Sirosis hepatis atau yang biasa dikenal di Indonesia dengan istilah pengerasan liver atau hati, adalah suatu kondisi serius kerusakan liver. Liver adalah salah satu organ pada sistem pencernaan kita dengan fungsi yang sangat banyak seperti yang diuraikan di bawah. Bila seseorang menderita sirosis, maka jaringan liver yang sehat tergantikan dengan jaringan rusak (scar tissue). Jaringan rusak ini akan menghalangi liver untuk bekerja sebagaimana harusnya sehingga terjadi gagal liver yang dikenal dengan end-stage liver disease. Sirosis hepatis dapat menyebabkan kematian, tapi penanganan dini dapat mencegah kerusakan liver lebih lanjut.
Fakta Tentang Sirosis Hepatis
- 30-50% kasus sirosis ternyata tidak ditemukan penyebabnya secara pasti.
- Di dunia penyebab utama sirosis hepatis adalah infeksi virus Hepatitis A dan Hepatitis B, tapi di AS yang paling sering adalah karena konsumsi alkohol dan infeksi Hepatitis C.
- Beberapa keluarga memiliki kecendrungan lebih besar bagi anggotanya untuk terkena sirosis hepatis.
- Banyak orang yang baru sadar mengalami sirosis sampai timbul komplikasi, karena sirosis bisa tanpa keluhan.
- Sampai saat ini belum ada cara untuk menyembuhkan sirosis hepatis. Tapi bila kerusakannya tidak begitu parah, sel-sel di liver dapat sembuh dengan sendirinya.
Liver adalah organ terbesar di dalam tubuh manusia, terletak di bagian atas sebelah kanan dari rongga perut di bawah paru-paru kanan dengan ukuran sekitar sebesar bola kaki. Tugas liver sangat kompleks dan sangat vital terhadap kelangsungan hidup seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan sehat, maka liver-nya harus dalam kondisi prima. Berikut adalah beberapa fungsi dari liver:
- Membuat beberapa zat termasuk cairan empedu untuk mencerna lemak, zat pertahanan tubuh dari infeksi, dan faktor pembekuan darah untuk membantu menghentikan perdarahan.
- Menyaring racun-racun yang terdapat di dalam darah.
- Memecah dan memetabolisme obat-obatan dan alkohol.
- Mengontrol jumlah gula, protein dan lemak di dalam darah.
- Tempat penyimpanan sementara glikogen, protein, dan mineral termasuk zat besi.
Proses Kerusakan Liver
Liver dapat rusak karena satu kejadian sebagai kasus akut (jangka pendek) seperti hepatitis. Tapi dapat juga menjadi kerusakan kronis (jangka yang lama) seperti karena mengkonsumsi alkohol. Liver akan merespon kerusakan selnya dengan menciptakan peradangan yang mengakibatkan jaringan liver menjadi menciut. Scar tissue yang terjadi akan menyumbat aliran darah yang menuju ke sel-sel di liver menyebabkan sel-sel tersebut kemudian mati. Dengan menciutnya dan berkurangnya sel-sel liver, membuat fungsi liver menjadi menurun atau malah berhenti berfungsi sama sekali. Kondisi seperti inilah yang kemudian disebut sebagai sirosis hepatis.
Sirosis hepatis dapat disebabkan oleh banyak kondisi seperti berikut ini:
- Kecanduan dan mengkonsumsi alkohol dalam waktu lama.
- Hepatitis karena infeksi yang kronis, seperti Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, D dan E.
- Tersumbatnya saluran empedu yang disebut sebagai primary biliary cirrhosis yang biasa diderita oleh wanita usia 35-60 tahun. Saluran empedu mengangkut cairan empedu dari liver ke saluran pencernaan, bila ia tersumbat, cairan empedu akan berbalik dan merusak liver. Sumbatan saluran empedu juga dapat terjadi pada bayi yang baru lahir yang disebut biliary atresia.
- Penyakit autoimun yang diberi nama autoimmune cirrhosis seperti hepatitis autoimun dan primary sclerosing cholangitis (PSC).
- Nonalcoholic fatty liver. Yang juga bernama steatohepatitis adalah kondisi di mana lemak menumpuk di liver dan merusak sel-sel liver. Sirosis karena penyebab ini dapat mencetus kencing manis, obesitas, penyakit jantung koroner (coronary artery disease), dan malnutrisi protein.
- Penyakit turunan seperti Wilson’s disease, cystic fibrosis, atau hemochromatosis yang dapat mengganggu metabolisme di dalam liver. Penyakit tersebut jarang, tapi bisa sangat membahayakan jiwa.
- Karena infeksi lain oleh bakteri atau parasit.
- Karena penyakit jantung yang dinamakan cardiac cirrhosis. Terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan baik membuat darah dapat tertumpuk di dalam liver sampai dapat merusak sel-sel liver. Penyebabnya paling sering karena kerusakan katup jantung, karena merokok, dan karena infeksi pada otot jantung (endocarditis) atau infeksi pembungkus jantung (pericarditis). Awalnya terjadi pembengkakan liver, lalu kemudian liver menjadi mengeras dan terasa amat sangat sakit.
- Serta yang jarang karena reaksi hebat dari penggunaan obat-obatan dalam waktu lama atau terpapar racun seperti arsenic.
Komplikasi Sirosis Hepatis
Rusaknya fungsi liver hingga terjadi sirosis hepatis akan mempengaruhi tubuh pada banyak cara dengan mencetus berbagai komplikasi sebagai berikut:
- Hipertensi portal (portal hypertension). Scar tissue yang terjadi bisa menekan pembuluh darah vena di dalam liver sehingga menciptakan tekanan tinggi di dalam liver. Hal ini juga dapat mencetus kerusakan paru-paru yang dinamakan hepatopulmonary syndrome.
- Perdarahan di dalam pencernaan (gastrointestinal bleeding). Kondisi ini karena seperti pada nomor satu di atas yang akan menyebabkan darah berbalik ke arah usus dan organ abdomen lainnya, sehingga dapat terbentuk varises dan mencetus perdarahan di dalam usus.
- Retensi cairan. Masih karena terjadi hipertensi portal, akan terjadi tekanan tinggi dari cairan di dalam liver sehingga berbalik dan terakumulasi di dalam abdomen (rongga perut) yang disebut ascites dan pada paru-paru yang disebut hepatic hydrothorax. Kondisi ini dapat mencetus rasa nyeri, bengkak, kesulitan bernafas dan dehidrasi.
- Hepatorenal syndrome (sindroma liver-ginjal). Karena ginjal menduga sudah terjadi dehidrasi, maka ginjal berusaha untuk menahan cairan untuk keluar melalui urin yang justru menyebabkan cairan jadi tambah terakumulasi di paru-paru, tungkai, bahkan di seluruh tubuh. Untuk alasan yang belum dapat dipastikan, sirosis hepatis dapat mencetus kerusakan ginjal dengan proses kerusakan yang lambat dan bertahap, sampai terjadi gagal ginjal.
- Infeksi. Akumulasi cairan yang tidak tersalurkan tersebut dapat terinfeksi sehingga mencetus komplikasi bacterial peritonitis atau infeksi peritonium (jaringan pembungkus organ perut). Selain itu tubuh juga rentan terkena infeksi-infeksi lainnya karena liver gagal memproduksi zat-zat yang dibutuhkan untuk melawan infeksi.
- Hepatic encephalopathy. Adalah kondisi di mana racun hasil metabolisme (metabolit) akan menumpuk pada aliran darah karena liver gagal untuk membuangnya. Penumpukan racun ini akan menyebabkan penderitanya berprilaku aneh, selalu mengantuk, bingung, dan kehilangan kemampuan untuk mengurusi dirinya sendiri.
- Pada akhirnya semua penderita sirosis hepatis sangat rentan terkena kanker liver dengan jenis hepatocellular carcinoma.
Tanda dan Gejala Sirosis Hepatis
Pada tahap awal dari sirosis hepatis, biasanya tanpa gejala. Tapi seiring dengan memburuknya kondisi liver, beberapa gejala mulai bermunculan. Gejala juga tergantung dari komplikasi yang muncul akibat sirosis itu sendiri seperti yang sudah diuraikan di atas. Secara umum gejalanya dapat berupa; merasa lemah (fatigue), mudah mengantuk, mual dan muntah, diare, bintik-bintik merah kecil dengan garis-garis halus seperti sarang laba-laba yang disebut spider angiomas, mudah terjadi biru-biru di kulit, turun berat badan, terjadi kuning pada kulit dan mata, demam, gatal-gatal yang tidak jelas di sekujur tubuh (karena pengaruh metabolit dari cairan empedu), perdarahan gusi dan mimisan, bengkak pada abdomen yang disebut ascites, nyeri pada perut, perdarahan pada saluran cerna, terjadi wasir, sulit bernafas, bengkak pada tungkai, sensitif terhadap pengobatan, merasa bingung, menurunnya gairah seks, pada wanita terjadi gangguan menstruasi, pada pria terjadi pembesaran payudara dan pembengkakan skrotum, dll.
Baca artikel lain di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Karena gejala sirosis hepatis biasanya baru muncul setelah komplikasinya datang, maka ketika mengalami gejala-gejala seperti di atas, harus segera mencari pertolongan medis. Terutama bila ada tanda-tanda yang nyata seperti perut membuncit disertai nyeri, tungkai bengkak, perdarahan pada pencernaan serta terjadi kekuningan di kulit dan mata.
Penegakan Diagnosis Sirosis Hepatis
Diagnosis sirosis hepatis ditegakkan dokter selain dengan pemeriksaan fisik juga dengan pemeriksaan darah terutama untuk memeriksa fungsi liver. Dapat juga dilakukan pemeriksaan tambahan melihat kondisi jaringan liver seperti menggunakan USG, CT scan, MRI serta terkadang dokter juga melakukan biopsi liver. Sekarang sering dilakukan pemeriksaan spesifik untuk sirosis hepatis (saya tidak menguraikannya dalam artikel ini) seperti antinuclear antibody (ANA), anti-smooth-muscle antibody (ASMA), antimitochondrial antibody (AMA), ferritin dan iron test, blood alcohol level (BAL) test, serta alpha1-antitrypsin level.
Penanganan Sirosis Hepatis
Sampai saat ini belum ada cara untuk menyembuhkan sirosis hepatis, karena tidak ada cara untuk memperbaiki sel liver yang sudah rusak. Walaupun bila kerusakan masih minimal, sel-sel liver bisa sembuh dengan sendirinya. Yang hanya bisa dilakukan dunia medis saat ini adalah mencegah kerusakan semakin meluas dan mempertahankan fungsi sel yang masih sehat, atau melakukan transplantasi liver.
Dilakukan Sendiri
Harus ada usaha dari penderita sendiri untuk mengupayakan penanganan yang maksimal karena harus merubah gaya hidupnya. Semua yang buruk diganti dengan gaya hidup yang baik yaitu diet yang diatur termasuk di dalamnya menghindari alkohol dan berhenti merokok. Kemudian harus melakukan aktivitas fisik dan olahraga ang rutin dan terukur, istirahat yang cukup, stres yang terkontrol, serta hati yang bahagia. Penderita juga harus secara rutin kontrol ke dokter dan melengkapi vaksinasi dewasanya agar terhindar dari penyakit yang dapat memperburuk kondisi livernya. Vaksinasi yang dapat diberikan adalah Hepatitis B, Hepatitis A, Pneumococcus, dan influenza. Spesifik untuk sirosis hepatisnya, penderita harus mengkonsumsi diet rendah garam dan jangan sembarangan meminum obat-obatan dan jamu-jamuan tanpa konsultasi kepada dokter terlebih dahulu.
Dilakukan Dokter
Terapi yang diberikan dokter sangat tergantung dengan komplikasi yang muncul. Dari mulai mengatasi keluhan penderita sampai mengatasi kondisi komplikasinya (saya tidak membahas secara dalam mengenai obat-obatnya di sini).
Operasi
Satu-satunya operasi yang terbukti dapat meningkatkan ketahanan hidup penderita adalah dengan transplantasi liver. Sebagian besar orang yang menjalani transplantasi liver mengalami keberhasilan.
Pencegahan Sirosis Hepatis
Cara paling bijaksana mencegah sirosis hepatis adalah dengan menjauhi semua hal yang dapat dihindari seperti yang sudah dibahas di atas.
©IKM 2017-12