Istilah bau badan akan langsung diasosikan kepada bau yang tidak sedap dan mengganggu. Padahal setiap orang memiliki bau badan yang unik dan tidak selalu sampai mengganggu orang di sekitarnya. Karena ada juga bau badan yang biasa, bahkan cendrung tidak tercium sama sekali. Sebagian orang bisa berkeringat tanpa mengeluar-kan bau badan, sementara sebagian lagi ada yang memiliki bau badan, padahal hanya sedikit berkeringat atau bahkan tidak bekeringat sama sekali. Ternyata banyak faktor yang melatarbelakangi bau badan dan munculnya bau badan seseorang. Serta ada juga banyak cara agar tidak memiliki bau badan atau setidaknya bau badan tidak sampai mengganggu keseharian seseorang.
Berkeringat pada dasarnya usaha tubuh untuk menurunkan suhu tubuh, karena sebagian besar bagian dari keringat adalah air, dan air adalah penghantar panas yang baik. Dulu dimengerti bahwa pria lebih banyak berkeringat dibandingkan wanita. Ternyata banyak sedikitnya keringat tidak tergantung pada jenis kelamin, tetapi lebih kepada tinggi rendahnya aktivitas fisik dan besar kecilnya massa tubuh. Di mana orang yang beraktivitas fisik berat lebih berkeringat dibandingkan yang tidak, dan yang gemuk lebih berkeringat dibandingkan yang kurus; terlepas dia seorang laki-laki atau perempuan.
Ada 2 kelenjar yang dapat memproduksi keringat dengan keunikannya sendiri.
- Kelenjar eccrine yang merupakan produsen utama keringat dengan kandungan tambahannya berupa garam, protein, urea, dan amonia. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, dahi, dan ketiak.
- Kelenjar apocrine adalah kelenjar dengan ukuran lebih besar dan banyak terdapat pada ketiak, selangkangan, dan dada, dekat dengan folikel rambut tubuh.
Faktor Genetik Mempengaruhi Bau Badan
Ternyata bau badan juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Gen pada manusia yang bertanggung jawab terhadap bau badan tersebut diberi label ABCC11. Gen tersebut menentukan apakah mengeluarkan zat kimia penyebab bau badan pada tubuh seseorang atau tidak, dan kecendrungan ini diturunkan secara genetik. Gen yang sama juga menentukan apakah seseorang memiliki kotoran telinga yang kering atau basah. Mereka yang memiliki kotoran telinga kering, juga mengeluarkan sedikit zat kimia penyebab bau badan dari tubuhnya. Zat kimia tersebut dapat muncul pada seluruh permukaan tubuh dan sangat disenangi oleh bakteri. Dari seluruh populasi orang di dunia, ada 2% yang tubuhnya tidak mengeluarkan bau, karena tidak memiliki gen ABCC11.
Faktor genetik ternyata bukan hanya menentukan diproduksinya zat kimia penyebab bau badan, tetapi juga mempengaruhi reaksi seseorang terhadap sebuah jenis bau, termasuk bau badan diri sendiri maupun orang lain. Tidak semua bau badan dianggap mengganggu oleh sekelompok orang. Bahkan penelitian sudah membuktikan bila seseorang memiliki hanya 1 copy dari gen OR7D4 di dalam tubuhnya, malah merasa bau badan beraroma manis, dibandingkan orang lainnya yang memiliki 2 copy atau lebih gen OR7D4 yang merasa bau badan itu bau yang mengganggu. Bahkan ada orang yang tidak memiliki gen OR7D4, di mana mereka tidak mencium bau badan sama sekali. Penelitian ini dilakukan menggunakan senyawa steroid androstenone dan androstadienone, dua senyawa yang secara alami dikeluarkan bersama keringat.
Bau Badan Seiring Pertambahan Usia
Selain berkeringat dan faktor genetik, pertambahan usia juga merubah bau badan seseorang. Bayi merupakan usia dengan bau badan yang segar, jauh dari bau tidak sedap. Lalu bau badan tidak sedap mulai muncul ketika pubertas karena faktor hormonal, tapi berkurang saat sudah selesai masa pubertas. Bau badan muncul kembali ketika memasuki usia manula. Pada manula terjadi banyak pemecahan asam lemak tidak jenuh omega-7 dengan produk sisanya yang disebut 2-nonenal yang memberikan bau khas pada manula. Proses ini terjadi sekitar usia 40-an dan semakin bertambah seiring usia. Bau khas tersebut bukan berarti merupakan bau tidak sedap, tetapi hanya “berbeda”. Banyak orang yang tidak keberatan dengan bau pada tubuh manula, terutama pasangan sesama manula.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Kalau sudah faktor genetik yang memang ada di dalam sistem tubuh seseorang, atau karena faktor usia, maka tidak mungkin untuk dirubah. Sehingga yang memiliki bau badan harus menggunakan cara untuk menghilangkan atau mencegah, setidaknya mengurangi, atau paling minimal untuk menyamarkan bau badannya. Tapi, bau badan seseorang dapat berubah dan perubahan tersebut dapat terjadi dengan tiba-tiba. Penyebabnya bisa satu atau gabungan dari kondisi-kondisi sbb.:
- Terlalu banyak berkeringat
- Pubertas, karena hormon & kelenjar keringat lebih aktif
- Higienitas diri yang buruk menyebabkan bakteri pada kulit tumbuh lebih banyak
- Wanita yang sedang ovulasi atau hamil
- Obat-obatan yang menyebabkan perubahan hormonal
- Makanan yang dikonsumsi
- Terkena penyakit tertentu
- Faktor stres.
Tidak semua penyebab perubahan tersebut berbahaya, tetapi perubahan bau badan harus menjadi perhatian yang bersangkutan karena dapat menjadi tanda kondisi medis yang harus mendapatkan penanganan. Lokasi bau badan yang bisa berubah adalah pada daerah ketiak, kaki, pusar, genital, serta mulut dan kerongkongan. Biasanya juga diiringi oleh perubahan bau pada kotoran telinga, urin, feses, dan cairan-cairan genitalia. Perubahan tersebut bisa menjadi lebih berbau busuk, asam, amis, pahit, bahkan juga berbau manis. Akan dibahas di bawah faktor penyebab perubahan bau badan yang umum terjadi.
Penyakit dan Bau Badan
- Kencing manis adalah penyakit yang paling sering memberikan perubahan bau badan. Bau ini terutama tercium dari nafas, keringat, dan urin penderitanya, yang sangat kentara berbau seperti buah terutama bila sudah terjadi kondisi diabetic ketoacidosis yaitu kondisi gula darah yang sudah sangat tinggi. Suatu kondisi gawat darurat medis harus mendapatkan pertolongan segera karena dapat menyebabkan kematian.
- Infeksi bakteri memberikan perubahan bau badan yang tercium busuk. Paling sering terjadi pada infeksi kulit, infeksi telinga tengah (congek), infeksi vagina, serta infeksi pada paru-paru.
- Infeksi jamur memberikan perubahan bau badan yang tercium asam. Paling sering terjadi adalah pada kaki karena infeksi jamur kaki (athlete’s foot) dan pada vagina karena infeksi vagina.
Siklus Menstruasi atau Kehamilan dan Bau Badan
- Siklus menstruasi pada wanita, dapat menyebabkan perubahan bau badan. Bukan berarti berbau tidak sedap, tetapi secara biologis ditujukan untuk lebih menarik lawan jenis, karena perubahan ini terjadi pada masa ovulasi atau masa subur. Bau tersebut secara tidak disadari membuat pasangannya lebih tertarik dibandingkan waktu lain di luar masa ovulasi. Bau pada vagina juga berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi.
- Kehamilan pada wanita menjadi kondisi sebaliknya, yang akan memberikan perubahan bau badan wanita yang juga biasanya tidak disadari oleh pasangannya membuat menurunnya keinginan (libido).
Stres dan Bau Badan
Kondisi stres dan kecemasan tinggi dapat menyebabkan seseorang lebih banyak bekeringat walaupun kondisi tidak panas dan sedang beraktivitas fisik sehingga lebih memperbesar kemungkinan munculnya bau badan tidak sedap. Apa lagi bila yang bersangkutan memiliki kecendrungan hyperhidrosis atau keringat berlebih (baca dalam artikel lainnya), bila ditambah dengan faktor stres akan lebih membuatnya rentan memiliki bau badan tidak sedap. Kondisi social anxiety atau kecemasan saat berada di tengah banyak orang, juga akan membuat penderitanya memproduksi keringat lebih banyak.
Bau Badan dan Makanan
Diet seseorang secara keseluruhan mempengaruhi bau badan, bahkan ini menjadi kekhasan bau badan ras tertentu tekait kebiasaan jenis makanan yang dikonsumsi, sbb.:
- Banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran akan mengurangi bahkan menghilangkan bau badan tidak sedap, walaupun berkeringat sangat banyak.
- Diet tinggi karbohidrat mengurangi bau badan yang tidak sedap.
- Sementara diet tinggi daging akan menghasilkan bau badan lebih tidak sedap.
- Bawang putih, bawang merah, dan bawang bombai akan membuat bau badan, karena hasil metabolisme dari bawang tersebut disenangi bakteri di kulit penyebab bau badan.
- Banyak mengkonsumsi makanan padas akan membuat keringat diproduksi lebih banyak, karena capsaicin yang terdapat pada makanan pedas “menipu” otak yang mengira suhu tubuh sedang naik.
- Alkohol juga dapat “menipu” otak yang mengira tubuh sedang beraktivitas fisik membuat keringat diproduksi lebih banyak. Hal ini terjadi karena alkohol membuat pembuluh darah melebar seperti kondisi berolahraga.
Mengatasi Bau Badan
Mungkin yang paling penting dari semuanya adalah mengatasi bau badan. Mulai dari mencegah, mengurangi, sampai menyamarkan baunya.
- Antiperspirants dan deodorant. Bisa menggunakan Antiperspirant untuk menahan atau mengurangi keluarnya keringat, dan deodorant untuk membantu menyamarkan bau yang muncul. Pilihlah antiperspirant dengan zat aktif selain aluminum karena bila bereaksi dengan garam di keringat menimbulkan warna kuning pada pakaian. Pilih juga deodorant sesuai usia untuk menyamarkan bau sesuai dengan bau yang biasa muncul seperti bahasan di atas.
- Hidup lebih higienis seperti mengganti kaus kaki secara reguler tidak menunggunya sampai lembab/bau. Lalu rajin mencuci area tubuh yang rentan menimbulkan bau seperti ketiak, selangkangan, dan kaki. Serta mandi rutin setiap hari dan setiap setelah banyak keringat.
- Merubah pola diet agar lebih mengkonsumsi makanan yang tidak menimbulkan bau badan atau menimbulkan lebih banyak keringat. Terutama bila sedang harus bertemu banyak orang pada sebuah acara.
- Mengenakan pakaian sesuai cuaca dan lingkungan. Hindari mengenakan pakaian ketat dan tebal pada cuaca dan lingkungan panas karena akan membuat tubuh lebih banyak mengeluarkan keringat.
- Pergunakan zat pengusir nyamuk bila memiliki bau badan berlebih karena nyamuk menggunakan panduan bau kelenjar apocrine untuk mencari mangsanya.
- Konsultasikan kepada dokter bila dirasa bau badan sudah tidak bisa diatasi sendiri, karena mungkin merupakan tanda adanya kondisi tubuh yang memang harus mendapatkan perhatian medis.
©IKM 2023-07