Lymphoma adalah sebutan singkat untuk kanker lymphatic atau getah bening. Lebih tepatnya kanker yang mengenai sistem limfatik atau sel-sel pertahanan tubuh yang disebut sebagai lymphocytes (limfosit). Ada sangat banyak jenis atau sub tipe dari lymphoma dengan pengelompokan yang terkadang berbeda antara satu pusat penelitian dengan pusat penelitian lainnya. Lymphoma tergolong kanker yang ganas karena dapat menyebar dengan sangat mudah ke seluruh bagian tubuh melalui jaringan sistem limfatik.
Fakta tentang Lymphoma
- Lymphoma dapat terjadi pada semua umur.
- Lymphoma dinobatkan menjadi jenis kanker yang mengenai darah terbanyak di AS. Merupakan peringkat 7 kanker pada dewasa dan peringkat 3 kanker pada anak.
- Di AS sampai akhir tahun 2017 ini diperkirakan akan ada 72.200 lebih kasus baru NHL dan 8.200 lebih kasus baru HL.
- Dari kasus-kasus tersebut, diperkirakan lebih 20.100 penderita NHL dan lebih dari 1.000 penderita HL akan meninggal sampai akhir 2017 ini.
- Kesembuhan HL lebih tinggi dibandingkan NHL.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang lymphoma, kita harus membahas terlebih dahulu mengenai lymphatic system atau sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem pertahanan (sistem imunitas) di dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari jaringan pembuluh limfatik yang mengangkut cairan lymph; mirip dengan jaringan pembuluh darah yang juga merata di seluruh tubuh. Di sepanjang sistem pembuluh limfatik tersebut terdapat banyak lymph nodes atau kelenjar getah bening (KGB). Cairan lymph yang mengandung sel-sel limfosit selain terdapat di dalam darah dan jaringan tubuh, ia juga mengalir melalui KGB dan organ-organ limfatik (lymphatic organ) lainnya termasuk spleen (limfa), tonsils (amandel), kelenjar thymus, dan bone marrow (sumsum tulang). Limfosit memiliki tugas untuk memerangi agen-agen infeksi dan sel-sel pra-kanker yang mungkin terdapat di dalam tubuh, sementara tugas KGB adalah sebagai saringan yang menangkap bakteri, virus, dan mikroba lainnya yang terangkut oleh cairan lymph. Pada lokasi infeksi ketika banyak mikroba tertangkap oleh KGB, maka KGB akan membesar dan meradang yang terkadang dapat teraba dan terlihat dari permukaan kulit. Baca dalam artikel lain tentang pembesaran atau peradangan KGB ini.
Dua Jenis Limfosit
Limfosit yang bertugas mengenali dan menghancurkan agen infeksi dan sel abnormal ini terdiri dari 2 sub tipe mayor yang dinamakan sebagai Limfosit B dan Limfosit T atau biasa disebut sebagai Sel B dan Sel T. Sel B bertugas memproduksi antibodi yaitu sejenis protein yang bersirkulasi di dalam sistem limfatik yang akan menempel pada pathogen (patogen) yaitu agen infeksi dan sel-sel abnormal. Hal ini menjadi sinyal bagi sel-sel lain dalam sistem imunitas untuk menghancurkannya. Sementara Sel T ketika teraktivasi akan langsung membunuh patogen yang juga bertugas mengontrol sistem imunitas tubuh agar tidak terjadi overactivity atau underactivity. Setelah ‘berperang’ melawan patogen beberapa sel B dan sel T akan ‘mengingat’ musuh mereka yang akan membuatnya lebih waspada bila musuh yang sama menyerang kembali. atau lymphoma terjadi bila sel-sel B dan sel-sel T mengalami transformasi dan tumbuh berkembang dengan tidak terkontrol.
Perjalanan Penyakit Lymphoma
Ketika sel-sel yang tadinya normal tersebut bermultiplikasi tidak terkontrol, mereka akan berkumpul di dalam satu atau lebih KGB atau di dalam jaringan limfatik lainnya seperti yang dijelaskan di atas menjadi tumor. Tumor yang ganas ini akan mengganggu sel-sel disekitarnya dengan menginvasi dan merampas asupan oksigen dan nutrisi, sampai fungsi sel-sel tetangganya tersebut menjadi rusak. Pada kasus lymphoma sel-sel limfosit yang tidak normal tersebut akan berpindah dari satu KGB ke KGB lainnya bahkan sampai ke organ lainnya melalui jaringan sistem limfatik. Seperti yang disebut di atas, lymphoma bisa terjadi di luar KGB dan organ limfosit dan disebut sebagai extranodal tumor.
Jenis-Jenis Lymphoma
Walau pun terdapat sangat banyak jenis dari lymphoma, secara garis besar terbagi 2 yaitu Hodgkin’s lymphoma (HL) yang disebut juga sebagai Hodgkin’s disease, dan jenis lainnya dari lymphoma yang masuk dalam kategori non-Hodgkin’s lymphomas atau (NHLs). Kedua jenis ini terjadi pada tempat yang sama, dengan gejala yang sama, bahkan memiliki hasil pemeriksaan fisik yang sama. Perbedaannya hanya bisa diamati pada level sel di bawah pemeriksaan mikroskop melalui proses biopsi d terdapat perbedaan pada cell surface markers-nya. HL terjadi dari abnormalitas spesifik keluarga sel B, sementara NHL dapat berasal dari sel B atau sel T abnormal yang ditandai oleh genetic markers yang unik. Hanya ada 5 sub tipe dari HL, sementara menurut klasifikasi WHO NHL memiliki 61 sub tipe. Dari jumlah subtipenya sudah dapat diketahui bahwa kasus NHL jauh lebih tinggi dari pada HL. Dan karena banyaknya sub tipe dari NHL ini, maka sulit sekali mengklasifikasikannya. Respon terhadap terapi dan prognosis berbeda-beda di antara sub tipe tersebut. Hal ini membuat pengklasifikasian menjadi sangat penting dan diperlukan untuk memilih terapi yang paling tepat serta untuk mengetahui prognosis penyakitnya.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Penyebab pasti dari lymphoma sampai sekarang masih belum diketahui. Adanya faktor resiko tidak semata-mata seseorang akan terkena lymphoma, karena banyak orang yang memiliki beberapa faktor resiko sampai akhir hayatnya tidak terkena lymphoma. Namun pada kelompok orang yang lain beberapa faktor memang ditengarai meningkatkan resikonya terkena lymphoma; seperti:
- Umur. Resiko terkena NHL meningkat seiring bertambahnya usia. HL yang terjadi pada orang tua diperkirakan terjadi karena keterlambatan diagnosis. Pada usia 2-24 tahun, insidensi lymphoma adalah 2.4 kasus dari 100 ribu, yang kemudian meningkat menjadi 46 kasus dari 100 ribu pada usia 60-64 tahun.
- Infeksi. Seperti HIV, Epstein-Barr virus (EBV), helicobacter pylori (bakteri di saluran pencernaan), dan virus hepatitis B serta virus hepatitis C. Semua jenis infeksi tersebut meningkatkan resiko seseorang terkena lymphoma.
- Kondisi melemahnya sistem imunitas. Di antaranya HIV dan AIDS, penyakit-penyakit autoimmune, terlalu sering menggunakan terapi penekan sistem imunitas seperti steroid, dan penyakit immunodeficiency lainnya.
- Terpapar zat kimia beracun. Seperti pestisida, herbisida, benzana atau cairan pelarut lainnya. Penggunaan pewarna rambut juga ditengarai sebagai penyebab meningkatnya insidensi dari lymphoma, terutama produksi sebelum tahun 1980-an.
- Genetik. Bila seseorang memiliki keturunan saudara kandung yang juga mengidap lymphoma.
Tanda dan Gejala Lymphoma
Walau pun banyak orang yang tidak mengeluhkan gejala apa-apa, tapi paling sering gejala diawali oleh pembesaran KGB yang tidak nyeri di bagian leher, ketiak, dan lipat paha (selangkangan). KGB dan organ limfosit di bagian tubuh lain juga mungkin membesar dan meradang seperti terjadi pembengkakan limfa yang mencetus rasa nyeri di perut. Pembesaran KGB ini lama-kelamaan akan menimbulkan rasa nyeri atau malah kebas karena menekan syaraf di sekitarnya. Keluhan lain sebenarnya mirip dengan beberapa penyakit seperti dapat juga terjadi demam, flue like syndrome, berat badan turun tanpa sebab, berkeringat pada malam hari, tidak bertenaga, hilang nafsu makan, nafas pendek, nyeri punggung, nyeri tulang, sakit kepala, kejang, sulit buang air kecil, serta gatal terutama pada tungkai bawah yang dikeluhkan oleh 25% penderitanya. Seseorang harus mencari pertolongan medis bila mendapati gejala-gejala di atas terutama bila gejala sering berulang dan susah untuk hilang sempurna seperti yang banyak dikeluhkan pada penderita lymphoma.
Penegakan Diagnosis Lymphoma
Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik seperti biasa, bila dokter mencurigai adanya kasus lymphoma, penderita akan diminta untuk memeriksakan darahnya untuk menilai fungsi organ-organ tubuh seperti liver dan ginjal. Akan diperiksa juga enzim lactate dehydrogenase (LDH), karena pada kasus NHL peningkatan LDH menjadi pertanda keagresifan dari penyakit. Dokter mungkin akan melakukan biopsi untuk memeriksakan jenis selnya di bawah mikroskop. Pemeriksaan sumsum tulang (bone marrow examination) juga sering dilakukan bila lymphoma sudah mengenai sumsum tulang. Pemeriksaan pencitraan seperti X-rays, 3D CT scan, dan MRI sumsum tulang belakang juga mungkin dilakukan. Untuk menilai metastasis atau penyebaran sel kanker, dokter mungkin akan melakukan Positron-emission tomographic (PET) scan.
Penentuan Staging dari Lymphoma
Penentuan HL lebih mudah yang ditentukan dari ukuran dan penyebarannya. Sementara NHL penentuannya lebih sulit. Panduan terbaru ditentukan melalui tampilan sel di bawah mikroskop dan lokasi tumbuhnya. Penentuan ini diperlukan untuk memilih jenis terapi dan penentuan prognosis penyakit. Pembagian grading adalah: low grade, intermediate grade, dan high grade yang ditentukan berdasarkan kecepatan tumbuh dan penyebarannya. Semakin tinggi grade akan semakin sulit untuk disembuhkan. Sementara penentuan staging atau stadium dilakukan sbb.:
- Stage I. Terjadi pada satu KGB atau setidaknya pada satu area limfatik saja.
- Stage IE. Bila kanker ditemukan pada satu area atau satu organ di luar sistem limfatik (extranodal tumor).
- Stage II. Terjadi pada dua atau lebih KGB pada area limfatik yang sama.
- Stage IIE. Seperti II, tapi kanker juga ditemukan di organ lain pada area sisi diafragma yang sama (atas atau bawah).
- Stage III. Terjadi pada 2 atau lebih area limfatik atau satu KGB dan satu organ pada 2 sisi diafragma yang berbeda.
- Stage IV. Terjadi di luar KGB, di luar limfa, dan sudah menyebar ke area lain di tubuh seperti sumsum tulang, tulang, dan sistem syaraf pusat.
- Bila kanker ditemukan di limfa (spleen), maka huruf “S” ditambahkan ke dalam penomoran staging di atas.
Penanganan Lymphoma
Tidak ada yang dapat dilakukan penderita lymphoma selain berdiskusi intensif dengan dokter yang menanganinya untuk pilihan terapi terbaik yang sudah tentu dengan resiko dan manfaat dari setiap terapi. Dokter yang menangani lymphoma terdiri dari oncologist (ahli kanker), hematologist (ahli darah), pathologist (ahli patologi), dan radiation oncologist (ahli radiologi keganasan). Terapi yang akan dipilih sangat tergantung kepada tipe lymphoma, grading and staging, usia, kondisi kesehatan secara umum, dan riwayat terapi kanker sebelumnya. Target terapi lymphoma bukan menyembuhkan tapi mencegah dan menunda remisi atau kambuhan. Semakin awal sebuah kasus lymphoma ditangani maka akan semakin baik juga prognosis untuk tidak terjadi remisi. Remisi dapat terjadi dalam hitungan bulan, tahun, atau tidak pernah terjadi yang disebut sebagai durable remission dan menandakan keberhasilan terapi.
Berikut terapi yang dapat dilakukan oleh para dokter:
- Kombinasi dari chemotherapy dan terapi radiasi.
- Biological therapy (immunotherapy) yang mentarget struktur sel lymphoma. Terapi yang semakin banyak dipraktekkan saat ini.
- Terapi yang masih dalam tahap penelitian seperti stem cell transplantation dan stem cell therapy.
Penutup
Seperti juga banyak jenis-jenis kanker lain yang penyebabnya pastinya sulit untuk dipastikan, lymphoma lebih baik untuk dicegah dari pada diobati. Caranya adalah dengan menjauhi sebisa mungkin semua faktor resiko yang dijelaskan di atas. Serta sudah tentu dengan menjalani gaya hidup yang sehat.
Copyright - IKM 2017-10