardiovaskular lainnya, leukemia, rheumatoid arthritis, gagal ginjal, dll.
- Ménière disease, yaitu penyakit pada organ telinga manusia yang juga disertai dengan keluhan tinnitus dan vertigo.
- Acoustic neuroma, yaitu tumor-tumor yang dapat terjadi pada organ pendengaran manusia yang biasa disertai dengan keluhan tinnitus.
- Infeksi, termasuk yang terjadi pada bayi karena ibu terinfeksi selama kehamilan, atau anak terinfeksi pada usia baru lahir. Penyakit yang dimaksud di sini antara lain: mumps (gondongan), campak, influenza, herpes, syphilis, meningitis, dll.
- Obat-obatan ototoxic, yaitu obat yang dapat berpengaruh atau merusak pendengaran bila dikonsumsi berlebih, seperti: antibiotik (gentamicin, erythromycin, minocycline), diuretika (furosemide dan asam ethacrynic), salisilat (aspirin), NSAID (ibuprofen dan naproxen), & obat kanker.
Hearing loss dapat terjadi pada satu telinga saja atau pada keduanya. Dapat terjadi secara perlahan atau tiba-tiba. Hilangnya pendengaran juga dapat berupa kasus ringan sampai dengan barat atau sampai terjadi ketulian. Bila terjadi seketika dan terjadi ketulian, penderita akan langsung menyadari kondisinya. Tapi bila terjadi secara perlahan, sering kali tidak disadari oleh yang bersangkutan, melainkan orang lain yang menyadarinya. Berikut adalah tanda-tanda yang bisa terjadi:
- Gejala utama dan yang sering terjadi, berupa keluhan telinga seperti tersumbat, kesulitan mengerti apa yang orang lain ucapkan terutama bila ada background noise, mendengar TV atau radio dengan volume yang lebih besar dari biasanya, sampai menghindari interaksi sosial karena merasa stres akibat kondisi pendengarannya.
- Gejala lainnya yang dapat terjadi, seperti adanya tinnitus, nyeri pada telinga mulai dari rasa gatal sampai nyeri yang sangat, keluar cairan dari lubang telinga, serta dapat terjadi vertigo.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila tidak mengetahui terjadinya hearing loss, terjadi pertama kali dengan tanda-tanda yang tidak jelas.
- Penurunan pendengaran terjadi secara tiba-tiba, atau berlangsung lama, di mana hal ini termasuk kasus hearing emergency.
- Terjadi setelah mengalami cedera pada kepala.
- Bila ada benda asing di lubang telinga, dan tidak bisa untuk mengeluarkannya.
- Bila ada cairan keluar dari lubang telinga, terutama nanah atau darah.
- Bila disertai tinnitus dan/atau vertigo.
- Bila disertai dengan rasa nyeri.
- Bila terjadi setelah meminum obat-obatan tertentu.
Penegakan Diagnosis Hearing Loss
Selain memeriksa telinga dengan otoscope untuk melihat liang telinga dan gendang telinga, dokter bisa juga melakukan tes menggunakan garpu tala (tuning fork test) untuk menentukan jenis hearing loss yang diderita. Bisa juga dokter melakukan tes audimetri untuk mengukur derajat keparahan dari hearing loss. Lebih dalam lagi dokter akan memeriksa semua organ yang ada pada hidung, tenggorokan, kepala, dan leher. Bila diperlukan dokter bisa meminta pemeriksaan darah, CT-scan, bahkan MRI. Sebuah pemeriksaan khusus yang disebut ABR testing, mungkin dilakukan bila dicurigai adanya acoustic neuroma.
Penanganan Hearing Loss
Dilakukan Sendiri
- Bila memang sudah mengalami hearing loss, hindarilah aktivitas yang dapat membuat celaka akibat berkurangnya pendengaran seperti berkendara dan jalan sendirian.
- Bila terjadi karena sumbatan kotoran telinga, dapat menggunakan obat pelunak kotoran telinga yang dijual bebas di apotek. Hindari menggunakan cotton bud bila tidak benar-benar paham anatomi dari telinga.
- Gunakan obat penahan nyeri bila terasa nyeri atau obat anti vertigo bila terjadi keluhan vertigo.
- Bila hearing loss terjadi permanen, maka sangat bijaksana untuk menggunakan alat bantu dengar (hearing aid).
Dilakukan Dokter
- Dokter akan mengatasi dan mengobati keluhan yang terjadi sebagai penyerta terjadinya hearing loss.
- Bila terjadi karena sumbatan, dokter akan mengeluarkan benda yang menyumbat termasuk membersihkan kotoran telinga. Kotoran telinga yang keras tidak bisa langsung dikeluarkan dan dokter akan meresepkan obat tetes telinga untuk melunakkannya terlebih dahulu.
- Antibiotik diberikan bila ditemukan adanya infeksi.
- Bila merupakan kasus sudden sensorineural loss, dokter akan meresepkan steroid untuk diminum sampai dengan cara disuntikkan langsung ke telinga tengah.
Operasi
Tindakan operasi dapat dilakukan untuk kasus:
- Robek gendang telinga, dengan tindakan tympanoplasty.
- Menanam hearing device permanen, dengan melakukan cochlear implants. Ada yang masih membutuhkan alat di luar telinga, tapi generasi barunya disimpan di dalam saluran telinga sehingga tidak terlihat dari luar.
- Dislokasi atau patah tulang pendengaran, dengan operasi reparasi.
- Tumor, dengan tindakan pengangkatan tumornya.
Pencegahan Hearing Loss
- Hindari mendengarkan suara yang terlalu keras, apa lagi dilakukan dengan sering.
- Bila terpaksa bekerja pada tempat yang berisik, gunakan proteksi seperti earplugs atau earmuffs.
- Pelankan volume bila mendengarkan musik menggunakan earphone.
- Di dalam pesawat, secara teratur menguap atau menelan ludah. Bila sedang menderita flu, gunakan decongestant.
- Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam telinga.
- Tangani infeksi pada telinga sedini mungkin.
- Lengkapi vaksinasi dari penyakit yang dapat menyebabkan hearing loss.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain, karena rokok dapat mencetus penyakit yang merusak pembuluh darah.