Kesuburan atau fertilitas (fertility) merupakan masalah yang dapat saja terjadi pada semua orang sampai terbukti bahwa dirinya dapat memiliki keturunan. Sepasang suami-istri dikatakan memiliki masalah kesuburan bila tidak memiliki keturunan setelah mencoba untuk hamil setidaknya selama 1 tahun. Tapi bukan berarti bahwa pasangan tersebut tidak dapat memiliki anak sama sekali, karena ada yang akhirnya hamil pada tahun kedua tanpa intervensi medis. Untuk yang tetap tidak berhasil, intervensi medis dapat menolong banyak pasangan untuk akhirnya memiliki keturunan.
Fakta Tentang Kesuburan
- 10-15% pasangan di dunia mengalami masalah kesuburan.
- 50% masalah kesuburan disebabkan oleh masalah pada sistem reproduksi wanita, 35% disebabkan oleh masalah pada sistem reproduksi pria.
- 10% dari masalah kesuburan tidak dapat ditentukan penyebabnya, sementara 5% disebabkan oleh masalah yang tidak biasa.
- Seorang wanita berada pada kondisi paling subur adalah pada usia akhir 20-an. Setelah usia 35, kesuburannya mulai menurun dan meningkatkan resiko keguguran.
- Kesuburan pria juga menurun seiring usia, tapi proses penurunannya jauh lebih lambat dari wanita, ada yang mengatakan pria bisa membuahi sampai usia 98 tahun.
- Masalah kesuburan tidak akan menimbulkan gejala apa-apa, baik pada pria maupun pada wanita.
Bila disebabkan karena masalah pada sistem reproduksi wanita, penyebabnya bisa terdapat pada fallopian tube, pada rahim, pada cervix (leher rahim), atau pada kemampuannya untuk ovulasi. Kemampuan ovulasi mulai menurun sejak wanita memasuki usia 35 tahun karena suplai telur di dalam ovariumnya sudah mulai menua. Sementara bila disebabkan karena masalah pada sistem reproduksi pria, penyebabnya paling sering karena rendahnya jumlah sperma. Sepasang suami istri memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk hamil pada 3 tahun pertama mereka mencoba. Biasanya lebih dari 3 tahun mencoba, dengan catatan hubungan dilakukan rutin dan tidak menggunakan alat kontrasepsi; kemungkinan untuk terjadinya kehamilan menjadi sangat kecil bila tanpa diintervensi oleh medis.
Faktor Resiko Memiliki Masalah Kesuburan
Faktor resiko sepasang suami-istri memiliki masalah kesuburan sangat beragam, tapi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Usia wanita
Semakin tua seorang wanita, semakin sulit untuk hamil.
- Usia 20-24 tahun, 7% memiliki masalah kesuburan
- Usia 25-29 tahun, 9% memiliki masalah kesuburan
- Usia 30-34 tahun, 15% memiliki masalah kesuburan
- Usia 35-39 tahun, 22% memiliki masalah kesuburan
- Usia 40-44 tahun, 29% memiliki masalah kesuburan
2. Endometriosis
Endometriosis atau penyakit peradangan pada rahim yang sedang sampai berat.
3. Varicocele
Varicocele adalah kondisi membesarnya pembuluh darah di skrotum yang dapat mengganggu produksi sperma.
4. Cacat sejak lahir
Sebagian pria dan wanita memang terlahir dengan masalah atau kecacatan pada sistem reproduksi mereka.
5. Riwayat terpapar zat atau racun
Termasuk di sini adalah racun yang terdapat pada lingkungan, radiasi termasuk di dalamnya radiasi pada terapi kanker, serta paparan lama beberapa jenis obat-obatan termasuk obat-obat kemoterapi. Asap rokok yang terhirup baik rokok sendiri mau pun dari orang lain juga merupakan zat dan racun yang termasuk kategori ini.
6. Riwayat infeksi penyakit menular seksual
Orang yang pernah terkena penyakit menular seksual (PMS) atau sexual transmitted diseases (STD), seperti gonorrhea, chlamydia, dll., beresiko tinggi untuk memiliki masalah kesuburan.
7. Gaya hidup yang buruk
Sepasang suami istri yang subur, adalah mereka yang memiliki gaya hidup yang baik. Jadi bila memiliki gaya hidup yang buruk seperti diet tidak dikontrol, tidak melakukan olahraga, istirahat yang kurang, stres yang tinggi, dan hati tidak bahagia; juga menjadi faktor resiko untuk sulit terjadinya kehamilan.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila sudah berusaha selama 1 tahun terus menerus, tanpa mengguna alat kontrasepsi tapi tidak kunjung terjadi kehamilan.
- Bila wanitanya sudah berusia 35 tahun atau lebih, mencoba selama 6 bulan terus menerus, tanpa menggunakan alat kontrasepsi tapi tidak kunjung terjadi kehamilan.
- Bila mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya.
Pemeriksaan Penunjang
Dokter baru akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk masalah kesuburan bila sepasang suami-istri sudah mencoba untuk hamil tanpa alat kontrasepsi dengan berhubungan 2 atau 3 kali dalam seminggu. Bila wanita berusia di bawah 35 tahun waktu yang ditunggu adalah 1 tahun, sementara bila wanita berusia di atas 35 tahun waktu yang ditunggu adalah 6 bulan; sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang. Bila penyebab masalah kesuburan dapat ditentukan dengan jelas, maka biasanya dengan terapi dapat terjadi kehamilan. Namun bila semua test normal dan tidak dapat ditentukan masalahnya dengan jelas, biasanya intervensi medis tetap sulit untuk membantu terjadinya kehamilan.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Pemeriksaan kesehatan fisik, baik suami mau pun istri.
- Dokter akan bertanya kebiasaan dan gaya hidup seperti yang telah diuraikan di atas serta riwayat penyakit.
- Pemeriksaan darah dilakukan untuk keduanya untuk melihat kadar hormon. Ketidakseimbangan hormon pada wanita dapat mencetus masalah ovulasi, sementara pada pria dapat mencetus masalah pada produksi sperma.
- Akan dilakukan analisa sperma suami untuk menghitung jumlah sperma dan melihat morfologi sel spermanya.
- Bila semuanya normal, pemeriksaan lebih lanjut dilakukan dengan memeriksa langsung fungsi fallopian tube.
Penanganan Masalah Kesuburan
Beberapa masalah kesuburan termasuk yang mudah untuk ditangani, tapi memang sebagian lagi sulit bahkan ada yang tidak sama sekali sampai terjadi kehamilan. Bila harus mendapatkan intervensi medis yang dilakukan oleh dokter untuk membantu terjadinya kehamilan, adalah termasuk tindakan medis yang berbiaya tinggi dan tidak ter-cover oleh asuransi kesehatan. Satu hal yang harus dimengerti juga, bahwa bila berhasil terjadi kehamilan, tidak akan menjamin bayi yang dikandung sudah pasti sehat. Semakin tua usia ibu ketika hamil, akan semakin beresiko juga memiliki bayi yang bermasalah kesehatannya.
Dilakukan Sendiri
Jadi sebelum memutuskan untuk mendapatkan bantuan, bisa dicoba hal yang dapat dilakukan sendiri. Baru bila memang tidak kunjung berhasil, memutuskan untuk mendapatkan bantuan. Cara yang dapat dilakukan sendiri adalah:
- Membuat jarak waktu berhubungan suami-istri menjadi tiga hari sekali, karena sperma yang baik adalah yang matang setiap tiga hari sekali.
- Hindari olahraga yang terlalu berat, karena olahraga terlalu berat akan membuat seorang wanita ber-ovulasi lebih jarang; dan menekan produksi sperma pada pria.
- Mengestimasi waktu ovulasi yang jatuh pada hari ke-14 sebelum hari pertama mens bulan berikutnya. Hubungan yang dilakukan pada saat ovulasi akan memperbesar kemungkinan untuk terjadinya kehamilan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Mengamati perubahan lendir pada leher rahim, di mana ketika ovulasi akan terjadi perubahan pada lendir tersebut. Perubahan ini diamati dari keseharian sekret pada vagina.
- Mengamati suhu tubuh basal, di mana akan terjadi kenaikan sampai 1 derajat dari biasanya saat terjadi ovulasi. Waktu yang paling baik untuk mengamatinya adalah setiap pagi ketika bangun tidur.
- Atau menggunakan test strip mengetes kehadiran hormon LH (luteinizing hormone), hormon yang dikeluarkan tubuh ketika terjadinya ovulasi. Waktu yang paling baik untuk memeriksanya adalah ketika buang air kecil pertama kali setelah bangun tidur di pagi hari.
Dilakukan Dokter
Banyak hal yang dapat dilakukan dokter, tergantung dari penyebabnya, serta kesediaan pasangan untuk menjalani terapi atau intervensi medis. Intervensi medis ini memang meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya kehamilan, tapi juga meningkatkan kemungkinan memiliki anak kembar, bahkan kembar tiga atau lebih. Keberhasilan intervensi medis pada masalah kesuburan sangat tergantung pada keahlian dan pengalaman dokter serta teknologi yang digunakan. Berikut yang biasa dilakukan oleh dokter:
- Minum obat yang diberikan pada wanita ditujukan untuk mengobati beberapa jenis penyakit yang ditemukan serta membantunya ovulasi; atau pada pria untuk memperbaiki hormonalnya dalam memproduksi sperma yang baik.
- Melakukan Inseminasi buatan dengan mengantar sperma langsung ke dalam rahim atau fallopian tube. Hal ini biasa dilakukan pada kasus kualitas sperma yang kurang baik.
- Tindakan operasi, untuk kasus yang harus dikoreksi pada alat reproduksi wanita seperti membuka sumbatan yang terdapat pada fallopian tube dan membuang jaringan endometrial pada kasus endometriosis. Sementara operasi pada pria untuk mengkoreksi adanya varicocele (pembesaran pembuluh darah pada skrotum).
Assisted reproductive technology (ART)
Bila semua cara inisial terapi di atas gagal, maka pilihannya jatuh pada ART. ART juga tidak menjamin akan langsung terjadi kehamilan. Banyak pasangan yang mencobanya lebih dari satu kali sebelum akhirnya berhasil. Bila berhasil berkemungkinan 30% untuk memiliki anak kembar. Berikut jenis ART:
- IVF (In Vitro Fertilization) atau yang biasa dikenal dengan bayi tabung. Proses IVF dilakukan dengan mempertemukan sel sperma dan sel telur di laboratorium sampai terjadinya pembuahan. Dokter kemudian akan menanam beberapa telur yang telah dibuahi ke dalam rahim.
- ICSI (Intracytoplasmic sperm injection). Cara ini juga dilakukan di laboratorium dengan cara menyuntikkan sel sperma ke dalam 1 telur. Bila terjadi pembuahan, maka embryo akan ditanam ke dalam rahim.
- GIFT or ZIFT (gamete or zygote intrafallipian transfer). Adalah cara menggunakan sayatan kecil di dinding perut untuk mengantar telur dan sperma (pada GIFT) atau zygote (pada ZIFT) langsung ke fallopian tube.
Pencegahan Masalah Kesuburan
- Memutuskan untuk punya anak ketika wanita masih berusia di bawah 35 tahun.
- Bila menggunakan lubricant ketika berhubungan suami-istri, jangan menggunakan yang mengandung spermicide.
- Hindari berendam di air yang terlalu panas atau masuk ke sauna terlalu lama, karena suhu skrotum yang tinggi menurunkan produksi sperma.
- Tangani demam sedini mungkin karena sering menderita demam, akan memperlambat kematangan sperma.
- Pertahankan berat tubuh ideal. Terlalu kurus atau terlalu gemuk akan membuat seseorang menurun kesuburannya karena terjadi ketidakseimbangan hormon.
- Hindari konsumsi alkohol, berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain, serta jangan mengkonsumsi narkoba.
- Jangan menggunakan obat anti inflamasi non steroid (OAINS/NSAIDs) terlalu sering.
- Hindari terinfeksi penyakit menular seksual.